Jakarta - Pertamina melalui Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML) terus berkomitmen mendorong kemampuan industri nasional untuk berperan aktifdalam pengembangan hulu migas nasional. Komitmen tersebut diwujudkan Pertamina dalam Forum Kapasitas Nasional (Forkapnas) 2022 yang diselenggarakan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
NERACA
PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) sebagai perwakilan SH IML menyampaikan berbagai peluang bagi industri nasional untukmelakukan sinergi. PIS dan PTK menyajikan informasi PTK menyajikan informasi terkait bisnis dan operasional perusahaan mulai dari prestasi 11 ruteglobal, milestone perusahaan, pemanfaatan teknologi EDTP di perkapalan, penanganan tumpahan minyak oleh PTK, green shipping, dan lainnya.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan Forkapnas 2022 diharapkan dapat menjadi wadah komunikasi antara Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha Hulu Migas dan Perusahaan Jasa Pendukung baik perusahaan nasional maupun lokal sehinggadapat menciptakan multiplier effect.
Direktur Niaga PIS Arief Sukmara menyatakan partisipasi PIS di Forkapnas 2022 diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pertumbuhan perekonomian nasional. PIS secara khusus juga membuka peluang kerja sama dengan KKKS maupun industri pendukung lainnya.
“Ini merupakan partisipasi pertama PIS di forum kapasitas nasional, dan kami sangat bergembira dengan ramainya peserta dan para pemangku kepentingan yang hadir di acara,” ujar Arief Sukmara.
Direktur Utama PTK, Nepos Pakpahan menambahkan adanya Forkapnas 2022 ini memberikan kesempatan bagi PTK untuk menginformasikan variasi layanan yang disediakan perusahaan, sekaligus menangkap peluang kerja sama dengan perusahaan nasional yang berpartisipasi di Forkapnas.
Sehingga dengan berpartisipasi dalam Forkapnas 2022, Pertamina berkomitmen untuk memastikan bendera Indonesia di kapal-kapal kebanggaan PIS bisa terus berkibar di kancah global.
Selain itu, Pertamina terus berusaha meningkatkan produksi migas untuk menjaga ketahanan energi nasional. Pada tahun 2022, Pertamina menargetkan produksi migas mencapai 1.047 MBOEPD atau naik 17 persen dibanding tahun lalu.
“Hingga akhir Mei 2022, produksi migas Pertamina telah mencapai 966 MBOEPD atau 8 persen di atas produksi tahun 2021,” ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati
Peningkatan produksi migas Pertamina didorong oleh pengeboran sumur yang agresif, baik sumur baru, sumur pengembangan maupun work over & well service. Pada tahun 2022, Pertamina akan mengebor lebih agresif dengan 813 sumur pengembangan atau naik 232 persen dibanding tahun lalu, 29 sumur eksplorasi (naik 242 persen) dan 26.467 work over & well service (naik 161 persen).
“Kalau kita melihat ketahanan energi, tidak hanya melihat stok di hilir tapi yang harus kita jaga adalah produksi di hulu, karena ini digunakan sebagai feedstok bagi kilang-kilang. Jadi ketahanan energi harus kita jaga dimulai dari hulu,” tutur Nicke.
Upaya optimasi performa hulu di tahun 2022 lainnya dilakukan Pertamina dengan reaktivasi sumur suspended, potensi eksplorasi discovery Manpatu-01 (Gas Discovery) di Mahakam dan Sungai Gelam Timur-01 (oil discovery) di Jambi serta berbagai program cost optimization.
Lebih lanjut, sektor hulu migas Indonesia berhasil melakukan investasi yang cukup masif di tahun 2021. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi investasi di 2021 mencapai US$10,7 milyar atau sekitar Rp155 triliun (pada kurs US$1 = Rp14.500). Jumlah ini meningkat dibanding realisasi investasi tahun 2020 yang berada pada angka US$10,5 milyar.
"Ini menunjukkan komitmen sektor hulu migas untuk tetap melakukan investasi yang masif meski sedang dalam masa pandemi yang tentunya membatasi gerak semua pihak. Investasi yang cukup besar ini dilakukan karena kami menyadari sepenuhnya bahwa ke depan kebutuhan terhadap migas akan semakin besar jadi kita harus bekerja keras dari hari ini," ujar kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.
Kebutuhan akan investasi tersebut akan semakin meningkat ke depannya untuk mencapai target besar industri hulu migas, yaitu pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030.
Dwi pun mengatakan seluruh pemangku kepentingan perlu melakukan usaha bersama untuk menciptakan iklim investasi yang mendukung pencapaian target besar tersebut. “Diperlukan perbaikan fiskal untuk meningkatkan investasi migas ke depan dan mendukung program 1 Juta BOPD Minyak dan 12 BSCFD Gas di tahun 2030.
Dampak positif dari peningkatan produksi migas nasional akan mengurangi current account deficit (CAD), menjaga ketahanan energi nasional, menciptakan lapangan kerja dan penguatan kapasitas perusahaan nasional penunjang industri hulu migas," ujar Dwi.
NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…
NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…
NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…
NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…
NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…
NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…