NERACA
Jakarta- Perkuat dominasi kepemilikan saham, PT Harita Jayaraya sebagai pemilik saham pengendali, kembali menambah kepemilikan saham di PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA). Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan di Jakarta, kemarin disebutkan, Harita Jayaraya melakukan penambahan jumlah saham sebanyak 2.000 saham dari sebelumya 2.459.571.698 menjadi 2.459.573.698 saham. Dengan penambahan tersebut, kepemilikan Harita Jayaraya menjadi 62,10%.
Adapun, modal yang disetor sebanyak 3.960.361.250 saham. Perdagangan Senin (4/10) awal pekan kemarin, harga saham CITA bergerak di zona hijau dengan kenaikan 40 poin atau 1,40% ke 2.890. Selama setahun belakangan, harga saham CITA sudah naik 44,50% dari kisaran 1.900 – 3.750. Sementara, jika dilihat secara year to date atau selama tahun berjalan, sahamnya tercatat masih minus 3,02%.
Sebelumnya, Harita Jayaraya merupakan pemegang 90,96% saham CITA hingga kemudian dilego ke Glencore International Investments Ltd. Usai dilego, saat ini Glencore menjadi pemilik 30,21% saham CITA dengan dengan jumlah saham sebanyak 1,19 miliar. CITA yang merupakan emiten pertambangan dan produsen smelter grade alumina mengaku optimis akan kinerja di tahun 2021 ini seiring membaiknya perekonomian global yang berdampak positif pada harga komoditas, dan masih cukup tingginya minat atas Metallurgical Grade Bauxite (MGB) terutama untuk pasar ekspor.
Yusak Lumba Pardede, Direktur CITA pernah bilang, tidak menutup kemungkinan bagi Perseroan dan WHW akan memperluas pangsa pasar dan diversifikasi penjualan SGA dan MGB, guna mendapatkan peluang ekspansi penjualan yang menjanjikan. Menurutnya, kinerja perseroan tahun ini juga diharapkan semakin membaik seiring dengan rencana penyelesaian pembangunan fasilitas pemurnian SGA fase yang dapat menambah kapasitas penjualan lokal perseroan.
Di kesempatan yang sama, Hidayat Sugiarto, Deputy Finance and Accounting Department Head WHW menyampaikan, dengan kondisi mobilitas yang mulai membaik di akhir 2020, diharapkan fasilitas pemurnian WHW fase dua dapat diselesaikan paling lambat akhir tahun 2021. Setelah rampung dan berproduksi optimal, WHW dapat meningkatkan kapasitas produksi menjadi dua juta ton SGA per tahun.
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia yakni Pintu Pro Futures terus mencatatkan performa positif sejak…
Bank DKI terus berupaya melakukan proses pemulihan sistem layanan secepat mungkin. Setelah membuka layanan ATM Off-Us, layanan transfer antarbank melalui…
NERACA Jakarta- Performance kinerja keuangan emiten produsen bata ringan PT Superior Prima Sukses Tbk. (BLES) berhasil tumbuh positif di awal…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia yakni Pintu Pro Futures terus mencatatkan performa positif sejak…
Bank DKI terus berupaya melakukan proses pemulihan sistem layanan secepat mungkin. Setelah membuka layanan ATM Off-Us, layanan transfer antarbank melalui…
NERACA Jakarta- Performance kinerja keuangan emiten produsen bata ringan PT Superior Prima Sukses Tbk. (BLES) berhasil tumbuh positif di awal…