NERACA
Jakarta – Imbas terdampak dari pandemi Covid-19, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) bakal merevisi anggaran belanja modal atau capital expenditure tahun ini.”Realisasi belanja modal di semester pertama tahun ini tidak sebesar rencana semula sebanyak Rp1,3 triliun. Dimana perseroan akan menunda investasi yang belum mendesak guna menjaga arus kas,”kata Presiden Direktur Astra Agro, Santosa di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, belanja modal yang normal dilakukan hanya dianggarkan untuk tanaman yang belum menghasilkan karena biaya pemeliharaan dan perawatan yang sudah dikapitalisasi. Anggaran belanja modal untuk tanaman yang belum menghasilkan tersebut diperkirakan hanya mencapai Rp700-Rp750 miliar, sementara perawatan pabrik, pelabuhan dan infrastruktur yang hanya memakan biaya yang relatif lebih kecil.
Hal ini membuat target belanja modal perseroan pada tahun ini kemungkinan hanya berkisar Rp1 triliun, Rp300 miliar lebih kecil dari target belanja modal perseroan. Santosa menyebut, perseroan masih akan terus mencari kesempatan untuk bertumbuh terutama untuk bisnis yang masih berhubungan dengan bidang perkebunan kelapa sawit.“Dalam tiga tahun terakhir, sebenarnya Astra Agro mulai melakukan penetrasi dengan cara masuk ke dalam pasar ekspor secara tidak langsung dengan joint venture dengan Astra-KLK Pte. Ltd.,”ujarnya.
Dirinya menuturkan, perseroan masih melakukan evaluasi terkait kesempatan pengembangan bisnis lain yang memberikan imbal hasil yang lebih baik. Namun, khusus untuk tahun ini, aktivitas tersebut ditunda untuk memfokuskan pada penanganan pandemi. Baginya, penting bagi perseroan untuk memusatkan perhatian pada strategi bertahan melewati masa pandemi dengan menyiapkan cara kas sehingga arus kas perusahaan tetap sehat.
Santosa menyatakan, perseroan sendiri terbuka untuk rencana investasi berupa pembangunan plant biodiesel dalam rangka mendukung program pemerintah. Namun, situasi pandemi membuat perseroan harus menunda rencana tersebut karena keberlangsungan bisnis dianggap lebih penting dibanding dengan pengembangannya di saat seperti ini.
Sebagai informasi, di semester pertama tahun ini, perseroan membukukan pendapatan bersih naik 6,5% dari Rp 8,5 triliun pada semester I tahun 2019 menjadi Rp 9,1 triliun. Kenaikan pendapatan ini ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata CPO perseroan selama tahun 2020. Selama semester I tahun 2020, harga jual rata-rata CPO Astra Agro naik 25,9% dari Rp 6.441 per kilogram tahun 2019 menjadi Rp 8.109 per kilogram. Kenaikan harga CPO di tengah pandemik disebabkan oleh meningkatnya daya serap pasar dalam negeri sebagai dampak dari pelaksanaan program mandatori B30 oleh Pemerintah Indonesia.
Dari sisi operasional, pada periode yang sama, produksi CPO Astra Agro turun 15,2% dari 834 ribu ton menjadi 707 ribu ton sebagai dampak dari cuaca kering yang terjadi di tahun sebelumnya. Selama pandemi Covid-19.
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia yakni Pintu Pro Futures terus mencatatkan performa positif sejak…
Bank DKI terus berupaya melakukan proses pemulihan sistem layanan secepat mungkin. Setelah membuka layanan ATM Off-Us, layanan transfer antarbank melalui…
NERACA Jakarta- Performance kinerja keuangan emiten produsen bata ringan PT Superior Prima Sukses Tbk. (BLES) berhasil tumbuh positif di awal…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia yakni Pintu Pro Futures terus mencatatkan performa positif sejak…
Bank DKI terus berupaya melakukan proses pemulihan sistem layanan secepat mungkin. Setelah membuka layanan ATM Off-Us, layanan transfer antarbank melalui…
NERACA Jakarta- Performance kinerja keuangan emiten produsen bata ringan PT Superior Prima Sukses Tbk. (BLES) berhasil tumbuh positif di awal…