Pertumbuhan Investor Harus Seirama Literasi

NERACA

Jakarta – Di balik pesatnya pertumbuhan investor lokal di pasar modal, harus dibarengi dengan peningkatan literasi. Hal ini dimaksudkan agar basis investor lokal tidak hanya kuat tetapi juga berkualitas,”Jumlah investor yang meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir harus dibarengi dengan peningkatan literasi sehingga investor tidak sekedar ikut-ikutan dalam menentukan keputusan investasinya,”kata Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Uriep Budhi Prasetyo di Jakarta, kemarin.

Diakuinya, pertumbuhan investor ini tidak sebanding dengan tingkat literasinya. Hal ini jadi tantangan di tahun berikutnya dan metodologi perseroan bagaimana supaya tingkat literasinya ini juga meningkat. Berdasarkan data KSEI, jumlah investor pasar modal pada 2019 mencapai 2,48 juta investor. Lalu pada 2020 meningkat 56,21% menjadi 3,88 juta investor. Pada 2021, jumlah investor pasar modal menjadi 7,49 juta atau melonjak 92,99% dari tahun sebelumnya.

Per 16 Desember 2022, jumlah investor pasar modal telah menembus 10 juta investor, tepatnya mencapai 10,24 juta investor atau meningkat 36,7% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, tingkat inklusi keuangan di pasar modal mencapai 5,19% pada tahun ini, meningkat dibandingkan posisi pada 2019 sebesar 1,55%.

Kendati demikian, tingkat literasi pasar modal tercatat mengalami penyusutan dari 4,97% pada 2019 menjadi 4,11% pada 2022. Tingkat literasi tahun ini juga lebih rendah dibanding tahun 2016 sebesar 4,4%."Kita khawatir kalau literasinya tidak meningkat, tapi transaksinya justru meningkat. Investor ini juga biasanya pas rugi ribut, tapi kalau untung diam. Makanya kita butuh edukasi," kata Uriep.

Implementasi simplifikasi pembukaan rekening efek, memang memberikan dampak cukup besar bagi peningkatan jumlah investor pasar modal terlebih pada masa pandemi COVID-19. Hal itu terlihat dari peningkatan yang cukup signifikan pada 2020-2021, dengan pertumbuhan lebih dari 100 persen. Peningkatan jumlah investor sejak 2019 hingga 2021 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

Industri reksadana sebagai penyumbang jumlah investor terbesar di pasar modal memperlihatkan tren peningkatan signifikan yaitu 36,04% menjadi 9,3 juta investor. Dari jumlah tersebut, sekitar 80% merupakan investor dari selling agent financial technology (fintech), yang 99,9%nya merupakan investor individu lokal. Investor ritel juga mendominasi transaksi subscription dan redemption yang mencapai lebih dari 80%.

Reksadana pasar uang merupakan reksadana dengan jumlah investor terbanyak yaitu sebesar 2,47 juta investor, diikuti oleh reksadana pendapatan tetap dengan jumlah investor sebesar 934 ribu. Kemudahan dalam melakukan transaksi merupakan dampak dari peningkatan transaksi dan pertumbuhan investor reksa dana.

Dominasi investor lokal juga terlihat pada kepemilikan investor lokal di tiap jenis instrumen investasi pasar modal, baik saham maupun surat berharga lainnya yang tercatat pada sistem KSEI. Saham sektor keuangan menempati posisi teratas dari sisi jumlah investor yaitu sebesar 939 ribu investor, diikuti oleh sektor infrastruktur yang dimiliki oleh 750 ribu investor.

BERITA TERKAIT

Bidik Pasar Ojek Online - Green Power Borong 10 Ribu Unit Motor Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan pendapatan, PT Green Power Tbk. (LABA) lewat anak usahanya PT Sustainable Energy Development Trading (SEDT)…

Agung Podomoro Cetak Marketing Sales Rp445 Miliar

NERACA Jakarta – Sampai dengan April 2025, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan marketing sales sebesar Rp 445 miliar…

Siapkan Capex Rp1 Triliun - Kalbe Farma Targetkan Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengaku optimis akan pertumbuhan bisnis di tahun ini, meski ditegah…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Bidik Pasar Ojek Online - Green Power Borong 10 Ribu Unit Motor Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan pendapatan, PT Green Power Tbk. (LABA) lewat anak usahanya PT Sustainable Energy Development Trading (SEDT)…

Agung Podomoro Cetak Marketing Sales Rp445 Miliar

NERACA Jakarta – Sampai dengan April 2025, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan marketing sales sebesar Rp 445 miliar…

Siapkan Capex Rp1 Triliun - Kalbe Farma Targetkan Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengaku optimis akan pertumbuhan bisnis di tahun ini, meski ditegah…