NERACA
Jakarta – Lantaran tidak memenuhi kewajiban, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara (suspensi) atas perdagangan efek PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL) mulai sesi pertama pada perdagangan Selasa (27/9) hingga pengumuman lebih lanjut. Informasi tersebut disampaikan BEIdalam keterbukaan informasi di Jakarta, kemarin.
Kadiv. Penilaian Perusahaan 2, Vera Florida dan Kadiv. Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari A meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan. Penghentian sementara perdagangan efek HOTL dilakukan di pasar reguler dan tunai dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasi.
Dijelaskan berdasarkan surat No. Peng-SPT-00018/BEI.PP2/09-2022 penghentian sementara perdagangan efek HOTL adalah sehubungan dengan tidak dipenuhinya kewajiban PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL) dan adanya ketidak pastian atas kelangsungan usaha perseroan. Emiten yang bergerak dibidang perhotelan ini mengoperasikan Saraswati Borobudur Hotel yang berlokasi di Magelang. Perseroan juga memiliki anak perusahaan yaitu PT. Cakrawala Mitra Usaha yang merupakan perusahaan pengelola hotel.
Terdapat empat perusahaan lainnya yang menjadi anak perusahaan PT. Cakrawala Mitra Usaha yaitu pertama, PT. Tiara Inti Mulia sebagai developer hotel Anantara Uluwatu; kedua, PT. Cakrawala Usaha Nusantara sebagai developer hotel Best Western Kuta Beach. Ketiga, PT. Bina Buana Sarana sebagai developer hotel Westin Ubud; dan keempat, PT. Pratika Nugraha sebagai developer hotel Sarasvati Seminyak.
untuk diketahui, Saraswati Griya Lestari belum menyampaikan laporan keuangan yang berakhir per Desember 2021. Terakhir, perseroan mempublikasikan laporan keuangan per 30 September 2021, di mana pendapatan usaha tercatat turun 12,3% menjadi Rp 36,47 miliar.
Perseroan membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 27,02 miliar, mengecil dari rugi pada periode sama tahun sebelumnya Rp 33,61 miliar. Entitas induk utama perusahaan adalah PT Tiara Realty (TR) yang merupakan pemegang saham, yang mempunyai kepemilikan saham sebesar 55,54% pada tanggal 30 September 2021. Hotel-hotel milik perseroan di antaranya Hotel Anantara Uluwatu Bali, Hotel Westin Ubud, Hotel Best Western Kuta, dan Hotel Saraswati Borobudur.
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…