NERACA
Jakarta – Melorotnya kinerja keuangan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di kuartal tiga 2019 yang mencatatkan rugi bersih Rp 1,72 triliun, naik signifikan dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 779,58 miliar, makin memacu emiten properti ini untuk mematok target bisnis lebih agresif lagi di tahun depan.
Investor relations Lippo Karawaci, Bret Ginesky mengatakan, tahun depan perseroan menargetkan marketing sales sebesar Rp2,2 triliun—Rp2,5 triliun pada 2020. Dimana untuk memenuhi target tersebut ada beberapa proyek residensial yang akan diluncurkan. Hal itu guna menopang target pemasaran dapat terealisasi.”Tahun depan, target kami berada di kisaran Rp2,2 triliun sampai dengan Rp2,5 triliun. Ada beberapa proyek perumahan yang akan diluncurkan baik di Cikarang maupun di Karawaci,"ujarnya di Jakarta, kemarin.
Dia menambahkan, selain dari kedua lokasi itu, perseroan pun akan mendorong penjualan dari proyek yang sudah selesai seperti di Kemang dan Puri, Jakarta. Pada proyek tersebut, perseroan akan menargetkan pasar kelas menengah sebagai konsumen utama. Selain itu, perseroan juga optimistis target tahun depan dapat terealisasi. Namun, melihat dari hasil pemasaran dalam 3 tahun terakhir LPKR belum pernah menyentuh target tersebut.
Adapun, pencapaian tertinggi perseroan terjadi pada 2016 sebesar Rp2,1 triliun. Sementara pada 2017 dan 2018 hanya mencapai Rp1,81 triliun dan Rp1,63 triliun. Menurut Direktur Utama Lippo Karawaci, Ketut Budi Wijaya, tahun depan sektor properti dapat kembali pulih. Pasalnya, secara makro seharusnya ada pemulihan dengan berkurangnya suku bunga.”Tahun depan ada peluncuran produk baru, selain itu target pembangunan 1 juta rumah akan menjadi stimulasi sektor properti. Tapi semua itu tergantung sentimen makro," ujarnya.
LPKR, lanjutnya, perseroan akan berupaya mendorong bisnis inti perusahaan yakni properti pada tahun depan. Sebagai informasi, saat ini mayoritas pendapatan emiten properti itu disokong oleh bisnis rumah sakit sebesar 62,99%. Dari total pendapatan kuartal III/2019 sebesar Rp8,27 triliun sekitar Rp5,21 triliun berasal dari anak usaha PT Siloam Internasional Hospitals Tbk. (SILO).
Ketut menegaskan, LPKR akan mendorong pemasaran dan penjualan properti dalam beberapa tahun ke depan. Dengan begitu, perseroan bisa mendapatkan dividen dari PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK). Adapun kepemilikan LPKR atas LPCK mencapai 80% setelah rights issue pada pertengahan tahun."Kami akan mempercepat pembangunan kawasan kami di Cikarang dan Makassar. Kami menargetkan pada 2022, LPCK dapat membagikan deviden kepada kami," katanya.
Saat ini, kata Ketut, perseroan memiliki bank lahan 1.500 hektare dengan izin pengembangan lahan mencapai 8.000 hektare."Dalam waktu pendek, fokus kami adalah pembangunan bisnis inti. Bank lahan akan kami pakai untuk perluas produk yang mendukung pertumbuhan kelas menengah karena tren akan berkembang pesat," ucapnya.
Praktekkan menjalankan bisnis berkelanjutan dengan pendeketan ESG (Environment, Social, Governance), LOTTE Mart dan bahkan di seluruh negara tempat beroperasi dan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia menggelar program edukasi Pintu Goes to Campus di Universitas…
NERACA Jakarta —Emiten pertambangan, PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) menargetkan peningkatan pendapatan 2025 sebesar 17,29%, dan laba tahun berjalan naik…
Praktekkan menjalankan bisnis berkelanjutan dengan pendeketan ESG (Environment, Social, Governance), LOTTE Mart dan bahkan di seluruh negara tempat beroperasi dan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia menggelar program edukasi Pintu Goes to Campus di Universitas…
NERACA Jakarta —Emiten pertambangan, PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) menargetkan peningkatan pendapatan 2025 sebesar 17,29%, dan laba tahun berjalan naik…