Besarnya permintaan pasar sarung tangan di balik pandemi Covid-19 memberikan berkah tersendiri bagi emiten produsen cetak sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK). Pasalnya, kondisi tersebut mampu mendongkrak kinerja keuangan perseroan. Kedepan, perseroan masih melihat prospek bisnis cetakan sarung tangan kesehatan berasis porselen masih akan terus tumbuh.
Berangkat dari peluang tersebut, perseroan mematok pertumbuhan bisnis tahun depan tumbuh signifikan dibandingkan tahun ini, “MARK sudah mematok proyeksi penjualan pada 2021 sebesar Rp 874 miliar yaitu meningkat sebesar 72% dibanding penjualan di tahun 2020 ini yang kami proyeksikan sebesar Rp 507 miliar,”kata Ridwan Goh, Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk dalam siaran persnya di Medan, Rabu (25/11).
Selain itu, lanjutnya, perseroan juga memproyeksikan laba pada 2021 sebesar Rp 228 miliar yaitu meningkat sebesar 66% dibandingkan laba di tahun 2020 yang diproyeksikan sebesar Rp 138 miliar. Disampaikannya, lonjakan permintaan sarung tangan saat pandemi membuat perseroan tidak menunda lama untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Kapasitas produksi perseroan yang semula 700.000 unit per bulan di tahun 2020 tidak mencukupi permintaan cetakan sarung tangan yang begitu agresif, sehingga mulai kuartal III tahun 2020 perseroan meningkatkan kapasitasnya menjadi 800.000 unit per bulan.
Kemudian dengan naiknya permintaan pasar dan guna memenuhi permintaan yang selalu meningkat tersebut, perseroan pun berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan membangun pabrik baru kedua di desa Dalu, Tanjung Morawa yang estimasinya akan rampung pada bulan Mei tahun 2021. Kondisi ini, lanjut Ridwan, akan menambah kapasitas produksi MARK menjadi sekitar 1,1 juta unit per bulan pada tahun 2021 dan bahkan akan ditingkatkan hingga mencapai 1,8 juta unit per bulan pada awal tahun 2022.
Untuk pembangunan pabrik baru tersebut, kata Ridwan Goh, perseroan akan melakukan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 150 miliar. Angka ini sudah mencakup biaya untuk mendirikan bangunan, pembelian mesin serta instalasi mesin. Sumber dana yang dipakai Perseroan berasal dari kas dan kredit perbankan. MARK sebagai produsen cetakan sarung tangan berbasis keramik menjadi emiten yang memiliki keunggulan dalam kondisi saat ini. Tengok saja, harga saham MARK ini melambung 92,47 % secara year to date (ytd) ke posisi Rp 870 per 31 Oktober 2020 dari Rp 452 pada awal tahun ini,”Melihat data tersebut, potensi bisnis MARK sangat besar dan terus menjanjikan” ujar Ridwan Goh optimis.
Sebagai informasi, dalam 10 tahun terakhir, tren permintaan sarung tangan konsisten bertumbuh 10% - 12% per tahun, sedangkan ditengah kondisi pandemi Covid-19, permintaan melesat hingga 30%. Kondisi ini tentunya berdampak positif bagi MARK sebagai ±40% pemasok pasar global cetakan sarung tangan karet dimana 95% dari penjualan perseroan diserap oleh pasar ekspor dan Malaysia merupakan pelanggan terbesar dengan komposisi sekitar 65% dari total penjualan. Bahkan saat ini, MARK sudah mengantongi kontrak senilai US$52 juta untuk pengapalan pada 2021.
NERACA Jakarta –Sampai dengan April 2025, emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) melaporkan telah menghabiskan dana sebesar Rp1,79…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan kinerja positif di kuartal pertama 2025. Dimana perseroan…
NERACA Jakarta – Emiten migas milik Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) baru saja menemukan kandungan minyak bumi…
Rayakan hari jadi ke-21, PT PP Presisi Tbk (PPRE) menggelar kegiatan sosial sebagai bentuk kontribusi dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.…
NERACA Jakarta – Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Intanwijaya Internasional (INCI) berencana membagikan dividen tunai tahun buku 2024…
NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2025, PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas…