Wujudkan Indonesia Lebih Sehat - Gerakan 21 Hari Lifebuoy

Neraca. Gerakan 21 hari (G21H) Lifebuoy, program ini merujuk kepada  berbagai pendapat dan penelitian pakar perubahan perilaku bahwa untuk membentuk suatu kebiasaan baru pada seseorang dibutuhkan waktu minimal 21 hari untuk melakukan kebiasaan baru tersebut secara terus-menerus tanpa putus.
 
Sasaran program ini, lebih kepada siswa sekolah dasar (SD) termasuk guru dan komunitas sekolah. budaya baik seperti (cuci tangan pakai sabun) CTPS yang tertanam sejak dini akan terus terbawa hingga usia tua. Selain itu upaya promotif dan preventif di sekolah sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar pada khususnya, dan kesehatan siswa pada umumnya.
 
Sasaran lainnya melalui keluarga, yang merupakan unit terkecil dari suatu bangsa dan tahapan awal penting dari suatu proses pendidikan dan penanaman budaya yang baik. dari keluarga bisa menanamkan kebiasaan kepada anak untuk menjaga kesehatan.
 
Kegiatan CTPS dipandang penting untuk dijadikan sebagai suatu gerakan bersama yang sangat mudah menuju hidup sehat. Kegiatan ini dapat dilakukan dan digerakan baik oleh institusi atau lembaga pemerintah maupun swasta, dalam maupun luar negeri.
 
Program G21H menjangkau tujuh provinsi yang telah diintervensi Lifebuoy, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tengara Timur, dan Sumatera Utara ditambah tiga provinsi yang memiliki tingkat PHBS dan perilaku CTPS dengan benar masih berada di bawah rata-rata nasional yaitu Sulawesi Selatan 22,13%, Banten 19,29%, dan Sumatra Barat 7,81%.
 
Implementasi G21H di sekolah, dilaksanakan dengan kerjasama dan dukungan dari sekolah-sekolah binaan Lifebuoy, yakni lebih dari 745 sekolah di 10 provinsi. Sedangkan implementasi di rumah atau keluarga, dilaksanakan dengan kerjasama dan dukungan dari TP PKK pusat dan TP PKK daerah di 33 provinsi.
 
Hasil implementasi yang telah dilakukan di 10 provinsi menunjukkan sebanyak 127.441 siswa SD atau hampir 70% dari total peserta G21H, berhasil dengan sempurna melakukan semua kebiasaan sehat pada 5 sangat penting yang telah ditentukan dalam G21H, CTPS  sebelum makan pagi, makan siang, makan malam, CTPS setelah dari toilet, dan mandi pakai sabun setiap hari 21 hari berturut-turut tanpa putus.
 
Jika tidak melakukan minimal salah satu dari 5 kebiasaan sehat tersebut, atau berhenti melakukan kebiasaan sehat tersebut sebelum 21 hari, maka dikatagorikan belum berhasil. Peserta lainnya perlu diedukasi lebih lanjut, terutama tentang pentingnya CTPS setelah dari toilet.
 
Efektivitas program G21H mencapai 70%, ini akan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan dan mutu pendidikan. Menurut WHO, suatu program kesehatan sekolah yang efektif dapat menjadi salah satu investasi yang paling efektif bagi suatu bangsa untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pendidikan secara bersamaan.
 
Secara kualitatif, G21H telah menggerakan berbagai pihak untuk lebih bersih dan sehat. Misalnya, sekolah menjadi lebih banyak melakukan berbagai kegiatan positif untuk menanamkan nilai-nilai prilaku hidup bersih dan sehat. kegiatan UKS menjadi lebih aktif, kesadaran sekolah untuk melakukan sosialisasi PHBS kepada sekolah lainnya juga menjadi lebih tinggi.
 
Tingkat kesadaran sekolah untuk menyediakan fasilitas kesehatan juga meningkat. Sarana cuci tangan, yang tadinya belum ada, menjadi diadakan. Kesadaran CTPS yang baik harus menggunakan air mengalir juga menyadarkan beberapa sekolah untuk mengadakan fasilitas air mengalir.
 
Kampanye kesehatan Lifebuoy dimulai dengan menjaga kesehatan tangan, karena tangan adalah salah satu jalur utama kuman penyakit masuk ke dalam tubuh. Tangan adalah anggota tubuh yang paling sering bersentuhan dengan benda di sekitar dan berhubungan langsung dengan mulut, hidung, liang telinga, dan selaput lendir mata.(sahlan)
 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…