Kerapu Cantang di Bali, Dongkrak Kesejahteraan Masyarakat

NERACA

Bali - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) akan terus mengoptimalkan budidaya laut. Pasalnya, banyak potensi budidaya laut yang belum dimanfaatkan.

"Budidaya laut sebagai prioritas kebijakan pembangunan perikanan budidaya nasional ke depan mengingat besarnya potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal sampai dengan saat ini”, ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto saat menyerahkan bantuan 3 ribu benih abalon dari Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem dan 5 ribu benih kerapu cantang dari BPBAP Situbondo yang secara simbolis diberikan kepada pembudidaya di Serangan Denpasar Bali.

Bersama dengan Ketua Komisi IV DPR RI,  Slamet menyebutkan kedatangannya ke Serangan Denpasar selain menyerahkan program bantuan, ada dua agenda utama yaitu meninjau budidaya koral yang dikelola oleh Kelompok Pembudidaya Karang Hias Nusantara (KPKHN).

Terbukti, hasilnya cukup bagus yaitu dengan mengambil indukan karang, kemudian indukan karang tersebut dibudidayakan, dan nanti indukan tersebut akan dikembalikan ke alam, dan seterusnya seperti itu. Dan yang kedua meninjau budidaya ikan kerapu, luar biasa hasilnya artinya di daerah Serangan ini bisa diintegrasikan budidaya karang, budidaya kerapu dan tempat wisata dan juga mangrovenya.

“Kami melihat di sini potensinya sangat luar biasa dan sudah dikelola dengan baik budidayanya seperti untuk ikan kerapunya. Hasilnya juga sangat bagus. Seperti dari kelompok pembudidaya ikan Sarimerta Segara, bisa menghasilkan sekitar 600 kg untuk konsumsi lokal, kerapu cantang dengan waktu pemeliharaan 6 bulan dengan berat rata rata 6 ons per ekornya. Untuk itu, guna peningkatan produksinya ke depan, akan kita bantu keramba jaring apung,” kata Slamet.

Adapun, bicara keramba jaring apung, tambah Slamet, KKP telah mengembangkan budidaya laut dengan menggunakan keramba jaring apung dengan komoditas yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi di setiap wilayah.

Contoh budidaya laut yang dapat dikembangkan antara lain ikan kerapu dan abalon. Komoditas budidaya ikan laut tersebut merupakan komoditas ekspor dan banyak diminati oleh pasar luar negeri yang masih sangat terbuka lebar.

“Disini kami melihat potensi perikanan budidaya lautnya sangat luar biasa. Untuk itu, ke depan akan kita optimalkan agar dapat memberikan banyak manfaat. Karena, ikan laut secara ekonomi sangat tinggi nilainya, dan pangsa pasarnya pun luas. Oleh karenanya, budidaya ikan laut jadi prioritas ke depan,” jelas Slamet.

Slamet pun menjelaskan, budidaya laut pun memiliki peran yang sangat strategis di tengah masyarakat diantaranya yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaan, peningkat kesejahteraan, penjaga ketahanan pangan serta peluang pasar cukup besar baik di pasar lokal maupun sebagai elemen peningkatan nilai ekspor di tengah pandemi ini.

“Kami berharap usaha budidaya laut yang dilakukan dapat berkelanjutan bukan hanya dari aspek lingkungan, namun juga dapat berkelanjutan dan mandiri pada usahanya. Untuk memastikan keberlanjutan tersebut, beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha budidaya seperti daya dukung lingkungan, pembangunan model kawasan, optimalisasi sarana dan prasarana, serta keterlibatan seluruh stakeholder dan masyarakat sekitar harus terus ditingkatkan guna kesejahteraan sosial dan ekonomi,” papar Slamet.

Untuk itu, menurut Slmaet, keberadaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB selain menjadi penyokong produksi perikanan budidaya, UPT DJPB juga diharapkan menjadi inkubator bisnis sekaligus menjadi penggerak ekonomi di wilayahnya . Selain itu UPT DJPB juga harus menjadi pusat layanan dan penyebaran teknologi di daerah serta dapat selalu hadir di saat masyarakat memerlukan solusi sebagai bukti kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.

“Selama memberikan manfaat kami pemerintah pusat dibantu dengan UPT kami di daerah akan terus hadir untuk masyarakat. Baik dari sisi bantuan maupun pendampingan teknologi,” tutur Slamet.

Ditempat yang sama, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengatakan perikanan budidaya adalah masa depan ekonomi nasional. Sebab dengan budidaya, tidak merusak alam dan apa yang dipunya bisa dikembangkan.

“Jangan rusak alamnya, kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga alam ini. Makanya budidaya sangat baik untuk menjaga kelestarian alam kita. Untuk itu, harus kita jaga dengan budidaya dan jangan buang sampah ke laut,” himbau Sudin.

BERITA TERKAIT

Infrastruktur Pertanian Jadi Fondasi Terwujudnya Swasembada Pangan

NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…

Produksi Migas Terus Didorong

NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…

Pertemuan Menperin RI dan Wapres Brasil Perkuat Kerja Sama Sektor Industri

NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Infrastruktur Pertanian Jadi Fondasi Terwujudnya Swasembada Pangan

NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…

Produksi Migas Terus Didorong

NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…

Pertemuan Menperin RI dan Wapres Brasil Perkuat Kerja Sama Sektor Industri

NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…

Berita Terpopuler