NERACA
Jakarta – PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur komponen otomotif untuk sepeda motor dan mobil optimis memanfaatkan momentum kebangkitan industri otomotif di akhir 2021 ini untuk menggelar penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).
Presiden Komisaris Dharma, Hadi Kasim dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyatakan pencapaian ini merupakan tonggak sejarah yang sangat penting bagi Dharma Group karena momen ini akan menjadi fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan usaha Dharma Group selanjutnya dalam memajukan industri komponen manufaktur otomotif yang berbasis teknologi dengan sumber daya manusia unggul.
Perseroan sendiri telah mendapatan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tertanggal 18 November 2021. Rencananya Perseroan akan menggunakan ticker DRMA. Irianto Santoso, Direktur Utama Dharma DRMA menambahkan, keputusan untuk melakukan go public pada tahun ini merupakan langkah yang strategis dan relevan bagi perkembangan bisnis dan usaha perusahaan saat ini karena didukung oleh bangkitnya sektor otomotif nasional di tahun ini.
Hal ini dilihat dari melonjaknya penjualan mobil nasional yang disupport oleh relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) oleh Pemerintah dan banyaknya model-model baru yang dikeluarkan oleh ATPM serta arus mobilitas ekonomi yang berangsur pulih.”Dharma Group adalah salah satu produsen komponen otomotif baik sepeda motor dan mobil di Indonesia. Dalam perjalanannya, perseroan telah berhasil menjadi supplier OEM di Indonesia,”ujarnya.
Saat ini perseroan akan berfokus pada peningkatan kapasitas produksi produk komponen otomotif roda empat seiring dengan prospek rata-rata pertumbuhan produk yang terus meningkat dengan bertumbuhnya PDB di masa yang akan datang. Selain itu, perseroan juga telah merambah pada produk-produk yang dijual langsung ke masyarakat seperti kendaraan roda tiga dan sepeda.
Dalam prospektus ringkasnya, jumlah saham yang akan ditawarkan perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 705.882.300 lembar saham baru yang merupakan saham biasa atas nama, atau sebanyak-banyaknya sebesar 15,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham.
Irianto Santoso menambahkan, keputusan perseroan untuk melakukan go public antara lain untuk melakukan ekspansi bisnis yang mana harus membangun pabrik dan banyak investasi di lini produksi dan operasi. Melalui tambahan modal tersebut, perseroan akan lebih leluasa mencoba melakukan penetrasi pada pasar-pasar baru yang prospektif seperti pengembangan produk komponen otomotif berbasis Electric Vehicle (EV). Hal ini merupakan bukti perseroan dalam memperluas lini bisnisnya di masa depan.
Hingga bulan Juni 2021, Dharma berhasil meraih penjualan sebesar Rp 1,3 Triliun dan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 100 miliar. “Kami optimis dalam beberapa tahun ke depan, sejalan dengan upaya peningkatan produksi, maka pendapatan usaha dan laba bersih akan kami bisa pertahankan positif di tahun-tahun mendatang,”ungkapnya.
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan pendapatan, PT Green Power Tbk. (LABA) lewat anak usahanya PT Sustainable Energy Development Trading (SEDT)…
NERACA Jakarta – Sampai dengan April 2025, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan marketing sales sebesar Rp 445 miliar…
NERACA Jakarta – Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengaku optimis akan pertumbuhan bisnis di tahun ini, meski ditegah…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan pendapatan, PT Green Power Tbk. (LABA) lewat anak usahanya PT Sustainable Energy Development Trading (SEDT)…
NERACA Jakarta – Sampai dengan April 2025, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan marketing sales sebesar Rp 445 miliar…
NERACA Jakarta – Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengaku optimis akan pertumbuhan bisnis di tahun ini, meski ditegah…