Terigu Indonesia Makin Dilirik Pasar Dunia

NERACA

 

Jakarta – Industri terigu dalam negeri telah menemukan kepercayaan diri. Pasalnya saat ini terigu RI sudah mulai dilirik beberapa negara tetangga seperti Filipina, Singapura, Korea Selatan dan Jepang.  Selain itu, industri tepung terigu di Indonesia masih mengalami pertumbuhan yang cukup baik, bahkan kini tepung terigu RI sudah masuk ke berbagai belahan dunia melalui ekspor.

Ketua Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welerang seusai bertemu dengan Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta mengatakan, produksi tepung terigu Indonesia per tahun mencapai 6 juta ton sedangkan permintaan konsumen lokal terhadap tepung terigu pada tahun 2011 mencapai angka 5,3 juta ton.

"Industri tepung terigu di tahun 2011 secara nasional permintaannya sudah mencapai 5,3 juta ton tepung terigu diantara itu di dalamnya ada 14 % impor. Dan 90 % di konsumsi lokal," kata dia di Jakarta, Rabu (25/4).

Dia memaparkan industri seperti mie instan, biskuit, roti dan produk lain yang berbasis tepung terigu juga menunjukan tren positif pada tahun 2011."Disamping itu industri kebawahnya seperti biskuit mie instant, roti dan sebagainya juga sudah ekspor dengan nilai di 2011 tumbuh 26 %," tuturnya.

Di tempat yang sama, Menteri Perindustrian MS Hidayat memaparkan akan adanya pabrik baru yang dibangun di Indonesia pada tahun ini karena nilai tambah industri tepung terigu di Indonesia melonjak tinggi. "Mereka tadi menyampaikan bahwa value added industri terigu di dalam negeri itu melonjak tinggi, sehingga dalam tempo satu tahun ini akan ada 5 pabrik baru yang beroperasi. Sehingga total indusrti terigu kita akan ada 23," ungkap Hidayat.

Dengan kondisi ini bertambahnya value added, jelasnya, Indonesia akan dijadikan basis produksi industri terigu untuk memasok Asia Timur. Menurut Mantan Ketua Kadin tersebut, industri tepung terigu yang saat ini ada 18, akan meningkat menjadi 23, jadi memang pertumbuhan investasi industri tepung terigu sangat kondusif.

Dalam 2-3 tahun ke depan investor yang akan berinvestasi mendirikan pabrik terigu adalah PT Sari Pangan Makmur Sejahtera yang membangun pabrik di 4 lokasi yakni di Palembang, Pontianak, Bangkalan, dan Medan. Sementara untuk pabrik yang lain adalah PT Sarana Prima Makmur Sejahtera, PT Tarlindo Makmur Abadi, PT Istana Kanya, dan PT Bungasari Flour Mills.

Lebih jauh Hidayat menuturkan apabila di 2013 pertumbuhan pasar konsumen tepung terigu mencapai 7%, itu nilainya sama dengan pembangunan pabrik baru."Jadi kalau anda bisa hitung kalau 6,3 juta ton giling kalau dia tumbuh 6 sampai 7% secara kasar, itu sama dengan 1 pabrik tepung terigu jadi sama dia dengan industri semen ,kalau nambah berapa % dia nambah satu pabrik," ungkapnya.

Mencabut Gugatan

Sebelumnya Aptindo menggugat Menkeu di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta mengenai dumping terigu Turki yang dianggap tidak melindungi Industri terigu dalam negeri.Namun Saat Aptindo telah mencabut gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta mengenai dumping terigu Turki yang sebelumnya ditujukan kepada Menteri Keuangan Agus Martowardojo."Soal dumping kita ada perubahan sedikit, kita sudah cabut gugatan PTUN, dan kami akan mengalihkan dengan suatu proses tersendiri," ungkap Franky.

Franky enggan menyebutkan langkah apa yang sedang diambil mengalihlkan masalah ini. Seperti diberitakan sebelumnya Aptindo mengajukan gugatan ke PTUN Jakarta melawan Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Agus Marto dianggap melakukan tindakan pembiaran tidak melindungi pengusaha Indonesia terhadap persaingan tak sehat dari pengusaha Turki yang sudah terbukti dumping dengan tak menetapkan bea masuk anti dumping. "Kita atas nama Aptindo menggugat melalui PTUN," jelas Franky.

Jauh sebelumnya Komite Anti Dumping Kementerian Perdagangan (KADI) Kementerian Perdagangan telah merekomendasikan agar 6 produsen/eksportir tepung terigu asal Turki yang menjual ke Indonesia dikenakan bea masuk anti dumping (BMAD) berkisar antara 19,67%-21,99%, karena terbukti menyebabkan kerugian industri terigu lokal akibat impor komoditas tersebut atas praktik dumping.

KADI telah menuntaskan penyelidikan terhadap tepung terigu impor dari Turki berdasarkan petisi yang diajukan Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo). Aptindo mewakili tiga perusahaan di dalam negeri yakni PT Eastern Peral FM, PT Sriboga, dan PT Panganmas. Rekomendasi KADI tersebut telah ditindaklanjuti oleh Menteri Perdagangan melalui surat kepada Menteri Keuangan tertanggal 31 Desember 2009. Namun hingga kini belum ada respons dari menteri keuangan mengenakan BMAD.

BERITA TERKAIT

Indonesia Tidak Sedang dalam Fase Deindustrialisasi

NERACA Jakarta – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak sedang dalam fase deindustrialisasi. Sebab, beberapa indikator…

Indonesia Tak Gentar Hadapi Kebijakan Tarif Trump

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menanggapi dengan tegas kebijakan Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap…

Perpres Nomor 46 Tahun 2025 Jadi Angin Segar Bagi Industri Ditengah Tekanan

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan perusahaan industri mengapresiasi terbitnya Perpres (Peraturan Presiden) baru tentang PBJ (Pengadaan Barang dan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Indonesia Tidak Sedang dalam Fase Deindustrialisasi

NERACA Jakarta – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak sedang dalam fase deindustrialisasi. Sebab, beberapa indikator…

Indonesia Tak Gentar Hadapi Kebijakan Tarif Trump

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menanggapi dengan tegas kebijakan Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap…

Perpres Nomor 46 Tahun 2025 Jadi Angin Segar Bagi Industri Ditengah Tekanan

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan perusahaan industri mengapresiasi terbitnya Perpres (Peraturan Presiden) baru tentang PBJ (Pengadaan Barang dan…

Berita Terpopuler