Aktivitas Ekonomi Perikanan Di Mimika Semakin Menggeliat

NERACA

Mimika - Proses bisnis berbasis masyarakat di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) sangat penting untuk memaksimalkan potensi hasil perikanan. Seperti adanya Koperasi Mbiti, salah satu pelaku usaha binaan di SKPT Mimika, Papua, dibawah tanggung jawab Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan - Kementerian Kelautan dan Perikanan (PDSPKP - KKP) yang mampu berperan penting selama pandemi Covid-19.

"Ditengah maraknya pandemi Virus Corona (Covid 19), Koperasi Mbiti yang saat ini dipercaya pemda mengelola cold storage berkapasitas 100 ton tetap melakukan aktifitas jual beli ikan, pengolahan, pembekuan dan penyimpanan ikan dengan memanfaatkan bantuan yang telah mereka terima," kata Direktur Logistik Ditjen PDSPKP, Innes Rahmania selaku penanggung jawab pembangunan SKPT Mimika.

Dikatakan Innes, hingga awal Juli 2020, Koperasi Mbiti melakukan distribusi ikan bawal sebanyak 14.051 Kg menggunakan 1 Reefer Container 20 feet dari jasa transportasi laut, KM Tanto ke Surabaya. Hal ini mengingat perairan Laut Aru/Arafura sedang memasuki musim ikan bawal (Februari-Agustus), sehingga banyak nelayan lokal melakukan aktivitas penangkapan ikan bawal dan mendaratkan ikan di PPI Paomako. Adapun koperasi yang didirikan 2016 silam ini melakukan pengumpulan ikan bawal di cold storage.

"Sejak bulan Juni 2020 sebanyak 16.851 kg, dengan ukuran 300-1.000 Gram per Ekor dari nelayan lokal yang menggunakan kapal <5 GT dan alat tangkap Gillnet. Harga ikan bawal bervariasi sesuai ukuran antara Rp. 19.000 s/d 21.000 per Kg," urai Innes.

Ikan-ikan tersebut dikumpulkan dalam bentuk segar, dikemas dalam wadah plastik, dibekukan dengan Air Blast Freezer (ABF), dan disimpan dalam cold storage.

Sementara itu, sebentar lagi akan masuk musim udang, sehingga Koperasi Mbiti perlu menyiapkan dana yang cukup untuk membeli hasil tangkapan nelayan (cash and cary), operasional koperasi, listrik (cold Storage, ice flake machine) dan gaji karyawan.

Selain kebutuhan dana, Koperasi Mbiti butuh bantuan sarana pendukung operasional cold storage seperti, ruang sortir (menggunakan ruang anteroom yang sempit), timbangan size ikan dan wadah (pan ikan).

Merujuk kondisi tersebut, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo menjelaskan pandemi Covid-19 telah memberikan tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha perikanan, khususnya bagi mereka yang bergerak di industri UMKM dan koperasi.

 "Oleh karena itu perlu menyusun strategi yang tepat saat menghadapi era adaptasi kebiasaan baru diantaranya pengembangan modal usaha dengan mengakses Kredit Usaha Rakyat atau Badan Layanan Usaha KKP, kerjasama dengan jasa logistik dan dukungan stimulus bagi pelaku usaha perikanan baik dari pemerintah pusat maupun daerah," jelas Nilanto.

Disisi lain, untuk mengembangkan kapasitas dan potensi masyarakat pesisisir yang sebagian besar sebagai nelayan maka KKP tetap menggelar berbagai kegiatan pelatihan secara daring (electronic learning) melalui platform e-Milea dan e-Jaring.

Pelatihan daring ini dilakukan untuk membangkitkan kembali ekonomi masyarakat yang sempat terdampak Covid-19, namun dengan cara yang tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Dalam situasi seperti ini, teknologi komunikasi dan informasi memegang peran utama, di mana masyarakat mulai beralih dari ekosistem konvensional kepada ekosistem digital,” jelas Kepala BRSDM Sjarief Widjaja.

Namun, Sjarief mengingatkan, peralihan ekosistem ini tak dapat dilakukan sertamerta tanpa penyesuaian. Ia berpendapat, di ekosistem konvensional, dalam memberikan pelatihan widyaiswara maupun instruktur dapat menggunakan aksentuasi dan tekanan intonasi maupun mengungkapkan persahabatan dan hubungan baik secara langsung.

Hal ini dapat memperkuat penyampaian pesan dan makna kepada audiens. Dengan demikian, melalui cara penyampaian yang luar biasa, materi yang sederhana pun dapat meninggalkan pesan yang kuat bagi audiens.

Sebaliknya, di ekosistem digital, kegiatan pelatihan yang dilakukan terbatas ruang dan waktu. “Kita tidak dapat bertemu langsung dengan audiens dan tidak dapat menatap layar dan terkena radiasi terlalu lama. Oleh karena itu, para pelatih harus memiliki strategi berbeda dalam penyampaian pesan,” tutur Sjarief.

 

 

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…