Subholding Gas Pertamina Sepakati Perjanjian Jual Beli Gas - Dukung Daya Saing Industri dan Kelistrikan

NERACA

Bali - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina berkomitmen menjadi bagian dari solusi energi berkelanjutan. Untuk itu, Subholding Gas Pertamina turut berpartisipasi pada ajang The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 yang diselenggarakan oleh SKK Migas. Pada IOG 2021, Subholding Gas Pertamina melakukan penandatanganan Gas Sales Agreement (GSA) / Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dan Letter of Agreement (LoA) dengan produsen hulu untuk mendukung daya saing industri dan menjaga ketahanan pasokan gas bumi.

Subholding Gas Pertamina (PGN, Pertamina Gas, dan Pertagas Niaga) dan PT Pertamina Hulu Energi Jambi Merang (PHE Jambi Merang) menandatangani GSA, dengan total volume sebesar 34,8 BBTUD. Gas bumi dari PHE Jambi Merang akan digunakan untuk kebutuhan pelanggan di sektor lifting minyak dan gas bumi, kilang, kelistrikan, dan industri di wilayah Sumatera Tengah, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat. GSA ditandatangani oleh Direktur PHE Jambi Merang Jaffee Arizon, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan, Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro, dan Direktur Utama Pertagas Niaga Aminuddin.

Selain itu, PGN dan Saka Energi Muriah Limited menandatangani PJBG untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di sektor kelistrikan dan industri di wilayah Jawa dengan volume 10 – 12 BBTUD dari Wilayah Kerja Muriah.

Antara PGN dengan ConocoPhillips Grissik Limited (CPGL) dan Medco Energi Madura Offshore Pty Ltd (Medco) juga menandatangani LoA untuk implementasi Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atas Kepmen ESDM 135K/ 2021 dan 134K/ 2021.

Adapun rincian dokumen LoA antara PGN dengan mitra produsen hulu yang ditandatangani yaitu: Pertama, LoA antara PGN dan CPGL SSWJ untuk implementasi Kepmen 134 dan 135 di wilayah Sumatera Selatan dan Jawa Barat sebesar 343,92 BBTUD.

Kedua, LoA antara PGN dan CPGL Batam I untuk implementasi Kepmen 134 dan 135 di wilayah Batam sebesar 19,41 BBTUD. Ketiga, LoA antara PGN dan CPGL Batam III untuk implementasi Kepmen 134 sebesar 33 BBTUD.

Keempat, LoA antara PGN dan CPGL Dumai untuk implementasi Kepmen 134 di Sumatera bagian Tengah sebesar 8,37 BBTUD. Kelima, LoA antara PGN dan CPGL RU Dumai untuk implementasi Kepmen 135 di wilayah Sumatera bagian tengah dan Batam sebesar 12,5 BBTUD.

Keenam, LoA antara PGN dan Medco Maleo untuk implementasi Kepmen 134 di wilayah Jawa Timur sebesar 15 BBTUD. Ketujuh, LoA antara PGN dan Medco Meliwis untuk implementasi Kepmen 134 di wilayah Jawa Timur sebesar 9,67 BBTUD.

“Pasca transformasi, Subholding Gas mengintegrasikan infrastruktur dari Sumatera bagian utara hingga Jawa Timur agar penyaluran gas bumi ke berbagai segmen semakin fleksibel dan handal. Dari forum ini, kami berharap volume gas bumi yang disepakati dapat dimonetisasi secara optimal yang akan diutilisasi di sektor rumah tangga, industri, hingga pembangkit listrik yang dapat menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan.

Lebih lanjut, PGN sebagai Subholding Gas berkomitmen juga menjalin sinergi dengan Holding Migas PT Pertamina (Persero) dalam mengoptimalkan layanan gas bumi.

kini PGN telah mengelola pipa sepanjang ±10.688 Km. Dari infrastruktur tersebut, PGN telah mendistribusikan gas bumi ke 506.186 pelanggan yang tersebar di 17 provinsi dan mencakup 63 kabupaten/ kota. Upaya pemerataan energi di sektor rumah tangga melalui jargas pun telah terealisasi di 503.601 Sambungan Rumah.

Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto menyatakan bahwa PGN terus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik untuk bangsa, khususnya dalam memberikan layanan pasokan gas. Di umur 56 tahun, PGN dan Holding Migas bersepakat untuk bersama-sama memberikan tambahan value terhadap layanan dan sinergi baik BUMN maupun Pertamina Grup untuk kepada masyarakat di seluruh pelosok negeri. 

“Support dari Pertamina Grup dan seluruh dewan komisaris sangat diperlukan untuk memberikan persetujuan pada program-program yang akan dilakukan ke depan. Dukungan juga diharapkan untuk PGN bisa bersinergi dengan Pertamina Grup. Dikarenakan kami perlu penerapan alokasi gas yang akan kami manfaatkan. Kami juga perlu bekerja sama dengan Subholding Kilang yang menjadi salah satu backbone kami,” ujar Haryo.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Pertamina Kembangkan Energi Transisi

NERACA Bali – Kekeringan menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan Indonesia. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebagian…

Pembangunan Proyek Cisem II Lampaui Target

NERACA Jakarta - Proyek pembangunan jaringan pipa gas bumi Cirebon-Semarang tahap II (Cisem II) pada ruas Batang-Kandang Haur Timur yang digarap…

Pemerintah Akan Hapus Outsourcing untuk Keadilan Ketenagakerjaan

NERACA Jakarta – Keputusan pemerintah untuk menghapus sistem outsourcing atau alih daya merupakan langkah signifikan dalam memastikan keadilan ketenagakerjaan di…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina Kembangkan Energi Transisi

NERACA Bali – Kekeringan menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan Indonesia. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebagian…

Pembangunan Proyek Cisem II Lampaui Target

NERACA Jakarta - Proyek pembangunan jaringan pipa gas bumi Cirebon-Semarang tahap II (Cisem II) pada ruas Batang-Kandang Haur Timur yang digarap…

Pemerintah Akan Hapus Outsourcing untuk Keadilan Ketenagakerjaan

NERACA Jakarta – Keputusan pemerintah untuk menghapus sistem outsourcing atau alih daya merupakan langkah signifikan dalam memastikan keadilan ketenagakerjaan di…

Berita Terpopuler