NERACA
Jakarta – Perombakan jajaran direksi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali dilakukan di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), setelah sebelumnya PTPP, ADHI dan Waskita Karya. Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), perseroan mengangkat Agung Budi Waskito sebagai direktur utama WIKA menggantikan Tumiyana. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Selain itu, RUPST juga mengangkat Ade Wahyu sebagai direktur keuangan, Rudy Hartono (direktur quality, health, safety and environment), Mursyid (direktur human capital dan pengembangan), Hananto Aji (direktur operasi I ), Harum Akhmad Zuhdi (direktur operasi II), dan Sugeng Rochadi (direktur operasi III). Selain jajaran direksi, RUPST menunjuk Jarot Widyoko sebagai komisaris utama. Komisaris diduduki oleh Edy Sudarmanto, Firdaus Ali, dan Satya Bhakti Parikesit.
Sementara komisaris independen dijabat oleh Adityawarman, Harris Arthur Hedar, dan Suryo Hapsoro Tri Utomo. Agenda lainnya dalam RUPST adalah memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp457 miliar atau 20% dari laba bersih yang dicatatkan perseroan pada tahun lalu. Maka dengan jumlah dividen Rp457 miliar, dividen yang dibagikan setara dengan Rp50,95 per saham.
Kemudian dalam mata acara ke-3, yakni penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2019, RUPST menetapkan sebanyak 20% dari total laba yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp457 miliar sebagai dividen. Di sisi lain 80% dari laba bersih tahun lalu atau sekitar Rp1,82 triliun ditetapkan sebagai cadangan lainnya. Total laba bersih yang didapatkan perseroan pada 2019 mencapai Rp2,28 triliun, tumbuh 32,06% secara tahunan.
Rasio dividen tunai sebesar 20% dari laba bersih sama dengan tahun lalu. Pada 2019, perseroan membagikan dividen sebesar Rp346,05 miliar dari total laba bersih Rp1,73 triliun. Asal tahu saja, perseroan bersama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. menjadi dua BUMN karya dengan nilai dividen tertinggi.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan pihaknya memastikan keberlangsungan bisnis perseroan di tengah tantangan penyebaran Covid-19. Hingga April 2020, disampaikan, WIKA telah mencatatkan kontrak baru sebesar Rp2,83 triliun yang sebagian besarnya disumbangkan oleh sektor industri dan disusul dengan infrastruktur dan bangunan, properti, dan didukung pula oleh sektor energi dan kawasan industri.
Selanjutnya dari segi kepemilikan, mayoritas dari kontrak baru itu berasal dari swasta, disusul dengan pemerintah dan sebagian lagi merupakan buah dari sinergi BUMN."Dengan kontrak baru tersebut, WIKA kini telah memiliki kontrak sebesar Rp80,68 triliun. Ini menjadi tanggung jawab kita untuk bisa menjawab kepercayaan yang diberikan oleh publik dengan strategi yang tepat," kata Mahendra.
Kejar pertumbuhan penjualan, TCL sebagai pemimpin global dalam teknologi pintar dengan bangga meluncurkan eksklusif televisi layar lebar terobosannya, seri 98…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) bersama Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPM) sukses menggelar ajang BTN Indonesia Fashion…
NERACA Jakarta- Pacu pertumbuhan bisnisnya, PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp80 miliar…
Kejar pertumbuhan penjualan, TCL sebagai pemimpin global dalam teknologi pintar dengan bangga meluncurkan eksklusif televisi layar lebar terobosannya, seri 98…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) bersama Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPM) sukses menggelar ajang BTN Indonesia Fashion…
NERACA Jakarta- Pacu pertumbuhan bisnisnya, PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp80 miliar…