Kinerja APBN Terjaga

Oleh: Sri Mulyani Indrawati

Menteri Keuangan

Kinerja baik APBN berlanjut hingga Oktober 2022. APBN hadir di masyarakat, melalui belanja negara dan pembiayaan investasi yang terakselerasi. Realisasi belanja negara per Oktober sebesar Rp2.351,1 triliun (75,7 persen dari pagu target APBN sesuai Perpres 98/2022 (Pagu)) atau. tumbuh 14,2  persen (yoy). Melalui Belanja Negara, APBN sebagai shock absorber melindungi masyarakat, mendukung sektor prioritas dan mendorong pemulihan ekonomi. 

Pandemi Covid-19 global terkendali namun kasus harian domestik kembali meningkat. Peningkatan kasus domestik perlu diantisipasi dengan akselerasi program vaksinasi/boosters, di mana hingga 22 November 2022 tercatat vaksin telah diberikan kepada 205,3 juta orang (75,9 persen) untuk dosis 1, 172,8 juta orang (63,8 persen) dosis 2, dan 66,9 juta orang (24,8 persen) untuk vaksin boosters.

Kemudian, outlook ekonomi global melemah, terkonfirmasi dengan indikator manufaktur PMI global bulan Oktober (49,4) yang kontraktif dan menurun (PMI September 49,8). Harga komoditas global masih tinggi dan cenderung volatile. Pelemahan demand mulai memengaruhi harga energi, sementara beberapa komoditas pangan mulai menunjukkan tendensi kenaikan kembali. Sementara itu, tekanan inflasi di banyak negara maju masih tinggi, sehingga kenaikan suku bunga acuan masih dilakukan di banyak negara.

Pada sisi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia yaitu 5 persen berturut-turut selama 4 kuartal. Kuartal terakhir tahun lalu juga  tumbuh di atas 5 persen, maka perekonomian Indonesia sudah 6,6 persen di atas pre-pandemic level yaitu tahun 2019. Ini termasuk pemulihan yang relatif kuat dan cepat, dibandingkan banyak negara lain yang bahkan banyak atau beberapa yang masih belum, termasuk Inggris very very late, sampai hari ini mereka hampir belum pulih pada level pre-pandemic level. Negara emerging biasanya bisa tumbuh lebih cepat. Tapi di sini, Thailand dan Jepang masih di bawah dari pre-pandemic level.

Di tengah pelemahan tersebut, pemulihan ekonomi Indonesia merupakan salah satu yang paling kuat di antara negara G-20 dan ASEAN-6. Pertumbuhan ekonomi kuartal III 5,72 persen (yoy), lebih tinggi dari ekspektasi. Sejalan dengan hal tersebut, ekonomi Indonesia di tahun 2022 diperkirakan masih akan tumbuh lebih baik. Demikian pula sebagaimana yang diproyeksikan oleh lembaga internasional terkemuka seperti ADB (5,4 persen), IMF (5,3 persen), Bloomberg (5,2 persen), Bank Dunia (5,1 persen), dan yang terbaru OECD (5,3 persen).

Di tengah beragam tantangan, kinerja APBN hingga Oktober 2022 tetap positif dan terkendali, ditopang pendapatan yang sangat baik. Sementara itu, belanja negara tumbuh, namun perlu tetap terus diakselerasi. Pengelolaan fiskal yang inklusif dan pruden di tengah kondisi kenaikan suku bunga dan pelemahan nilai tukar, mendorong penurunan kebutuhan pembiayaan. Secara keseluruhan, APBN 2022 berkinerja baik, namun berbagai ketidakpastian dan risiko akibat tekanan global harus diwaspadai dan dimitigasi. (APBN Kita edisi November 2022). 
 
Pemulihan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap kuat di tengah pelemahan prospek ekonomi global. Dari sisi eksternal, tren surplus neraca perdagangan terus berlanjut hingga memasuki bulan ke-30, yaitu pada bulan Oktober surplus sebesar USD5,67 miliar. Ekspor dan impor bulan Oktober 2022 tumbuh positif didukung naiknya ekspor migas dan non migas, di mana ekspor tumbuh 12,30 persen (yoy) dan impor tumbuh 17,44 persen (yoy) dari tahun sebelumnya namun mengalami penurunan 3,40 persen (mtm) dibandingkan bulan September 2022.

Prospek pertumbuhan jangka pendek masih cukup kuat, terefleksi baik pada sisi konsumsi maupun produksi. Indeks penjualan ritel masih cukup kuat turut menopang pemulihan ekonomi, yaitu sebesar 4,5 persen (yoy) pada bulan Oktober. Indeks Keyakinan Konsumen bulan Oktober semakin meningkat sejalan dengan optimisme pemulihan ekonomi Indonesia, yaitu 120,3 per 22 Oktober 2022, serta belanja masyarakat dilihat dari Mandiri Spending Index masih terus terjaga di angka 126,6 per 23 Oktober 2022.

Dari sisi produksi dan investasi, PMI Manufaktur Indonesia terus ekspansi selama 14 bulan berturut-turut, meski menurun di bulan Oktober mencapai 51,8. Selanjutnya, konsumsi listrik bulan Oktober tumbuh masih tinggi terutama untuk kegiatan bisnis dan industri yaitu12,5 persen (yoy) dan 5,7 persen (yoy). Selanjutnya, kapasitas produksi untuk manufaktur dan pertambangan terus meningkat, mendekati level sebelum pandemi.

Sementara itu, arus keluar di Pasar Obligasi (emerging market and development market) masih berlanjut. Pasar keuangan domestik ikut terdampak dan mempengaruhi cost of fund. Menurunnya inflasi AS pada Oktober 2022 ke level 7,7 persen turut memberi sinyal perlambatan kenaikan FFR yang mendorong asing masuk ke pasar obligasi negara EM termasuk Indonesia pada November 2022. Seiring perbaikan kondisi, pasar obligasi Indonesia di November mencatat inflow Rp10,66 triliun (mtd), sementara pada Oktober terjadi outflow Rp17,03 triliun (mtd).

 

BERITA TERKAIT

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

BERITA LAINNYA DI

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…