Bantuan Pakan Ikan Mandiri Menjaga Ekonomi Pembudidaya

NERACA

Jepara - Pemenuhan kebutuhan pakan ikan bagi pembudidaya terus digenjot oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), salah satunya melalui bantuan langsung produk pakan ikan mandiri hasil produksi Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (UPT-DJPB). Sebanyak 5 kelompok pembudidaya ikan di Blitar dan 1 kelompok pembudidaya ikan di Madiun menerima bantuan 18 ton pakan ikan mandiri hasil produksi Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menyatakan bahwa penyaluran bantuan diharapkan dapat berkontribusi menjaga geliat pembudidaya skala kecil untuk dapat terus berproduksi.

“Program bantuan pakan ikan mandiri merupakan salah satu program prioritas KKP yang berdampak langsung kepada pelaku usaha perikanan. Selain menjaga roda ekonomi masyarakat, bantuan ini juga merupakan upaya pemerintah untuk menjaga stok kebutuhan ikan, khususnya produk perikanan budidaya di daerah,” papar Slamet.

Slamet menyampaikan bahwa semangat masyarakat untuk berbudidaya masih sangat tinggi meski keadaan ekonomi masih belum sepenuhnya kembali stabil. Hal ini tentunya sejalan dengan permintaan pasar akan produk perikanan baik dari dalam maupun luar negeri yang telah mulai kembali normal setelah melewati masa kritis pandemi Covid-19.

 “Dengan berbagai upaya dan stimulus yang telah diberikan oleh pemerintah, semoga dapat mempercepat pemulihan ekonomi seperti sedia kala,” jelas Slamet.

Seperti diketahui, sepanjang tahun 2020 total bantuan pakan mandiri yang telah disalurkan hingga bulan Mei ialah sebanyak 254,675 ton. Bantuan ini diberikan kepada 219 kelompok pembudidaya ikan di 13 provinsi dan 42 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

Sementara itu, Kepala BBPBAP Jepara Sugeng Raharjo mengatakan bahwa BBPBAP Jepara siap mendukung penuh program pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya pembudidaya ikan. Melalui produksi Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) di BBPBAP Jepara, dirinya optimis program ini dapat menjadi elemen penggerak ekonomi.

Sehingga dalam hal ini masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas pakan mandiri yang dihasilkan, karena proses produksi pembuatan pakan menggunakan bahan baku yang berkualitas serta telah mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Saya berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga meringankan beban biaya produksi di pembudidaya untuk kelangsungan produksi mereka,” jelas Sugeng.

Pada tahun 2020, BBPBAP Jepara mencanangkan target penyaluran bantuan pakan ikan mandiri sebanyak 140 ton. Hingga pertengahan bulan Juni 2020 bantuan pakan ikan mandiri yang telah terealisasi sebanyak 42 ton.

 Sebelumnya KKP meminta seluruh industri pakan nasional agar tidak melakukan kenaikan harga selama masa pandemi Covid-19. Hal tersebut diamini dan mayoritas perusahaan pakan nasional sepakat tidak naik harga pakan ikan tersebut.

Saat dimintai konfirmasi terkait implementasi hasil kesepakatan KKP dengan industri pakan nasional di lapangan, staf Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, Tsaqif Inayah mengatakan bahwa saat ini harga pakan ikan di Jawa Timur secara umum batal naik, bahkan perusahaan yang semula terlebih dahulu menaikan harga pakan sebelum tanggal 1 April mengembalikan ke harga semula.

"Setelah tanggal 20 April kemaren ada harga pakan di beberapa kabupaten yang turun. Tapi ada juga yang masih tetap. Namun yang masih memberlakukan harga lama ini karena memang stock lama di agen masih ada dan mereka beli dengan harga lama. Tapi secara umum harga pakan tidak jadi naik dan yang terlanjur menaikkan, mereka berinisiatif untuk menurunkan harga sesuai arahan dari Menteri Kelautan dan Perikanan," ungkap Tsaqif

Pembatalan kenaikan harga pakan ikan tersebut mendapat respon positif dari para pembudidaya ikan. Mereka menilai dengan harga pakan yang stabil, beban biaya produksi dapat ditekan, sehingga masalah inefisiensi produksi bisa terpecahkan.

Bangun Adi Wahono, pembudidaya ikan di Kabupaten Tulungagung menyambut gembira upaya tersebut. Selama ini menurutnya harga pakan kerap menjadi masalah utama yang dihadapi dalam proses produksi mengingat lebih 70% komposisi biaya produksi adalah dari pakan.

"Kami menyambut baik harga pakan tidak jadi naik, melalui upaya ini kami berharap biaya produksi minimal dapat ditekan, dengan begitu nilai tambah masih bisa dirasakan. Utamanya dimasa pandemik COVID-19 produksi kami bisa bertahan," ungkap Bangun.

 

 

 

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…