Operasikan Blok Semai di Papua - MNC Energy Akuisisi 85% Saham Suma Sarana

NERACA

Jakarta- Pacu ekspansi bisnisnya, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) akan mengakuisisi 85% saham PT Suma Sarana, perusahaan migas pemilik Production Sharing Contract (PSC) Blok Semai III di Papua, dan memiliki 100% dari Participating Interest (PI) di PSC Blok Semai III. Blok Semai III ditaksir memiliki 30 triliun cubic feet (TCF) sumber daya gas yang belum teruji.

Head of Investor Relations IATA, Natassha Yunita dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, pihaknya akan mengundang operator internasional untuk bermitra dalam mengoperasikan Blok Semai III.”Hal ini menjadi salah satu strategi dalam rangka mengurangi belanja modal dan meningkatkan efisiensi produksi,”ujarnya.

Disampaikannya, proses akuisisi dilakukan secara dua tahap. Tahap pertama, PT Bhakti Migas Resources (BMR), anak usaha perseroan membeli langsung sebanyak 49% saham yang difokuskan pada investasi minyak dan gas.“BMR merupakan salah satu pilar utama IATA selain PT Bhakti Coal Resources (BCR),” kata dia.

Sedangkan sisannya, yakni 36%, melalui tahap kedua, diakuisisi oleh BMR dalam bentuk PPJB (Pengikatan Perjanjian Jual Beli) dimana kemudian akan ditingkatkan menjadi AJB (Akta Jual Beli - Final) setelah memperoleh persetujuan Pemerintah untuk perubahan Pemegang Saham Pengendali. Setelah pemerintah menyetujui akuisisi 36%, IATA melalui BMR akan menguasai 85% saham Suma Sarana.

Asal tahu saja, perseroan belum lama ini mengagendakan perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya dan termasuk melunasi tagihan PT MNC Investama Tbk (BHIT), melalui penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue dengan melepas sebanyak 14.840.555.748 lembar saham seri B bernominal Rp50 per lembar.

Disebutkan aksi korporasi right issue itu disertai dengan penerbitan waran seri I sebanyak-banyaknya 2.968.111.149 lembar saham. Selain itu, perseroan juga akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement dengan melepas sebanyak 1.141.581.211 lembar saham atau setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Kedua aksi korporasi itu akan dilaksanakan dalam rentang 12 bulan sejak persetujuan pemodal dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 18 Mei 2022. Rencananya, dana hasil right issue akan digunakan untuk menyelesaikan tagihan PT MNC Investama Tbk berdasarkan penerbitan surat berharga dalam rangka pengambilalihan PT Bhakti Coal Resources. Jika ada sisanya, akan digunakan untuk modal kerja.

Sedangkan dana hasil private placement akan digunakan untuk memperkuat struktur pemodalan dan keuangan perseroan. Tapi bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam tiga aksi koporasi itu akan mengalami penurunan (dilusi) kepemilikan saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham baru yang diterbitkan, yaitu sebanyak-banyaknya 56,52% setelah right issue, 60,94% setelah Waran Seri I dan 62,41% setelah right issue, Waran I dan private placement.

BERITA TERKAIT

Intanwijaya Tebar Dividen Rp35 Per Saham

NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…

Daaz Bara Lestari Kantongi Pendapatan Rp3,08 Triliun

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…

ANTM Berpeluang Masuk Indeks MSCI dan FTSE

Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Intanwijaya Tebar Dividen Rp35 Per Saham

NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…

Daaz Bara Lestari Kantongi Pendapatan Rp3,08 Triliun

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…

ANTM Berpeluang Masuk Indeks MSCI dan FTSE

Berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di kuartal pertama 2025 dan juga seiring tren kenaikan harga, likuiditas, dan market capital membuat saham…