NERACA
Jakarta – Semester pertama 2022, PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA) membukukan laba bersih Rp71,059 miliar atau melambung 1461% dibanding periode sama tahun 2021 yang tercatat Rp4,55 miliar. Hasil itu mengangkat laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ke level Rp23,69, sedangkan akhir Juni 2021 berada di level Rp3,03. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan tanpa audit di Jakarta, kemarin.
Selain itu, pendapatan perseroan juga melonjak naik 479,4% menjadi Rp432,52 miliar yang semua berasal dari jasa konstruksi. Adapun pemberi kerja terbesar, PT Sinar Mas Agro Resources and Technologi Tbk (SMAR) dengan porsi 82,72% dari total pendapatan. Walau beban pokok pendapatan bengkak 597% menjadi Rp328,61 miliar, tapi laba kotor melejit 261,5% menjadi Rp94,912 miliar.
Sementara itu, kewajiban bengkak 55,8% dibanding akhir tahun 2021 menjadi Rp304,22 miliar. Pemicunya, beban akrual melonjak 358% menjadi Rp142,68 miliar. Sehingga aset tumbuh 14,04% menjadi Rp885,8 miliar. Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan dapat meraih kontrak lebih dari Rp 1 triliun. Direktur dan Corporate Secretary PBS, Vincentius Susanto seperti dikutip kontan pernah bilang, optimistis dapat mencatatkan kinerja lebih baik di tahun ini. Hal tersebut salah satunya ditunjukkan dari revenue (pendapatan) yang telah mencapai lebih dari Rp 200 miliar per kuartal I 2022.
Target tersebut meningkat pesat jika dibandingkan realisasi pendapatan PBS di tahun lalu. Padahal, di tahun 2021, PBS mencatatkan pendapatan sebesar Rp 279,16 miliar, yang mengalami penurunan dari pendapatan tahun 2020 sebesar Rp 552,6 miliar. Kemudian guna mewujudkan optimisme tersebut, PBS juga terus mengikuti tender-tender proyek yang memungkinkan bagi perusahaan.
Disebutkan, proyek-proyek PBS tersebar di berbagai daerah di Indonesia, antara lain di wilayah Sumatera (Dumai, Lampung dan Medan-Sei Mangkei), Kalimantan Selatan (Tarjun), Kalimantan Barat (Kenari, Kapuas, Sejiram, dan Badau), Kalimantan Timur (Melak), Banten (Serang), Jawa Barat (Marunda, Bogor dan Karawang), dan Jakarta.
Saat ini, perseroan sedang fokus menggarap Tank Farm di Sei Mangkei (Sumatera Utara) yakni proyek milik Unilever, serta Shell Warehouse dan KCP di Dumai (Riau). Beberapa klien baru juga telah diperoleh PBS diantaranya dari First Resources Group, PT Socimas, PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Unilever Oleochemical Indonesia. Asal tahu saja, perseroan memiliki kegiatan usaha utama di bidang konstruksi bangunan, infrastruktur, mekanikal, dan elektrika.
Lalu jenis proyek yang PBS kerjakan antara lain pembangunan tangki, laboratorium, refinery, glycerin, KCP, dan proyek yang berhubungan dengan sipil, mekanikal serta elektrikal.
Perusahaan pengembang properti, Summarecon kembali memperkenalkan hunian premium keluarga terbarunya yang berada di kawasan Summarecon Mutiara Makassar (SMM). Berlokasi strategis…
Genjot pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar di Indonesia lebih luas lagi, TCL, pemimpin global dalam teknologi elektronik dan produk pintar…
Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) membukukan laba bersih konsolidasian di kuartal pertama 2025 sebesar Rp761,3 miliar, berbalik arah…
Perusahaan pengembang properti, Summarecon kembali memperkenalkan hunian premium keluarga terbarunya yang berada di kawasan Summarecon Mutiara Makassar (SMM). Berlokasi strategis…
Genjot pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar di Indonesia lebih luas lagi, TCL, pemimpin global dalam teknologi elektronik dan produk pintar…
Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) membukukan laba bersih konsolidasian di kuartal pertama 2025 sebesar Rp761,3 miliar, berbalik arah…