Laba Harum Energy Melesat Tajam 227,77%

NERACA

Jakarta – Di tahun 2020, PT Harum Energy Tbk (HRUM) mencatatkan laba bersih US$ 59,004 juta atau melonjak 227,77% dibanding akhir tahun 2019 yang mencatatkan laba bersih US$ 18,504 juta. Sehingga, laba per saham dasar melejit menjadi US$ 0,0238  dibandingkan akhir tahun 2019 yang mencatatkan laba per saham US$ 0,00721. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan di Jakarta, kemarin.   

Sebaliknya, pendapatan usaha tahun 2020 tercatat sebesar US$ 157,819 juta atau turun 40,07% dibanding tahun 2019 yang tercatat sebesar US$ 262,59 juta. Tapi beban pendapatan dan beban langsung tercatat sebesar US$ 114,581 juta atau turun 41,53% dibanding tahun 2019 sebesar US$ 195,061 juta. Sehingga laba kotor terbilang US$ 43,237 juta atau turun 35,82% dibanding tahun 2019 sebesar US$ 67,529 juta.

Selain itu, perseroan mencatatkan pendapatan lain lain US$ 56,16 juta atau tumbuh 63.718% dibanding tahun 2019 sebesar US$ 88.751. Pendapatan itu berasal dari perubahan nilai wajar aset keuangan tertera sebesar US$ 46,505 juta, pos tersebut pada tahun 2019 terlihat kosong dan adanya peningkatanya laba selisih nilai tukar sebesar 13.626% menjadi US$ 8,785 juta.

Sedangkan pada sisi ekuitas tercatat sebesar US$ 454,79 juta atau tumbuh 13,78% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar US$ 399,58 juta. Adapun total kewajiban tercatat sebesar US$ 43,905 juta atau turun 7,4% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar US$ 47,418 juta. Hasilnya, aset perseroan tercatat sebesar US$ 498,7 juta atau tumbuh 11,4% dibanding akhir tahun 2019 yang tecatat sebesar US$ 447,001 juta.

Kemudian arus kas diperoleh dari aktivitas operasi tercatat US$ 47,744 juta atau melonjak 104,3% dibanding akhir tahun 2020 yang tercatat US$ 23,601. Sebagai informasi, emiten pertambangan ini menargetkan kenaikan produksi batubara hingga sekitar 25% dari realisasi tahun lalu.

Direktur Utama Harum Energy, Ray Antonio Gunara seperti dikutip kontan mengatakan, target ini dipasang dengan ekspektasi kondisi pasar batubara yang membaik seiring proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akibat pengaruh pandemi yang mulai berkurang. Adapun realisasi produksi batubara HRUM di tahun 2020 berada di bawah 3 juta ton. Ray menuturkan, realisasi produksi batubara tahun lalu mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya akibat kondisi pasar yang kurang baik.

Di tahun 2021, HRUM menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 7 juta. Dana ini berasal dari kas internal dan akan digunakan untuk penambahan properti pertambangan batubara, pembelian alat berat dan prasarana tambang batubara, serta pemeliharaan kapal tunda dan tongkang.

Ray mengatakan, tahun lalu serapan capex HRUM mencapai sekitar 93% dari alokasi capex yang dianggarkan pada tahun tersebut, yakni sekitar US$ 8 juta. Adapun manajemen HRUM mengusahakan kenaikan produksi untuk meraih manfaat dari kenaikan harga batubara di awal tahun ini yang diharapkan dapat terus berlanjut.

BERITA TERKAIT

Sukses Pengembangan Karyawan - BTN Tempati Posisi Top 3 Untuk Pengembangan Karier

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…

Atlantis Subsea Bidik Pendapatan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…

Tensi Politik Timur Tengah Penyebab Anjloknya IHSG

NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sukses Pengembangan Karyawan - BTN Tempati Posisi Top 3 Untuk Pengembangan Karier

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…

Atlantis Subsea Bidik Pendapatan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…

Tensi Politik Timur Tengah Penyebab Anjloknya IHSG

NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…