Suparma Targetkan Penjualan Rp 2,6 Triliun

NERACA

Jakarta – Tahun ini, emiten produsen kertas dan tisu PT Suparma Tbk. (SPMA) menargetkan penjualan mencapai 2,6 triliun,”Target tahun ini masih setara dengan kondisi 2019, tetapi kalau dibandingkan target 2020 sebesar Rp2,1 triliun, maka tahun ini diproyeksi tumbuh 23,6%,”kata Direktur Suparma, Hendro Luhur di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, tahun ini penjualan kertas tisu diharapkan bisa semakin pulih sehingga perseroan pun bisa memenuhi  target penjualan 2021 bisa mencapai Rp2,6 triliun. Kondisi pandemi tahun ini, lanjut Hendro, memang cukup memukul industri tisu terutama dari permintaan sektor hotel, kafe dan restoran (horeka) yang sempat tiarap lantaran adanya pembatasan sosial berskala besar.

Alhasil dampak dari pandemi, kapasitas produksi 2020 juga turun yang hanya mencapai 196.400 ton, sedangkan 2019 bisa mencapai 205.205 ton. Meski mengalami penurunan permintaan akibat pandemi, perseroan tidak mengalami perubahan jumlah konsumennya terutama produk paper craft. Sementara itu, BPS Jawa Timur mencatat tren ekspor Jatim pada 2020 secara umum mengalami penurunan 5,52% (yoy). Namun khusus komoditas dengan kategori kertas/karton termasuk tisu justru mengalami peningkatan dalam beberapa bulan di akhir 2020.

Pada November 2020 tercatat ekspor kertas/karton ini mencapai US$62,83 juta, lalu pada Desember 2020 naik 23,02% menjadi US$77,29 juta. Sementara hingga akhir September 2020 lalu, perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp 1,539 triliun atau turun sebesar 18% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,87 triliun. Penurunan ini dinilai karena terdampak pandemi Covid-19, dimana berakibat pada penjualan domestik perseroan yang turun signifikan sebesar 20% dan penurunan kuantitas penjualan sebesar 17,3%.

Sementara harga jual produk relatif stagnan."Penurunan penjualan bersih tersebut juga diperparah dengan rugi selisih kurs yang terjadi sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2020 membuat laba periode berjalan perseroan juga mengalami penurunan, dari Rp 96,5 miliar pada periode Januari-September 2019 menjadi Rp 83,6 miliar pada periode yang sama tahun ini," jelas Hendro.

Hendro mengatakan, ini merupakan rekor penurunan penjualan sejak 10 tahun terakhir, dimana sepanjang dekade tersebut penjualan perseroan terus mengalami kenaikan. Sedangkan sepanjang periode Januari-November 2020, penjualan bersih perseroan mencapai Rp 1,918 triliun, dimana pencapaian ini setara dengan 91,35 dari target tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun."Kami optimistis penjualan bersih tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun, seiring dengan mulai menggeliatnya perekonomian dalam negeri dan kinerja perseroan khususnya pada kuartal tiga dan empat tahun ini," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…