Antisipasi Kebijakan The Fed - Sucorinvest Pilih Saham Valuasi Masih Rendah

NERACA

Jakarta – Kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang bakal menaikkan suku bunga acuannya pada Maret tahun ini, dipastikan memberikan dampak besar terhadap industri pasar modal dan termasuk nilai tukar rupiah. Namun merespon hal tersebut, PT Sucorinvest Asset Management sebagai perusahaan manajer investasi akan selektif memilih aset dasar dalam produk reksa dananya.

Chief Investment Officer PT Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul Wawointana mengatakan bahwa rencana The Fed menaikkan suku bunganya tentu akan membuat pasar saham baik global maupun domestik mengalami fluktuasi yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, namun masih terdapat peluang di tengah situasi itu.”Strategi yang bisa dilakukan adalah dengan memilih saham emiten yang valuasinya masih rendah untuk dijadikan aset dasar dalam produk reksa dana,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dirinya optimistis sentimen dari dalam negeri mengenai fundamental ekonomi yang masih kondusif dapat mengimbangi sentimen dari kenaikan suku bunga The Fed yang sedianya akan dilakukan pada Maret ini. Disamping itu, lanjutnya, pihaknya juga akan cenderung mengurangi porsi surat utang atau obligasi dalam aset dasar reksa dana yang dikelola karena kebijakan The Fed itu dapat mendorong meningkatnya imbal hasil obligasi di Amerika Serikat.

Menurutnya, kenaikan imbal hasil di AS dapat mempengaruhi mata uang rupiah yang akhirnya dapat mempengaruhi obligasi di dalam negeri. Sementara itu, analis Infovesta Utama, Viliawati mengemukakan bahwa kinerja reksa dana dalam sepekan atau periode 15-23 Februari 2018. Dimana indeks reksa dana pendapatan tetap kembali mengalami koreksi. Koreksi yang dialami jenis reksa dana itu sejalan dengan pasar obligasi pemerintah yang juga mengalami pelemahan.”Berbeda dengan jenis pendapatan tetap, indeks reksa dana lainnya justru mengalami penguatan khususnya reksa dana yang memiliki aset dasar pada saham seiring dengan penguatan pasar saham," papar Viliawati.

Kemudian menyikapi tahun politik, PT Schroder Investment Management Indonesia memandang para pelaku pasar tak perlu khawatir dengan pengaruh yang akan timbul dari gelaran pesta demokrasi tahun ini. Pasalnya, produk investasi hingga saat ini kinerjanya masih baik.”Sebenarnya, saham masih cukup bagus. Kalau reksa dana masuk di reksa dana saham karena pertumbuhan laba emiten masih akan bagus di angka 13%,”kata ‎Executive Vice President Intermediary Business PT Schroder Investment Management Indonesia, M. Renny Raharja.

Renny mengungkapkan, di awal tahun ini The Fed memang sudah menaikkan suku bunga sebanyak empat kali. Tapi, keputusan itu tidak akan memberi dampak selama ekonomi dalam negeri masih dalam zona positif. "Kenaikan suku bunga The Fed selama empat kali, selama growth kita bagus maka mata uang rupiah kita akan baik. Tapi, kalau growth maju mundur maka akan terkoreksi juga rupiahnya, yang akhirnya menghantam pasar," jelasnya. 

Menurutnya, instrumen investasi yang masih prospektif bukan hanya saham, tetapi juga instrumen investasi obligasi beredominasi rupiah pun masih cukup bagus meski dihadang tahun politik. Obligasi dinilai masih memberikan imbal hasil (return) yang cukup positif."Masuk bulan ke 5 atau 6, harga obligasi pemerintah dengan redenominasi rupiah akan kebantu sedikit, dibandingkan obligasi pemerintah yang redenominasinya dolar AS.‎ Makanya saya bilang, masih akan bagus investasi di tahun ini,”ungkapnya.

 

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…