Jaga Likuiditas Harga Saham - Tower Bersama Berniat Buyback 204 Juta Saham

NERACA

Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berencana melakukan pembelian saham kembali atawa buyback maksimal 204 juta saham atau setara 4,5% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Harga pelaksanaan buyback akan mengacu pada rata-rata harga penutupan perdagangan saham TBIG selama 25 hari sebelum keterbukaan informasi diterbitkan atau di bawah harga rata-rata itu. Rata-rata selama periode itu sekitar Rp 5.775 per saham. Sehingga, TBIG perlu menyiapkan dana setidaknya sekitar Rp 1,18 triliun untuk merealisasikan rencana aksi korporasi tersebut. Sumber dana untuk buyback belum ditentukan.

Namun, di sisi lain, buyback dilakukan karena membaiknya kinerja perusahaan. Membaiknya kinerja membuat TBIG memiliki saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya senilai Rp 1,26 triliun per 31 Desember 2017. TBIG akan meminta restu terkait rencana ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang rencananya akan diselenggarakan pada 27 April mendatang.

Selain buyback saham, aksi korporasi lainnya yang bakal dilakukan perseroan di tahun ini adalah menerbitkan surat utang atau notes dengan target perolehan dana maksimal US$ 850 juta.  Notes TBIG dikenakan bunga maksimal sebesar 8% per tahun. Adapun jatuh tempo atas notes tersebut akan terjadi pada tahun 2028.

Penerbitannya tidak dilakukan secara langsung oleh TBIG, melainkan anak usahanya, TBG Global Pte. Ltd. Dana perolehan notes juga tak langsung masuk ke kantong TBIG. Jadi, TBG akan menerbitkan notes. Hasil dananya dialihkan ke Tower Bersama Singapore Pte. Ltd (TBS), Selanjutnya, barulah TBS memberikan pinjaman kepada TBIG dengan dana hasil penerbitan notes itu.

Notes tersebut akan TBIG gunakan untuk keperluan refinancing. Sebagian perolehan dana notes itu juga akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan. Namun, perusahaan perlu memperoleh persetujuan pemegang saham guna merealisasikan rencananya itu. TBIG akan meminta restu terkait aksi korporasi ini dalam RUSLB.

Sepanjang tahun 2017 kemarin, perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan EBITDA menjadi sebesar Rp 4,02 triliun dan Rp 3,49 triliun. Marjin EBITDA meningkat menjadi 86,9% sepanjang tahun lalu. Jika hasil triwulan keempat 2017 disetahunkan, maka total pendapatan perseroan mencapai Rp 4,19 triliun dan EBITDA mencapai Rp 3,63 triliun.

Per 31 Desember 2017, TBIG memiliki 23.018 penyewaan dan 13.509 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 13.461 menara telekomunikasi dan 48 jaringan DAS. Dengan total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 22.970, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) menjadi 1,71. “Kami mengumumkan tahun pertumbuhan organik yang sangat baik, di mana kami menambahkan 3.009 penyewaan gross yang terdiri dari 925 site telekomunikasi dan 2.084 kolokasi. Penambahan yang signifikan pada penyewa kolokasi telah meningkatkan rasio kolokasi (tenancy ratio) dari 1,63 pada kuartal IV-2016 menjadi 1,71 di kuartal IV-2017," kata Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG.

Dia menambahkan, kontrak jangka panjang dari operator telekomunikasi yang terjamin, memastikan arus kas yang kuat dan meningkat. Hal ini memungkinkan pihaknya melanjutkan inisiatif pengembalian untuk pemegang saham. Perusahaan berencana mengusulkan pembagian dividen tahun buku 2017 kurang lebih Rp 650 miliar-Rp 750 miliar pada RUPS Tahunan 2018 mendatang.

Selain itu, perusahaan tetap aktif melakukan pembelian kembali saham pada saat run-rate EV/EBITDA multiple berada di bawah kisaran target. "Berdasarkan EBITDA triwulan keempat 2017 yang disetahunkan (run-rate EBITDA), dan saldo total pinjaman bersih (net debt) kuartal keempat 2017 dan kapitalisasi pasar yang telah disesuaikan dengan saham treasury sebesar 1,89% yang dimiliki per akhir Desember 2017), maka run-rate EV/EBITDA adalah sebesar 11,9x berdasarkan harga saham Rp 5.700,” papar Hardi.  (bani)

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…