Performance kinerja keuangan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) terus melorot sebagai dampak melemahnya daya beli masyarakat. Tercatat sepanjang tahun 2017 kemarin, perseroan mencatatkan pendapatan turun dan bahkan harus menanggung rugi ratusan miliar. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, pendapatan bersih HERO hanya mencapai Rp13,03 triliun, padahal di periode yang sama tahun 2016 HERO masih sanggup membukukan pendapatan bersih sebesar Rp13,67 triliun.

Hal itu membuat posisi laba kotor perusahaan ikut mengalami penyusutan. Tengok saja, pada 2016 laba kotor perusahaan masih bertengger di angka Rp3,57 triliun, sedangkan di 2017 angkanya menjadi Rp3,44 triliun. Alhasil, posisi laba sebelum pajak pun berubah, dari sebelumnya positif Rp184,44 miliar, menjadi negatif Rp251,64 miliar. Imbasnya laba tahun berjalan yang sudah terkumpul sebanyak Rp120,58 miliar di 2016 berubah menjadi rugi sebesar Rp191,40 miliar di ujung tahun 2017.

Sementara itu, jumlah total aset perusahaan juga mengalami penurunan dari Rp7,48 triliun di 2016 menjadi Rp7,36 triliun di akhir tahun lalu. Tekanan terhadap kinerja perseroan sudah terjadi di kuartal tiga 2017. Dimana pendapatan perusahaan turun sebesar 5% menjadi Rp9,96 triliun dari posisi sebelumnya Rp10,47 triliun.

Turunnya penjualan pada bisnis makanan perusahaan dituding menjadi salah satu biang keladi menyusutnya pendapatan bersih perusahaan. Berbeda dengan bisnis makanan, penjualan di Guardian dan IKEA berjalan dengan baik dan berhasil membukukan pertumbuhan laba yang kuat.