Rampungkan Rights Issue - Glencore Akuisisi Saham CITA Rp 1,19 Triliun

NERACA

Jakarta – Di tengah melorotnya indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) seiring dengan sentien virus corona, rupanya tidak mempengaruhi rencana aksi korporasi emiten di tahun ini. Apalagi, tren righst issue dan penerbitan obligasi makin marak dan salah satunya adalah  PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) yang telah menyelesaikan penambahan modal dengan menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (right issue).

Dalam right issue tersebut, Glencore International Investments Ltd telah membeli saham Cita Mineral dengan nilai Rp 1,19 triliun. Direktur Cita Mineral Investindo, Yusak Lumba Pardede dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, transaksi dilaksanakan pada 21 Februari 2020. "PT Harita Jayaraya tidak melaksanakan hak memesan efek terlebih dahulunya dan mengalihkan kepada Glencore International Investments," jelas dia.

Yusak menjelaskan, transaksi ini tidak memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan kelangsungan usaha perseroan. Dia juga menegaskan, tidak ada dampak yang tidak menguntungkan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha atas transaksi yang dilakukan. Lebih lanjut, transaksi ini juga mengakibatkan perubahan struktur kepemilikan Cita Mineral.

Dengan aksi korporasi tersebut, kepemilikan saham Glencore International Investments naik dari 18% menjadi 30,21% di Cita Mineral. Jumlah saham yang dibeli Glencore mencapai 589,62 juta saham dengan harga per unit Rp 2.022. Sedangkan sekitar 48,16% dana hasil penerbitan saham baru rencananya digunakan perseroan untuk membayar seluruh pokok dan bunga utang bank jangka panjang kepada Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd (OCBC).

Kemudian, sekitar 36,92% akan digunakan untuk membayar seluruh pokok dan bunga utang entitas anak usaha, PT Harita Prima Abadi Mineral kepada DBS Bank Ltd., OCBC dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja. Sementara itu, Glencore International Investment Ltd merupakan perusahaan investasi yang beralamat di Bermuda, Samudra Atlantik bagian utara. Perusahaan ini merupakan bagian dari Glencore International AG, yang berbasis di Baar, Swiss. Perusahaan terkenal dengan aktivitas investasi di sektor energi, komoditas pertanian, dan logam.

Pada 2019, perseroan memproduksi 9 juta ton metallurgical grade bauxite (MGB). Produkai ini hampir dua kali lipat ketimbang realisasi produksi 2018 yang mencapai 4,6 juta ton. Selama 2018, Cita Mineral menjual 80% MGB ke pasar internasional, utamanya Tiongkok. Sedangkan sisa 20% hasil produksi dijual ke entitas asosiasi yakni PT Well Harvest Winning Alumina Refinery. Nantinya, Well Harvest Winning mengolah MGB menjadi produk smelter grade alumina (SGA). Sebelumnya, Yusak menjelaskan perseroan melalui entitas usaha Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) berencana membangun fasilitas pemurnian atau smelter grade alumina tahap dua.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…