Kuartal tiga 2022, PT Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company (ULTJ) mencatatkan pendapatan Rp 5,678 triliun, meningkat 18,4 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 4,79 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Sementara emiten produsen susu merek ultra milk ini juga membukukan peningkatan pendapatan dikontribusikan produk susu 16,5% hingga kuartal III 2022, sedangkan produk teh dan minuman kesehatan menyumbang 19,7% dari total pendapatan. Namun laba kotor menurun dari Rp 1,69 triliun menjadi Rp 1,85 triliun karena kenaikan bahan baku.

Hingga 30 September 2022 total aset PT Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company tercatat sebesar Rp 8,05 triliun. Presiden Direktur PT Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company, Sabana Prawirawidjaja mengatakan perseroan mengantisiapasi penyesuaian harga Desember ini untuk menjaga kenaikan biaya material dan efisiensi, sehingga dampaknya belum dirasakan pada akhir tahun 2022.

Adapun belanja modal PT Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company (ULTJ) yang terserap hingga kuartal III 2022 sebesar Rp 232 triliun untuk proyek pengembangan seperti distribution center (DC), kantor, dan perluasan jangka panjang. Sebelumnya PT Ultrajaya Milk Industry dan Trading Company (ULTJ), telah membagikan dividen tunai sebesar Rp 25 per saham senilai Rp 259,95 miliar. Dividend payout ratio (DPR) mencapai 22,73% atau lebih tinggi daripada tahun buku 2019 sebesar 13,48 persen ketika ULTJ menyetor dividen sebesar Rp 12 per saham.