NERACA
Jakarta – Perkuat likuiditas dalam mendanai ekspansi bisnisnya, emiten pelayaran dan pertambangan PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) akan melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 100 miliar saham baru bernominal Rp100 per lembar saham atau 201,43% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam prospektus ringkasnya di Jakarta, Rabu (3/7).
Pada aksi korporasi tersebut, perseroan juga menerbitkan 14 miliar waran seri III yang dapat dikonversi menjadi 14 miliar saham. Sehingga setelah aksi korporasi itu, modal dasar perseroan meningkat menjadi 195 miliar lembar saham dari sebelumnya sebanyak 180 miliar lembar saham. Maka untuk memuluskan aksi korporasi tersebut, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 5 Juli 2019 untuk mendapatkan persetujuan aksi korporasi tersebut.
Dijelaskan, aksi korporasi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah saham beredar dan akan meningkatkan likuiditas saham perseroan. Rencananya, dana hasil right issue akan digunakan untuk pengembangan atau ekspansi usaha dan pelunasan utang perseroan dan anak usaha. Adapun pelaksanaan waran III akan digunakan untuk modal kerja dan anak usaha.
Tahun ini, perseroan menargetkan produksi batubara dua kali lipat dibandingkan dengan produksi tahun lalu. Direktur Utama TRAM, Soebianto Hidayat pernah bilang, pihaknya berencana memproduksi hingga 5 juta ton batubara di sepanjang tahun 2019. Jumlah itu hampir naik dua kali lipat dibanding produksi batubara TRAM pada tahun lalu yang berada di angka 2,6 juta ton.
Soebianto bilang, target yang berlipat itu sejalan dengan rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan melihat potensi pasar batubara. "Target produksi diperkirakan mencapai 5 juta ton, sesuai dengan kondisi pasar kalau harganya memungkinkan, karena harga kan fluktuatif,"ujarnya.
Untuk mencapai target tersebut, kata Soebianto, TRAM akan memproduksi sekitar 350.000 ton hingga 450.000 ton batubara per bulan. Sementara hingga kuartal I 2019, produksi batubara TRAM sudah mencapai 1 juta ton. "Produksi kita (Kuartal-I) sudah sekitar 1 juta ton, penjualan-nya mirip-mirip dengan itu,"jelasnya.
Dia bilang, jumlah tersebut masih dalam rentang target yang dipatok perusahaan. Sebab, sepanjang Semester I TRAM menargetkan sudah bisa memproduksi dan menjual emas hitam sebesar 2,4 juta ton - 2,6 juta ton. Adapun, batubara yang diproduksi TRAM berasal dari anak usahanya, yakni PT Gunung Bara Utama (GBU). Dari GBU ini, TRAM memproduksi dan menjual batubara kalori tinggi di atas 5.000 kkal/GAR.
Soebianto bilang, batubara TRAM itu menyasar sejumlah pasar seperti Jepang, Vietnam, Thailand dna Taiwan. Pada tahun ini, ia mengatakan TRAM masih akan menyasar pasar yang sama, namun dengan volume penjualan yang meningkat sejalan dengan naiknya produksi batubara. "Tahun ini mungkin masih sama (pasar ekspor) kita lebih tingkatkan volumenya saja," katanya.
Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…