NERACA
Jakarta – Di tahun 2020, PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk. (SIPD) atau sebelumnya bernama PT Sierad Produce Tbk mencatatkan pendapatan Rp4,34 triliun naik tipis 7,42% dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp4,04 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan di Jakarta, kemarin.
Kendati mengalami kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan perseroan juga meningkat menjadi Rp3,8 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp3,45 triliun. Selain itu, terjadi peningkatan pada beban usaha menjadi Rp390,19 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp382,14 miliar. Dengan peningkatan terutama pada beban penjualan menjadi Rp191,24 miliar dan beban umum dan administrasi menjadi Rp198,95 miliar.
Adapun, beban lain-lain bersih pun meningkat menjadi Rp98,59 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp97,49 miliar. Kenaikan terutama dari beban keuangan yang meningkat dengan beban bunga liabilitas sewa Rp1,65 miliar dan beban lain-lain Rp28.53 miliar. Dengan demikian, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok menjadi Rp28,26 miliar anjlok 62,67% dari posisi 2019 yang sebesar Rp79,72 miliar.
Kemudian laba per saham dasar atau earning per share pun menjadi Rp21,11 turun dari periode 2019 yang mencapai Rp59,58. Adapun, total aset perseroan sedikit meningkat menjadi Rp2,59 triliun dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp2,47 triliun. Dengan kenaikan pada aset lancar menjadi Rp1,6 triliun, sementara aset tidak lancar sedikit turun menjadi Rp988,6 miliar. Di sisi lain, total liabilitas perseroan sedikit meningkat menjadi Rp1,66 triliun dari posisi 2019 yang sebesar Rp1,55 triliun, Kenaikan terutama pada jumlah liabilitas jangka pendek yang menjadi Rp1,48 triliun, sementara jumlah liabilitas jangka panjang turun menjadi Rp178,69 miliar.
Posisi ekuitas perseroan pun sebesar Rp930,67 miliar sedikit meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp916,21 miliar. SIPD pun melakukan pembayaran utang bank sebesar Rp10,22 triliun pada tahun buku 2020 sekaligus menerima pinjaman bank sebesar Rp10,05 triliun. Posisi kas dan bank pada akhir tahun pun menjadi Rp228,6 miliar turun dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp310 miliar.
Tahun ini, emiten ungags ini menargetkan pertumbuhan penjualan dobel digit. Sekretaris Perusahaan Sreeya Sewu Indonesia, Sri Sumiyarsi seperti dikutip kontan pernah mengatakan, dengan pertumbuhan penjualan tersebut perusahaan ini memproyeksi laba bersih bisa tumbuh single digit pada tahun ini.
Dirinya percaya , perseroan mampu mencapai target tersebut karena sejalan dengan rencana ekspansi dan upaya perusahaan yang tengah dilakukan. Dia menjabarkan, dari sektor hulu atau poultry emiten ini fokus untuk terus mengungkit kapasitas breeding. “Ini untuk menunjang peningkatan utilisasi produksi pakan ternak dan memperluas penerapan sistem smart farm. Sehingga para peternak lebih mudah dalam mengontrol manajemen budidaya ayam,”jelasnya.
Dukung program pemerintah dalam membangun ketahanan pangan, PT Pertamina Geothermal Energi Tbk (PGE) bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) mengembangkan…
Partisipasi aktif dari sektor pendidikan memiliki peran penting dalam percepatan transformasi energi terbarukan yang adil dan inklusif. Karenanya, pengembangan pengetahuan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong lebih luas penetrasi aset crypto…
Dukung program pemerintah dalam membangun ketahanan pangan, PT Pertamina Geothermal Energi Tbk (PGE) bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) mengembangkan…
Partisipasi aktif dari sektor pendidikan memiliki peran penting dalam percepatan transformasi energi terbarukan yang adil dan inklusif. Karenanya, pengembangan pengetahuan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong lebih luas penetrasi aset crypto…