NERACA
Makassar - Setelah sukses memasok 80% kebutuhan domestik, kali ini rumput laut jenis Gracilaria sp berhasil menembus pasar ekspor Jepang. Melalui CV. Simpul Agro Globalindo, sebanyak 51 ton rumput laut Gracilaria dilepas dari Makassar, Sulawesi Selatan ke Jepang dengan nilai ekspor komoditas tersebut mencapai USD36.594.
Direktur Utama, CV. Simpul Agro Globalindo, Mursalim mengatakan Jepang sebagai pasar potensial di luar Tiongkok. Terlebih permintaan ekspor ke Jepang mencapai 400 ton dalam setahun.
"Dimasa pandemi ini baru kita penuhi sekitar 76,5 ton. Rumput laut tersebut disuplai dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah," kata Mursalim.
Dikatakan Mursalim, pihaknya bermitra kurang lebih dengan 400 pembudidaya. Mereka tersebar di Sulawesi Tengah sekitar 100 pebudidaya dan 300 pembudidaya dari Sulawesi Selatan. "Kita terus beri motivasi dan fasilitasi agar produksinya terus berjalan," sambung Mursalim.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto memaparkan, kontribusi rumput laut mencapai lebih dari 60% dari total produksi perikanan budidaya nasional. Dengan terus menggenjot ekspor dan membuka peluang pasar baru diharapkan akan mendongkrak devisa yang saat ini terganggu akibat dampak ekonomi Covid-19. Karenanya, meski di masa pandemik, dia berharap ekspor rumput laut terus berjalan.
"Rumput laut ini kontribusinya sangat besar terhadap nilai produksi perikanan budidaya nasional," jelas Slamet.
Saat ini, pemerintah serius untuk menggarap industrialisasi rumput laut nasional. Slamet memastikan, sebagai langkah awal, Ditjen Perikanan Budidaya telah menetapkan peta jalan untuk bangun industrialisasi rumput laut. termasuk bagaimana percepatan produksi di hulu.
"Ini yang akan terus kita dorong agar produktivitas di hulu lebih optimal," tegas Slamet.
Pendapat senada diungkapkan Kadis Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan, Sulkaf S Latief. Menurutnya, rumput laut menjadi komoditas yang paling banyak berkontribusi pada nilai ekspor komoditas perikanan. Adapun Sulawesi Selatan, menyumbang 30% produksi rumput laut nasional.
"Saya kira kita harus fokus untuk membangun mata rantai bisnisnya yang efektif dan efisien serta akan tetap berupaya menjaga sinergitas dengan sejumlah pihak guna menggenjot ekspor rumput laut di Sulawesi Selatan," kata Sulkaf.
Sebelumnya, salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia yaitu CV Sarana Multi Jaya berhasil memanfaatkan peluang ekspor rumput laut ke Korea Selatan.
“Hal ini juga sejalan dengan tetap tingginya permintaan produk makanan di tengah kondisi COVID-19,” jelas Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
Menurut Agus, transaksi awal dari CV Sarana Multi Jaya sebagai eksportir dilakukan dengan pengiriman rumput laut sebanyak 1 kontainer 20 feet rumput laut kering senilai USD 17.000. Sehingga ke depan diberharapkan transaksi ini diharapkan terus berlanjut.
“Eksportir ini merupakan UMKM perdagangan khusus hasil kelautan dan baru pertama kali melakukan ekspor sehingga dilakukan pendampingan oleh ITPC Busan dari pemasaran, pengapalan, sampai teknis pembayaran," tambah Plt. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kasan.
Kasan menjelaskan, kontrak dan purchase order antara kedua belah pihak ditandatangani pada 20 Maret 2020. Produknya kemudian dikapalkan dari Pelabuhan Samarinda pada 30 Maret 2020 dan tiba di Pelabuhan Busan pada 18 April 2020.
Adapun unloading kontainer dilakukan pada 23 April 2020 yang juga didampingi ITPC Busan. Lokasi unloading adalah pabrik buyer di daerah Yangsan, yang jaraknya satu jam perjalanan dari Busan. “Pihak buyer merasa tidak khawatir terhadap wabah pandemi COVID-19, sehingga transaksi kegiatan ekspor rumput laut asal Indonesia ke Korsel tidak terpengaruh," kata Plt Dirjen PEN Kasan.
Kepala ITPC Busan, Ni Made Kusuma Dewi, mengungkapkan, “ekspor ini merupakan trial buying sebelum buyer memutuskan apakah akan melanjutkan pada PO berikutnya atau tidak. Keputusan ini didasarkan pada hasil laboratorium mereka terhadap produk tersebut.”
Dewi mengatakan, pihak buyer juga menyampaikan kegembiraannya atas kerja keras pihak Indonesia di tengah pandemi COVID-19, karena dengan adanya bahan baku rumput laut dari Indonesia, maka produksi industri perusahaan mereka tetap berjalan dengan lancar dan tidak terkendala.
NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…
NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…
NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…
NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…
NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…
NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…