Gelar Rights Issue - Allo Bank Raih Modal Inti Rp 6 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) akan mengantongi modal inti Rp 6 triliun melalui aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu melalui Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) atau rights issue. Aliran dana ini akan membuat Allo menjadi salah satu bank digital dengan modal yang kuat di Indonesia.

Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, dalam aksi korporasi tersebut menawarkan sebanyak 10,04 miliar saham biasa dengan nominal Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 478 per saham. Dengan demikian, perseroan akan mendapatkan dana sebesar Rp 4,8 triliun dalam PUT III ini. Oleh karenanya, apabila dana PUT III tersebut diperoleh semuanya maka modal inti perseroan akan meningkat hingga mencapai Rp 6 triliun.

Allo Bank menyatakan telah memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai kewajiban modal inti minimum senilai Rp 1 triliun. Manajemen mengungkapkan, untuk tahun lalu, modal inti minimum yang wajib dipenuhi Allo Bank adalah senilai Rp 1 triliun. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Pasal 9 ayat 1 huruf d POJK 12/2020. Untuk memenuhi modal inti Rp 1 triliun tersebut, perseroan telah melaksanakan Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek atau rights issue melalui PUT II berdasarkan pernyataan efektif dari OJK dengan surat OJK No.S-104/D.04/2021 tertanggal 30 Juni 2021.

Lebih lanjut, dana yang diperoleh dari PUT II tersebut sebanyak Rp749,85 miliar. Dengan penambahan modal tersebut, per 31 Agustus 2021, modal inti Allo Bank tercatat sebesar Rp1.145.364.666.946 atau senilai Rp1,14 triliun. Artinya, Allo Bank telah memenuhi kewajiban modal inti minimum yang diatur dalam POJK 12/2020.

Hingga saat ini, Allo Bank tengah memasuki periode perdagangan rights issue yang berakhir sampai dengan 19 Januari 2022. Dengan demikian, HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode dinyatakan tidak berlaku lagi. Dalam aksi tersebut, Allo Bank tercatat memiliki 6 investor strategis, yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Abadi Investments Pte. Ltd, PT Indolife Investama Perkasa, H Holdings Inc., Trusty Cars Pte. Ltd, dan PT CT Corpora.

Bank Allo adalah bank berlisensi penuh yang menawarkan produk rekening pribadi, bisnis, dan rekening gabungan termasuk Paylater, InstantCash, tabungan dan deposito berjangka, e-wallet, Top Up, pembayaran dan jasa transfer.

BERITA TERKAIT

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…