NERACA
Jakarta – Terpukulnya bisnis properti akibat dampak pandemi Covid-19 juga dirasakan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Dimana emiten properti dalam laporan keuangan per September 2020 di Jakarta, kemarin, membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk senilai Rp2,34 triliun. Nilai itu membengkak dari rugi bersih Rp1,72 triliun per September 2019.
Sementara pendapatan perseroan naik tipis 0,24% menjadi Rp 8,58 triliun dibandingkan kuartal tiga 2019 tercatat Rp 8,56 triliun. Kemudian dikurangi beban pajak final, pendapatan neto LPKR per kuartal III/2020 masih naik menuju Rp8,48 triliun dari sebelumnya Rp8,46 triliun. Beban pokok pendapatan masing-masing Rp5,26 triliun dan Rp5,27 triliun, sehingga laba bruto mencapai Rp3,22 triliun, naik dari sebelumnya Rp3,19 triliun.
Namun, karena adanya beban usaha, LPKR membukukan rugi usaha Rp622,88 miliar per September 2020, berkurang dari rugi usaha Rp902,41 miliar per September 2019. Selanjutnya, perusahaan memiliki beban keuangan neto Rp1,17 triliun, naik dari sebelumnya Rp755,94 miliar. Perusahaan menggelontorkan kas neto untuk investasi sebesar Rp1,31 triliun, naik dari sebelumnya Rp258,36 miliar. Kas dan setara kas pada akhir periode sejumlah Rp3,72 triliun, menurun dari sebelumnya Rp5,17 triliun.
Lippo Karawaci mencatatkan liabilitas sebesar Rp28,85 triliun per September 2019, naik dari Rp20,7 triliun pada akhir 2019. Liabilitas jangka pendek berkontribusi Rp10,7 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang Rp18,14 triliun. Ekuitas perusahaan berkurang menjadi Rp31,24 triliun dari sebelumnya Rp34,37 triliun. Namun, total aset Lippo Karawaci meningkat menuju Rp60,08 triliun dari Rp55,08 triliun per akhir 2019.
Asal tahu saja, hingga September 2020, LPKR meraih marketing sales Rp2,28 triliun. Pencapaian tersebut naik 100% secara tahunan (year on year/yoy). Pada kuartal III, penjualan meningkat 304% (yoy) menjadi Rp1,2 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dari Rp303 miliar. Pencapaian marketing sales pada kuartal III 2020 tersebut bahkan melampaui seluruh penjualan pemasaran pada semester I 2020, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang lemah imbas Covid-19.
Perseroan menyebutkan, proyek perumahan dengan harga terjangkau tetap menjadi pendorong utama atas pencapaian tersebut, yang berkontribusi sekitar 51% dari total penjualan perseroan. Perseroan yakin akan melampaui target marketing sales sebesar Rp2,5 triliun untuk tahun 2020. Keyakinan tersebut didorong oleh sejumlah hal, seperti peluncuran kawasan komersial baru di Lippo Village (termasuk SOHO), kemudian penyelesaian proyek-proyek yang sudah ada, yang diharapkan dapat meningkatkan permintaan untuk unit yang belum terjual.
Pada kuartal III 2020, Perseroan berhasil meluncurkan lima cluster hunian tapak dalam kawasan Cendana Homes. Rumah-rumah dengan harga terjangkau di kota mandiri Lippo Village tersebut terjual habis hanya dalam waktu 4-6 jam.
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…