Indonesia Banjir Narkoba

Memasuki Tahun 2018, Indonesia dibanjiri narkoba. Dalam kurun waktu sebulan ini aparat lintas instansi berhasil menggagalkan upaya penyelundupan barang laknat dalam jumlah besar, hingga berton-ton jumlahnya.

 

NERACA

 

Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN), TNI AL, dan Bea Cukai berlomba menggempur mafia internasional yang mencoba menyelundupkan narkoba dalam bentuk shabu ke Indonesia. Hasilnya kerja aparat patut diapresiasi. Kapal-kapal asing yang mengangkut berton-ton shabu asal Tiongkok disergap ketika memasuki perairan Indonesia. Prestasi mengagumkan ditorehkan oleh prajurit TNI AL yang berhasil menangkap Kapal MV Sunrise Glory berbendera Singapura berisi 1 ton lebih shabu. dan Disusul kemudian tim Satgassus Polri dan Bea Cukai, yang juga menangkap kapal pembawa 1,6 ton shabu.

Menyikapi hal itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menuturkan, maraknya penangkapan penyelundupan narkoba di perairan Batam yang paling sering digunakan jaringan internasional untuk menyelundupkan narkoba menjadi bukti kalau Indonesia menjadi pasar potensial jaringan narkoba. "Indonesia jadi market potensial narkoba internasional," kata Kapolri Tito Karnavian.

Oleh karenanya, Tito  sudah memberi instruksi tegas pada anak buahnya agar tak segan menindak para bandar narkoba. "Mungkin salah satu faktor adalah penegakan hukum yang tegas dan keras. Ini jadi polemik. Ada yang pro dan kontra. Saya sudah instruksikan ke jajaran Polri, jangan ragu tindak tegas. Bandar melawan, tembak mati. Perintah saya itu," tegas Tito.

Hal senada juga, diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Tingginya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah kelas menengah membuat Indonesia dijadikan target pasar besar untuk peredaran narkoba. "Indonesia dinilai potensi market besar (narkoba) dilihat dari frekuensinya yang besar. Dalam dua bulan saja 2,9 ton. Satu tahun kemarin 2,1 ton. Artinya potensi mencoba untuk masuk narkoba makin tinggi," jelasnya.

Luasnya wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan kerap dimanfaatkan para bandar narkoba jaringan internasional. Mereka nekat mencoba menyelundupkan narkoba baik melalui pelabuhan resmi maupun pelabuhan tikus. Sri Mulyani menuturkan, para penyelundup narkoba masuk ke wilayah perairan Indonesia, lalu mencoba kabur ke perairan internasional ketika aksi mereka mulai terendus. "Kalau bicara 1,62 ton maka kita bicara 8 juta pengguna. Ini membuktikan besarnya ancaman terhadap anak muda di Indonesia", ujarnya.

Sementara itu, mantan Direktur Penindakan BNN, Benny Jozua Mamoto, mengatakan penyelundupan narkoba yang berhasil masuk ke Indonesia diperkirakan jumlahnya jauh lebih besar dibanding keberhasilan aparat membongkar kasus-kasus yang ada sekarang, "Yang lolos justru lebih banyak," katanya.

Menurut Benny Mamoto, dari survei BNN, keberhasilan aparat penegak hukum mengungkap penyelundupan narkoba baru sekitar 10%. Kenyataan ini, sambungnya, menunjukkan bahwa Indonesia masih merupakan wilayah sasaran penyelundupan jaringan narkoba internasional, karena permintaan konsumsi narkoba masih tetap tinggi . "Tingginya narkoba yang masuk, karena pasar tidak berhasil ditekan, jadi angka permintaan tetap tinggi," tegas Benny.

 “Dan ketika permintaan tetap tinggi, lanjutnya, maka para sindikat internasional akan terus menggelontorkan dengan 1001 macam cara, 1001 macam jalur, 1001 macam modus, agar narkoba sampai ke pasar Indonesia,” sambungnya.

Sementara itu, Deputi Pemberantasan BNN, Arman Depari, mengatakan Indonesia menjadi sasaran penyelundupan narkoba dari sindikat internasional, tidak terlepas dari sejumlah faktor. "Selain jumlah penduduknya yang besar, perkembangan ekonomi Indonesia yang terbilang tinggi menjadi daya tarik bagi sindikat narkoba," kata Arman.

Faktor lainnya, sambungnya, adalah semakin ketatnya Filipina dan Cina dalam menghadapi kejahatan narkoba.

Sedangkan Kepala BNN, Budi Waseso, juga mengatakan maraknya narkoba diselundupkan ke Indonesia antara lain disebabkan luasnya perairan Indonesia dan keterbatasan petugas. Budi juga tidak memungkiri adanya permintaan turut menjadi pemicu.

Namun menurut Budi, keberhasilan tim gabungan BNN, TNI, polisi dan Bea Cukai dalam membongkar penyelundupan 1, 3 ton sabu pada 7 Februari di Batam, harus dibaca pula sebagai 'pesan kepada para bandar narkoba'. "(Bahwa) penanganan narkoba di negeri ini tak hanya ditangani oleh BNN atau Polri semata, akan tetapi juga dibantu oleh TNI," kata Budi Waseso.

 

Waktunya Jihad

 

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan sudah waktunya semua pihak menyatakan jihad melawan narkoba. Pasalnya, peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah memasuki tahap gawat darurat.  "Kini kita bukan hanya perang, melainkan saya nyatakan kita berjihad melawan narkoba. Ini demi masa depan serta kedaulatan bangsa dan negara," tegas Bamsoet.

Bamsoet menegaskan korban narkoba bukan hanya kepada generasi muda saja. Melainkan sudah lintas usia dan lintas profesi. Jika dibiarkan, Indonesia bisa menjadi surga bagi peredaran narkoba. "Saya tidak rela Indonesia yang terkenal dengan Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi, malah menjadi surga bagi peredaran narkoba. Terlebih saat mendapat laporan bahwa narkoba jenis apapun yang dipasarkan di Indonesia selalu laku. Ini sangat membuat saya sedih sekaligus geram," ujar Bamsoet.

Bamsoet mengingatkan besarnya jumlah penduduk dan luas wilayah Indonesia ternyata dimanfaatkan para gembong internasional dalam memasarkan narkoba. "Kita tidak boleh membiarkan sesama anak bangsa terjerumus dalam neraka Narkoba. Perlu kesadaran semua pihak, dimulai dari keluarga sebagai entitas terkecil dari komunitas. Saya mengajak para orang tua, anggota keluarga, guru, pemuka agama, serta semua pihak turut ambil bagian berada di garis depan dalam jihad melawan Narkoba," kata Bamsoet.

Politisi Partai Golkar ini juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada aparat hukum, dari mulai jajaran Kepolisian, TNI, BNN, Bea Cukai, Imigrasi, maupun pihak lainnya yang sudah satu barisan memberantas Narkoba. Dari catatan Bamsoet, setidaknya aparat hukum telah berhasil menangkap pengedar Narkoba dalam jumlah besar, antara lain: 300 Kg Sabu dari seorang WNA Pakistan di Pekalongan pada 27 Januari 2016. 141,8 Kg Sabu dari seorang WNA China di Tangerang pada 10 Oktober 2016 . 17,23 ton Sabu. 1.220 butir pil happy five, dan 11.730 butir pil ekstasi dari dua orang WNI di Surabaya pada 3 April 2017. 1 ton Sabu diamankan dari WNA Taiwan di Serang pada 13 Juli 2017.  1,29 ton Sabu dari empat orang WNA Taiwan dikapal MV Sunrise Glory di Kepulauan Riau pada 7 Februari 2017. 1,6 ton Sabu dari kapal ikan asal Taiwan berbendara Singapura di Kepulauan Riau 21 Februari 2018.

"DPR RI tanpa ragu terus mendukung segala upaya jihad dalam memberantas narkoba. Hukuman maksimal harus diberikan kepada para pengedar dan gembong yang tertangkap. Kita juga akan tangkap dan hukum para pengedar dan gembong lainnya. Siap-siap saja. Kita tidak akan memberikan ruang maupun ampunan sedikitpun bagi mereka yang telah mengotori Tanah Air tercinta," paparnya. (agus)

 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…