Pembangunan infrastruktur di era Pemerintahan Presiden Jokowi ternyata mampu meningkatkan efisiensi logistik. Dengan adanya penghematan tersebut, diharapkan mampu memperbaiki akses masyarakat terhadap berbagai barang kebutuhan dasar. Karena logistik merupakan hal yang vital untuk sebuah negara, transportasi barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya terbukti menjadi tantangan sendiri bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar.
Sebagai negara kepulauan, tentunya Indonesia membutuhkan konektivitas yang baik untuk melancarkan pergerakan manusia maupun distribusi logistik ke seluruh wilayah Indonesia sampai ke daerah terpencil, terluar, tertinggal dan perbatasan (3TP). Sehingga dibutuhkan pembangunan infrastruktur di sektor transportasi demi efisiensi logistik.
Kebijakan Presiden terkait dengan efisiensi logistik, mendapatkan apresiasi dari Supply Chain Indonesia (SCI) yang memasuki usia 7 tahun belum lama ini. Menurut Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi, selama masa pemerintahan Jokowi, pembangunan infrastruktur transportasi terbilang masif di berbagai wilayah. Sehingga, pembangunan infrastruktur transportasi yang masif itu dapat meningkatkan konektivitas yang berpotensi meningkatkan efisiensi logistik.
Infrastruktur tersebut terutama mencakup pembangunan dan pengembangan sejumlah pelabuhan, jalan tol dan rel kereta api di sejumlah wilayah. Bukan hanya itu saja, sejumlah program di beberapa kementerian juga berdampak positif terhadap sektor logistik. Salah satunya adalah program tol laut yang terus berkembang dari enam trayek pada tahun 2016 menjadi 26 trayek pada 2021.
Tidak hanya itu. Demi meningkatkan konektivitas tersebut, SCI mendorong pengembangan secara intensif sistem transportasi multimoda dengan transportasi laut sebagai backbone. Apalagi kehadiran sistem transportasi multimoda itu akan meningkatkan keseimbangan penggunaan moda transportasi yang pada saat ini didominasi transportasi jalan dan berdampak terhadap biaya transportasi yang tinggi.
Sekadar informasi, berdasarkan data Kementerian Perhubungan, transportasi barang (logistik) di Indonesia saat ini masih didominasi oleh angkutan jalan. Kondisi tersebut mengakibatkan sering terjadinya kecelakaan lalu lintas dan meningkatnya kerusakan jalan. Selain itu, terlalu banyaknya angkutan barang melalui transportasi jalan tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga tidak ramah lingkungan akibat kemacetan dan dapat meningkatkan emisi gas buang.
Karena itu, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi pernah menyampaikan bahwa angkutan barang merupakan hal yang penting dalam sektor transportasi. Sektor transportasi mempunyai peran penting dalam sistem logistik di dalam alur pergerakan barang dan konektivitas antar wilayah. Bagaimanapun, saat ini transportasi angkutan barang menggunakan moda angkutan jalan masih menjadi yang paling dominan dalam sistem logistik di Indonesia. Dari data Ditjen Hubdat Kemenhub tercatat peran angkutan logistik melalui jalan raya mencapai 80-90 persen, sisanya menggunakan moda transportasi lain.
Tidak mengherankan jika Presiden Jokowi pernah mengatakan, biaya logistik di Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara lain. Bayangkan, biaya logistik negara-negara lain sudah 12%, biaya logistik Indonesia dibanding negara tetangga masih jauh tertinggal, Indonesia masih di kisaran 23% dari PDB. Karena itu, inefisiensi tersebut bisa dikurangi dengan pembangunan infrastruktur. Pemerintah terus mengoptimalkan pembangunan infrastruktur baik itu jalan, pelabuhan dan bandara.
Dengan adanya pembangunan infrastruktur tersebut, setidaknya dapat membuat produk-produk dan barang-barang dari Indonesia dapat bersaing bila berkompetisi dengan produk negara lain. Sehingga daya saing kita akan menjadi lebih baik. Harus kita akui bahwa infrastruktur transportasi merupakan bekal masa depan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan pergerakan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Bayangkan jika koneksi atau interkoneksi antar wilayah tersendat, boleh jadi wilayah lain akan mengalami kekurangan bahan pangan. Nah, bila terjadi kelangkaan bahan pangan, tentu dampaknya adalah kenaikan harga yang tidak dapat terkontrol. Jadi, transportasi logistik merupakan “darah” dari semua kegiatan manusia Indonesia dan menjadi lokomotif serta penopang sektor lainnya untuk terus bergerak di era pembangunan saat ini. Semoga.
Apakah kita benar-benar makin miskin? Pertanyaan itu menggema ketika Bank Dunia mengumumkan bahwa standar garis kemiskinan ekstrem internasional dinaikkan…
Langkah cepat dan tegas Presiden Prabowo Subianto mencabut empat Izin Usaha Pertambangan (IUP) di kawasan Raja Ampat, Papua…
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan berbagai tekanan domestik, pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga daya beli…
Apakah kita benar-benar makin miskin? Pertanyaan itu menggema ketika Bank Dunia mengumumkan bahwa standar garis kemiskinan ekstrem internasional dinaikkan…
Langkah cepat dan tegas Presiden Prabowo Subianto mencabut empat Izin Usaha Pertambangan (IUP) di kawasan Raja Ampat, Papua…
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan berbagai tekanan domestik, pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga daya beli…