PEMULIHAN EKONOMI SEMAKIN NYATA - BPS: Pertumbuhan Kuartal I-2021 Minus 0,74%

Jakarta-Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 terkontraksi minus 0,74% (year on year-yoy), jauh lebih buruk jika dibandingkan kuartal I-2020 yang tumbuh positif 2,97%. Namun, jika dibandingkan kuartal IV-2020, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 masih lebih baik. Di mana ekonomi pada periode Oktober sampai dengan Desember 2020 kemarin tercatat lebih besar yakni minus 2,19%.

NERACA

"Maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2021 ini masih mengalami kontraksi sebesar 0,74%, sementara secara kuartal per kuartal mengalami kontraksi sebesar 0,96%,” ujar Kepala BPS Kecuk Suhariyanto di Jakarta, Rabu (5/5).

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 yang dicapai ini menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan. Di mana di kuartal II-2020 ekonomi mengalami kontraksi yang sangat dalam yang minus 5,32% kemudian terjadi perbaikan di kuartal III-2020 minus 3,49%, dan triwulan ke IV-2020 masih kontraksi minus, 2,9%. "Ini menunjukan bahwa tanda-tanda pemulihan ekonomi akan semakin nyata, tentu kita berharap ke depan pemulihan ekonomi akan terjadi di 2021 betul-betul bisa terwujud," ujarnya.

Berdasarkan catatan peristiwa, perekonomian global pada kuartal 1-2021 menunjukkan perbaikan yang menggembirakan. Di mana berbagai indikator di berbagai negara menunjukkan perkembangan yang menunjukkan pemulihan ekonomi, salah satunya adalah pergerakan indeks PMI yang mengalami peningkatan dari bulan Januari sampai dengan Maret 2021. Di samping itu, harga komoditas pangan seperti minyak kelapa sawit, kedelai, kopi dan komoditas hasil tambang seperti timah, aluminium, nikel dan tembaga juga mengalami peningkatan yang cukup baik.

Sementara jika dilihat ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia pada kuartal I-2021 menunjukkan pertumbuhan yang positif. Misalnya mitra dagang utama Indonesia, yakni China mengalami pertumbuhan yang impresif sebesar 18,3%.

Kemudian, Amerika Serikat mitra dagang terbesar kedua kuartal I-2021 tumbuh tipis 0,4%. Demikian juga Singapura tumbuh 0,2%, Korea Selatan, Vietnam, Hongkong yang beberapa kuartal pertumbuhan ekonominya selalu mengalami kontraksi, pada kuartal I-2021 ini sudah tumbuh 7,8%. "Sementara di Uni Eropa pertumbuhan ekonomi triwulan I ini masih negatif cukup dalam minus 1,7%. Untuk dijadikan catatan pangsa ekspor kita ke Uni Eropa ini adalah sebesar 10,27%,” ujarnya.

Suhariyanto mengatakan, menurut lapangan usaha pertumbuhan ekonomi minus 0,74% tersebut secara umum masih berasal dari industri, pertanian, perdagangan, kontruksi, dan pertambangan. Di mana kelima sektor tersebut beri andil 64,56% dari Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I-2021.

"Sehingga apa yang terjadi di lima sektor ini sakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Apalagi kalau kita perhatikan berapa banyak pekerja di pertanian di industri dan sebagiannya" ujarnya.

Menurut dia, dari 17 sektor lapangan usaha, terdapat enam sektor yang masih tumbuh positif. Sementara 11 sektor lainnya masih tumbuh negatif, namun cenderung ke arah yang lebih baik. Adapun enam sektor yang masih tumbuh pada kuartal I-2021 adalah Infokom yakni mencapai 8,72%. Kemudian diikuti sektor pengadaan 5,49%, jasa kesehatan 3,64%, pertanian 2,95%, pengadaan listrik dan gas 1,68% dan real estat 0,94%.  "Di sana bisa dilihat pertumbuhannya tertinggi terjadi untuk informasi komunikasi yang tumbuh sebesar 8,72%,” ujarnya.

Selanjutnya sektor yang masih mengalami kontraski terbesar terjadi pada transportasi dan pergudangan yang masih minus 7,26%. Kemudian diikuti oleh akomodasi dan makanan minuman minus 7,36%, jasa perusahaan minus 6,0%, jasa keuangan minus 2,99% dan pertambangan minus 2,02%.

Selain itu sektor yang masih tercatat kontraksi atau minus yakni jasa pendidikan minus 1,61%, industri minus 1,38%, perdagangan minus 1,23% dan kontruksi minus 0,79%. "11 sektor yang masih mengalami kontraksi tetapi seperti saya sampaikan meskipun mengalami kontraksi secara umum kontraksi membaik menipis tidak sedalam kontraksi di triwulan ke IV tahun 2020 artinya seluruh sektor menunjukkan arah yang baik menuju pemulihan," tutur dia.

Komponen Investasi  

Selain itu, Suhariyanto mengatakan, konsumsi rumah tangga tercatat kontraksi minus 2,23%. Padahal komponen konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan porsi mencapai 56,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB). "Konsumsi rumah tangga masih mengalami kontraksi 2,23%, tapi kontraksi ini menunjukan arah yang membaik kalau kita bandingkan dengan kontraksi di kuartal II, kuartal III, dan kuartal IV (2020)," ujarnya.

Selain konsumsi rumah tangga, penyebab pertumbuhan ekonomi masih kontraksi diakibatkan pada komponen investasi yang belum menunjukan perbaikan. Investasi menyumbang hampir 32% dari PDB, sehingga bersama konsumsi rumah tangga totalnya mencapai 88,9%.

"Tantangan yang kita hadapi adalah konsumsi rumah tangga, di mana masih mengalami kontraksi minus 2,23%. Sementara investasi masih kontraksi tapi sudah mendekati titik nol karena kontraksinya sangat tipis yaitu 0,23%,” ujarnya.

Meski demikian, Suhariyanto menyebut, kontraksi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2021 ini lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini didukung oleh kinerja konsumsi pemerintah, serta ekspor dan impor yang mulai tumbuh positif di periode ini. "Selama kuartal I ini tiga komponen yang tumbuh menggembirakan, konsumsi pemerintah tumbuh 2,96%, ekspor tumbuh impresif 6,74%, impor juga tumbuh 5,27%,” tutur dia.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, ekonomi kuartal I-2021 masih akan tumbuh negatif. Namun kuartal II-2021 ekonomi Indonesia baru akan menunjukkan pemulihannya atau berada di laju positif.

"Pada kuartal I-2021 diperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kontraksi pada sekitar kisaran minus 0,6 hingga 0,9% ironi," ujarnya dalam Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2021, pekan ini.

Kementerian Keuangan juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 bakal berada di dalam range antara minus 1% hingga minus 0,1%. Proyeksi ini lebih baik jika dibandingkan posisi pertumbuhan sepanjang 2020 yang minus 2,07%.  "Kita berharap sih sebetulnya bisa mencapai zona netral, tapi kita masih mendekati minus 0,1%,” ujar Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Edisi Maret, Selasa (23/3).

Menurut Sri Mulyani, proyeksi pertumbuhan itu didasari dari kegiatan ekonomi di Indonesia yang sudah mulai menunjukkan adanya pemulihan. Hal ini seiring jumlah kasus Covid-19 menurun ke level 5.000 dibandingkan sebelumnya mencapai 12 ribu.

Dia mencontohkan beberapa aktivitas di lokasi perdagangan bahan pokok dan sektor farmasi sudah mengalami pemulihan pada Maret 2021. Bahkan aktivitas perbelanjaan ritel dan transportasi juga menunjukkan perbaikan sejak awal tahun. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…