Hindari Kesalahan Paling Umum saat Berolahraga

Kesalahan yang dilakukan saat berolahraga dapat berujung pada penyakit kronis. Laporan terbaru dari Departemen Kesehatan Amerika Serikat menyatakan tujuh dari sepuluh penyakit kronis paling umum dipengaruhi oleh aktivitas fisik secara teratur. Agar olahraga tak jadi sia-sia dan tubuh mendapatkan manfaat yang seharusnya, hindari beberapa kesalahan yang paling umum berikut ini. 1. Tidak maksimal Olahraga harus dilakukan dengan intensitas tertentu. Setiap orang disarankan untuk berolahraga dengan intensitas sedang hingga tinggi. Sering kali orang berolahraga namun tidak mencapai intensitas ini. Dikutip dari CNN Indonesia.com, tingkat intensitas setiap orang bervariasi berdasarkan tingkat kebugaran. Namun, pada umumnya seseorang yang sedang latihan aerobik pada intensitas sedang ditandai dengan dapat berbicara tapi tidak dapat bernyanyi. Pada intensitas tinggi, seseorang hanya dapat mengatakan beberapa kata karena terengah-engah. Penguatan otot juga harus dilakukan secara berulang sampai sulit untuk melakukan pengulangan berikutnya. American College of Sports Medicine menyarankan satu set yang berisi delapan kali kekuatan otot dapat diulang hingga 12 kali. Selain itu, olahraga juga mesti terus berkembang jika sudah mencapai intensitas, jenis, atau durasi yang direkomendasikan. 2. Latihan terlalu spesifik Memiliki lingkup latihan yang terlalu sempit atau hanya terpaku pada satu olahraga saja merupakan kesalahan yang banyak dijumpai. Olahraga yang terlalu spesifik ini menyebabkan beragam masalah yang muncul akibat gerakan berulang dan mengarah pada peningkatan cedera.Oleh karena itu penting untuk menggabungkan latihan kekuatan dengan keseimbangan dan fleksibilitas. Hal ini berguna untuk membangun atau mempertahankan kesehatan otot, tendon, dan sendi serta meminimalkan risiko cedera. Penting pula untuk menyeimbangkan latihan pada semua otot seperti dada dan punggung, bisep dan trisep, paha belakang serta paha depan untuk menghindari rasa sakit dan menyebabkan cedera. 3. Terlalu memaksa Berolahraga terlalu banyak dan terlalu cepat juga tak baik untuk tubuh. Hal ini merupakan penyebab utama dari nyeri otot dan cedera. Sering kali olahraga yang berlebihan ini muncul akibat tujuan dan jadwal yang tidak realistis. Sebaiknya, mulailah dari aktivitas intensitas sedang lalu meningkat dengan perlahan. Perlu waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk membangun fondasi kardiorespirasi dan otot, sendi, serta tendon yang solid. Di sisi lain, Berolahraga memang bisa dilakukan kapan saja. Anda bisa berolahraga di pagi hari, siang, atau bahkan malam hari. Meski bisa dilakukan kapan saja, penelitian terbaru mengungkapkan ada waktu terbaik untuk berolahraga. Studi di Australia menyatakan waktu terbaik untuk berolahraga adalah malam hari. Penelitian ini mengungkapkan olahraga tidak mempengaruhi tidur seperti yang banyak diperkirakan sebelumnya. Olahraga di malam hari justru disebut dapat membantu menekan dorongan untuk ngemil.

BERITA TERKAIT

Waspadai Kanker Serviks - Pentingnya Deteksi Dini dan Proteksi Finansial

Berbicara tentang kanker, sering kali penyakit kritis ini dampaknya hanya dikaitkan secara fisik dan juga emosional, padahal satu dampak besar…

Konsumsi Makanan Sehat Buat Anak Berawal dari Rumah

Memenuhi asupan gizi pada anak tidak hanya mengandalkan jajanan dari luar dan justru sebaliknya semua berawal dari makanan yang disajikan…

Waspada, Kasus Covid di Beberapa Negara Melonjak

Lonjakan kasus COVID-19 kembali merebak di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong, sejak akhir Mei 2025. Untuk…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Waspadai Kanker Serviks - Pentingnya Deteksi Dini dan Proteksi Finansial

Berbicara tentang kanker, sering kali penyakit kritis ini dampaknya hanya dikaitkan secara fisik dan juga emosional, padahal satu dampak besar…

Konsumsi Makanan Sehat Buat Anak Berawal dari Rumah

Memenuhi asupan gizi pada anak tidak hanya mengandalkan jajanan dari luar dan justru sebaliknya semua berawal dari makanan yang disajikan…

Waspada, Kasus Covid di Beberapa Negara Melonjak

Lonjakan kasus COVID-19 kembali merebak di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong, sejak akhir Mei 2025. Untuk…