NERACA
Jakarta – Pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA). Dimana emiten produsen ban ini membukukan penjualan sepanjang tahun 2020 sebesar US$ 289,6 juta atau turun 9,11% dibanding tahun 2019 yang tercatat senilai US$ 318,26 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Meski penjualan turun, namun perseroan berhasil membukukan laba bersih senilai US$ 33,16 juta pada akhir tahun 2020 atau berbalik ke zona positif dibandingkan akhir tahun 2019 yang merugi senilai USD11,18 juta. Sehingga, laba per saham dasar tercatat US$ 0,361 dibandingkan dengan akhir 2019 yang mencatatkan rugi per saham dasar US$ 0,122.
Selain itu, perseroan juga membukukan beban pokok penjualan turun 18,37% menjadi US$ 231,61 juta. Sehingga laba kotor naik 62,85% menjadi US$ 57,98 juta. Apalagi, beban penjualan dan distribusi tercatat senilai US$ 20,36 juta, atau turun 33,33% dibandingkan akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar US$ 30,95 juta. Adapun pada sisi ekuitas terbilang US$ 227,26 juta atau naik 16,41% dibandingkan akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar US$ 195,38 juta.
Sedangkan kewajiban perseroan tercatat US$ 219,89 juta, atau turun 14,11% dibandingkan tahun 2019 yang tercatat senilai US$ 255,7 juta. Hasilnya, aset terkumpulkan senilai US$ 447,15 juta atau susut 0,8% dibandingkan akhir tahun 2019, yang tercatat senilai US$ 451,1 juta. Selanjutnya, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi senilai US$ 57,007 juta atau membaik dibandingkan akhir tahun 2019 yang mencatatkan kas yang digunakan senilai US$ 29,5 juta.
Di tahun ini, perseroan menaruh harapan penjualan akan lebih baik dari tahun lalu. Presiden Direktur Multistrada Arah Sarana Tbk, Steven Vette seperti dikutip kontan pernah bilang, permintaan ban sudah mengarah ke kondisi normal di awal tahun ini dari yang sebelumnya turun signifikan akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan permintaan ban di tahun lalu, di awal tahun ini ada peningkatan. "Permintaan ban mulai mengarah ke kondisi normal karena tahun lalu turun sekali. Faktor pendorongnya karena aktivitas bisnis sudah mulai dibuka kembali sehingga market mulai bergerak. Di sisi lain, sentimen pasar akan jauh lebih membaik dengan adanya progress vaksinasi," jelasnya.
Sentimen positif ini dirasakan MASA dari pasar domestik dan mancanegara. Steven mengatakan, prospek bisnis di Indonesia akan lebih baik, terlihat dari akhir 2020 perlahan-lahan permintaan mulai pulih. Adapun pasar luar negeri juga memberikan sinyal positif ke bisnis ban MASA. Bahkan, Steven memproyeksikan ekspor akan naik di tahun ini.
Namun sayang, Steven tidak memberikan gambaran lebih rinci seperti berapa persen peningkatan penjualan ekspor MASA di tahun ini. Yang terang, saat ini hampir 70% dari penjualan ekspor MASA ke Amerika Utara. Negara tujuan ekspor terbesar selanjutnya adalah ke Eropa dan Asia yang komposisi penjualan keduanya hampir sama.
Steven mengakui, pasar Amerika cukup bagus dan stabil selama ini. Namun, tetap saja ada tantangan yang harus dihadapi yakni krisis kontainer yang melanda dunia. Kendati begitu, Steven tetap menegaskan bahwa penjualan ekspor MASA tetap positif hanya saja biaya ekspor jadi naik karena kelangkaan kontainer.
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…