Harga Baja Global Naik, Baja Lokal Tak Terpengaruh

NERACA

Jakarta – Kenaikan harga baja yang terus-menerus, ternyata belum menimbulkan pengaruh signifikan terhadap industri alat berat di Indonesia. Lonjakan harga baja dipicu oleh tingginya kebutuhan infrastruktur di China.

“China yang merupakan salah satu negara produsen baja internasional, mulai menahan ekspor produknya,” kata Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, Australia yang juga merupakan negara pengekspor baja, juga mengalami bencana alam berupa banjir, sehingga terjadi hambatan pengiriman baja ke negara tujuan.

“Kondisi ini berdampak pada kontrak tender-tender proyek konstruksi. Demi mempertahankan margin, kontraktor kemungkinan bakal mengubah kembali kontrak,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Alat Besar Indonesia atau Heavy Equipment Manufacture Association of Indonesia (Hinabi) Pratjojo Dewo mengatakan, kenaikan harga baja belum memberikan pengaruh yang signifikan bagi industri baja.

Alasannya, sambung Dewo, harga alat berat baru mengalami peningkatan sebesar 1%. Peningkatan harga baru juga hanya terjadi pada baja produksi lokal yaitu mencapai 20%.

“Porsi baja lokal dalam alat berat berat seperti buldozer sebesar 20%-30%. Sedangkan bahan baku utama banyak yang diimpor, karena butuh baja khusus. Apalagi, hingga kini produsen masih mengunakan harga baja berdasarkan kontrak lama,” jelasnya.

Pada kontrak baru nanti, imbuhnya, harga baja impor belum tentu naik. Tergantung situasi dan kondisi saat kontrak diteken. “Tapi dengan pergerakan harga minyak yang terus naik, kami juga khawatir mendorong harga baja impor,” ujar Dewo.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, impor barang dari besi dan baja pada Januari 2011 mencapai US$ 257,5 juta. Angka itu anjlok 12,8% dibandingkan Januari 2010 yang senilai US$ 295,4 juta.

Sebelumnya, Wakil Ketua Iron and Steel Industry Association (IISA) Irvan Kamal Hakim mengatakan, kenaikan harga baja tahun 2011 bakal menyentuh di atas perkiraan awal yakni 23%. Menyusul, banjir yang melanda daerah pertambangan di Australia.

BERITA TERKAIT

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

BERITA LAINNYA DI Industri

PIS Siap Jadi Agregator Transportasi dan Logistik CCS

NERACA Jerman – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya…

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…