Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) awal September 2022 berujung pada kenaikan inflasi. Kondisi ini yang menjadi kekhawatiran akan mempengaruhi daya beli masyarakat dan begitu juga bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Uni Nur (45) pemilik katering masakan padang ini menuturkan, dampak kenaikan harga BBM subsidi akan berpengaruh pada biaya bahan baku yang ikut naik, juga transportasi dan logistik."Sudah pasti bagi kita para UMKM sangat berdampak karena harga bahan baku terkerek naik dan begitu juga kan kirim barang ke pelanggan lain pakai bensin," ujarnya.
Kebijakan ini juga dinilai akan melemahkan ekonomi para UMKM. Pasalnya bahan baku naik terutama gas elpiji dan minyak. Selain itu, biaya produksi dinilai akan meningkat mengingat semua bahan baku naik drastis. Mengantisipasi itu pihaknya mengaku jauh hari harus menaikkan harga pokok penjualan (HPP). "Jadi nanti ketika semua bahan baku naik setidaknya kita masih dapat keuntungan walaupun tipis misal Rp2.000 per makanan," jelasnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan Dadang (49), pedagang tahu keliling di Kota Serang ini merasa keberatan dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi—Pertalite dan Solar."Keberatan banget buat kami pedagang kecil. Kalau untuk pemilik mobil menengah ke atas ya wajar-wajar aja. Kalau buat pedagang kecil ya sangat prihatin,"ujarnya.
Oleh karena itu, dirinya mengaku tak tega menaikkan harga meski pendapatannya menurun sejak kenaikan harga BBM ini, Pasalnya, kebanyakan yang beli adalah pelanggan dan kasian, mereka kan juga pendapatannya nggak ikut naik. Bahkan, sejak saat itu dirinya mengalami penurunan pembeli mencapai 20%. Hal ini terjadi lantaran para konsumennya tengah meminimalisir konsumsi.
Cerita yang sama juga dialami Santi, pedagang kantin di daerah Kuningan Jakarta Selatan ini mengeluhkan dampak kenaikan harga BBM dan bahkan mengaku berniat menaikkan harga jual produknya. Namun, dirinya masih enggan melakukannya lantaran tak enak dengan para pelanggannya.”Mau naik ya tapi kan nggak enak sama pelanggan. Jadi, ya mungkin yaudah lah biar tanggung aja dulu. Yang penting semuanya lancar dan tetap bisa jualan," ujar.
Oleh karena itu, hingga kini dia masih mempertahankan harga jualnya. Hal ini berimbas pada peningkatan modal hariannya. Apalagi dirinya masih memiliki pinjaman modal ke perbankan yang harus dilunasi, seperti di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Berangkat dari upaya memberdayakan umat lewat pengembangan UMMK, BSI terus memberikan pendampingan dan termasuk relaksasi dan restrkturisasi kredit bagi UMKM saat pandemi Covid-19 melanda.
Dukungan BSI dalam pemberdayaan UMKM, tidak hanya sekedar memuhi target bisnis tetapi komitmen memberdayakan jutaan umat lewat UMKM. Hal ini sangat berasalan karena peran UMKM sama sekali tidak bisa dianggap remeh dan dipandang sebelah mata. Bahkan perannya sangatlah penting, dimana UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan juga menyerap jutaan tenaga kerja. Tidak hanya itu, UMKM juga berkontribusi sebesar 60,51% bagi produk domestik bruto (PDB) serta menyumbang 15,65% ekspor non-migas. Jika dilihat dari jumlah usaha yang ada di Indonesia, 99% didominasi oleh UMKM, yaitu sebesar 64,2 juta pelaku usaha.
Melihat besarnya jutaan umat bergantung roda ekonominya dari bisnis UMKM, BSI terus menjangkau luas akses layanan keuangan ditengah tantangan munculnya pelaku industri financial teknology(fintech) dan belum lagi maraknya pelaku pinjaman online (pinjol) illegal yang membidik akar rumput di sektor UMKM.
Kata Direktur Retail Banking PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), Kokok Alun Akbar, dukungan dan komitmen perseroan mengembangkan dan memajukan UMKM satu di antaranya melalui pembiaayan, baik melalui program KUR, mikro non-subsidi, dan SME. Kedua, transaksi keuangan syariah. Mulai dari pembukaan tabungan, giro, cash management system (CMS), QRIS, maupun EDS untuk mendukung transaksi keuangan berdasarkan prinsip syariah. Ketiga, capacity building UMKM, terutama untuk melakukan pelatihan dan pendampingan yang melalui UMKM center manajemen, baik di bidang manajemen keuangan, produksi, dan sebagainya.
Keempat, peningkatan akses pasar go digital. BSI bekerja sama dengan salah satu e-commerce untuk memberdayakan UMKM go digital. Dalam hal ini, perseroan menargetkan 1.000 UMKM go digital dan sudah terealisasi hampir 600 UMKM go digital. “Kita membantu teman-teman UMKM dari berjualan secara offline, kemudian kita bantu menjadi online di platform e-commerce,” ujarnya.
Kelima, BSI memperbanyak kerja sama khususnya untuk agen bank melalui BSI Smart Agen. Dimana BSI Smart Agen merupakan agen-agen BSI yang bisa memberikan layanan perbankan, seperti pembukaan rekening, setoran tunai, tarik tunai, transfer, pembayaran meliputi listrik, air, maupun tv berbayar, serta pembelian berupa token listrik, pulsa, paket data, dan sebagainya.“Langkah ini dilakukan untuk menambah pendapatan UMKM. Karena fee bank kita bagi dua, 50% untuk bank dan 50 persen untuk teman-teman UMKM yang bisa menjadi BSI Smart Agen,”tuturnya.
Keenam, penguatan halal value chain. BSI terus meningkatkan bagaimana UMKM ini bisa berkiprah dalam halal value chain dengan berbagai pola pengembangan, baik pola kemitraan, cluster, ekosistem, maupun platform digital dan sebagainya. Selain itu, BSi juga bekerja sama dengan kementerian, kelembagaan, dan korporasi swasta. Tak ketinggalan, perseroan juga menguak strategi yang perseroan lakukan dalam mendukung UMKM, satu di antara tiga strategi adalah berupa pembiayaan yang berkesinambungan.
Selain pembiayaan berkesinambungan, strategi kedua yang dilakukan BRIS adalah pemberdayaan UMKM Centre & Portal UMKM. Strategi ini dilakukan baik melalui pelatihan dan pendampingan, informasi dan konsultasi, display dan market place, co-working space, komunitas UMKM BSI, maupun campaign UMKM BSI. Terakhir, strategi ketiga BSI untuk mendukung UMKM, yakni berupa penguatan akses pasar. Strategi ini dilakukan melalui UMKM Expo, pelatihan go digital, kemitraan, avalis dan off taker, ekosistem, hingga sinergi dengan pemerintah.
Disampaikannya, dibandingkan dengan rata-rata dunia, perempuan Indonesia memiliki rasio kepemilikan usaha yang lebih tinggi. Data dari Google dan Kantar pada tahun 2020 menunjukkan saat ini respons perempuan-perempuan di Indonesia semakin positif untuk berwirausaha. Dimana jumlah perempuan di Indonesia yang telah berwirausaha sebanyak 49%, dan perempuan yang ingin berwirausaha pada masa yang akan datang sebanyak 45%. Perempuan yang memanfaatkan digital juga cukup banyak yaitu sekitar 35% dari seluruh penjualan online Indonesia.
Terkait dengan penjualan secara online, masih banyak UMKM yang belum memanfaatkan teknologi digital dalam melaksanakan usahanya, dimana diperkirakan baru sebanyak 24% UMKM yang telah menggunakan e-commerce dalam melakukan pemasaran produknya. Padahal potensi ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025, yaitu sebesar Rp1.738 triliun.
Dengan demikian salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM termasuk kaum perempuan adalah dengan melakukan transformasi usaha melalui pemanfaatan teknologi digital. Namun, peralihan pemanfaatan teknologi digital tidak dapat dilakukan begitu saja, namun perlu diiringi dengan peningkatan kualitas produk, kapasitas produksi, serta literasi digital agar mampu melakukan transaksi daring secara optimal.
Perluas Akses Layanan Digital
Ya, dukungan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memberdayakan dan mengembangkan bisnis mikro dengan massif terus dilakukan sebagai mitra bisnis. Hery Gunardi, Direktur Utama BSI menuturkan, UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia perlu terus dikuatkan. Karena di tengah krisis akibat pandemi dan ancaman resesi global, UMKM akan sanget rentan dari sisi permodalan. Langkah ini juga menjadi komitmen dukungan agar UMKM di Tanah Air terus bertumbuh dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional di tengah tantangan kondisi ekonomi dan ancaman resesi global.
Bagi BSI sendiri, perseroan telah menyalurkan pembiayaan untuk segmen UMKM mencapai Rp40,8 Triliun nasional dengan kualitas pembiayaan yang sangat baik. Nilai tersebut sekitar 23,05% dari total portofolio pembiayaan BSI. Selain itu, lanjutnya, perseroan akan terus berperan aktif sebagai salah satu pemain di industri keuangan syariah dalam mendukung penguatan pemulihan ekonomi nasional, khususnya pengembangan ekonomi syariah.
UMKM Center yang dibangun di beberapa kota, disampaikan Hery, senjadi bagian dari upaya BSI membentuk ekosistem UMKM yang unggul dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha di segmen tersebut diharapkan bisa membawa kemaslahatan di berbagai sektor. “Karena memang salah satu tujuan kami adalah memperkuat ketahanan ekonomi syariah dan industri halal. Ke depan, kami pun akan lebih mengaktifkan peran BSI UMKM Center dengan memberikan pelatihan dan pembinaan kepada UMKM. Sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai co-working space bagi pelaku usaha dan sarana inkubasi para pelaku UMKM," pungkas Herry.
Selain itu, fasilitas dan layanan di UMKM Center BSI juga diharapkan menjadi wadah bagi pelaku UMKM agar mendapatkan pelatihan, pembinaan, pembiayaan hingga membantu proses pemasaran produk. Dengan demikian diharapkan pelaku UMKM yang memanfaatkan program tersebut dapat naik kelas dan meningkatkan skala usahanya. Di antaranya melalui optimalisasi potensi bisnis hingga dukungan proses digitalisasi usaha.
Masih dalam meningkatkan layanan agar UMKM naik kelas, perseroan juga menghadirkan portal Salam Digital untuk mendorong agar pelaku usaha mikro dan masyarakat dapat mengakses layanan pembiayaan dan transaksi perbankan syariah lebih mudah dan cepat.
Salam Digital berisi informasi produk mikro meliputi KUR dan BSI Usaha Mikro (non KUR) serta formulir pengajuan pembiayaan mikro BSI yang terhubung dengan kantor cabang BSI diseluruh Indonesia. Disampaikan Direktur Retail BSI, Ngatari, kehadiran portal Salam Digital akan membawa nilai-nilai modernitas dan digital dalam penyediaan pembiayaan dengan prinsip-prinsip syariah yang selalu mengedepankan kehati-hatian dalam menjalankan aktivitas bisnis.
Menurut Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, kehadiran portal Salam Digital merupakan cara dari BSI untuk mempercepat terciptanya ekosistem bisnis mikro di Indonesia. Karenanya dibutuhkan kolaborasi yang cepat dan tepat antara BSI dan para pelaku bisnis mikro guna memperkuat supply chain dari hulu ke hilir.“Kedepannya kita akan mendorong pembiayaan BSI memiliki outprint untuk ikut berkontribusi memperkuat ketahanan pangan nasional, melalui model pembiayaan mikro yang berbasis KUR maupun yang non KUR khususnya kepada tanaman pangan yang sifatnya primer agar negeri ini tetap memiliki kedaulatan pangan dengan cara penyaluran pembiayaan yang sustain dan memaksimalkan potensi islamic ecosystem supply chain,” ucap Anton Sukarna.
Sebagai informasi, kinerja bisnis mikro BSI per 30 September 2022 memiliki portofolio outstanding sebesar Rp 18,1 triliun dan tumbuh sebesar 37,32 % . BSI terus berkomitmen mendorong pertumbuhan segmen UMKM, melalui peningkatan pembiayaan yang saat ini sudah mencapai Rp39,4 triliun secara nasional dengan kualitas yang tetap terjaga. Nilai tersebut merupakan 23,05% dari total penyaluran pembiayaan BSI.
Melengkapi fasilitas ibadah bagi penghuninya, perusahaan properti PT Jakarta Garden City menghadirkan masjid Jakarta Garden yang diresmikan langsung Gubernur Jakarta…
Perusahaan pengembang properti, Summarecon kembali memperkenalkan hunian premium keluarga terbarunya yang berada di kawasan Summarecon Mutiara Makassar (SMM). Berlokasi strategis…
Genjot pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar di Indonesia lebih luas lagi, TCL, pemimpin global dalam teknologi elektronik dan produk pintar…
Melengkapi fasilitas ibadah bagi penghuninya, perusahaan properti PT Jakarta Garden City menghadirkan masjid Jakarta Garden yang diresmikan langsung Gubernur Jakarta…
Perusahaan pengembang properti, Summarecon kembali memperkenalkan hunian premium keluarga terbarunya yang berada di kawasan Summarecon Mutiara Makassar (SMM). Berlokasi strategis…
Genjot pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar di Indonesia lebih luas lagi, TCL, pemimpin global dalam teknologi elektronik dan produk pintar…