Menko PMK - Pemerintah Pertimbangkan Sardjito Jadi Pahlawan Nasional

Puan Maharani

Menko PMK 

Pemerintah Pertimbangkan Sardjito Jadi Pahlawan Nasional 

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan usulan agar Profesor Sardjito ditetapkan menjadi pahlawan nasional.

"Kami ada aturan dan mekanisme apakah semua persyaratan untuk menjadi pahlawan itu selesai atau belum. Kalau belum akan kami sampaikan," kata Puan di sela Seminar Nasional dalam Rangka Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional Prof Dr Sardjito, MPH," di Jakarta, Selasa (27/2).

Pemerintah, kata dia, akan melakukan pengecekan dan penelitian atas usulan Sardjito menjadi pahlawan nasional sesuai persyaratan."Pemerintah mengecek apakah semua persyaratan sudah cukup atau harus dilengkapi. Jejak sejarah harus dilengkapi apakah benar atau ada saksi sejarah bahwa hal-hal dimaksud telah dilakukan," ujar dia.

Kendati demikian, secara selintas Puan berpandangan jasa Sardjito sangat besar maka wajar jika ada usulan agar mantan rektor Universitas Gadjah Mada dan Universitas Islam Indonesia itu diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Menurut dia, nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan Sardjito patut diapresiasi dan diteruskan. Hal itu sejalan dengan pemikiran Bung Karno yang menyatakan agar orang Indonesia jangan sekali-kali melupakan sejarah."Jangan sampai kita menjadi bangsa yang melupakan sejarah dengan tidak mengenal pahlawannya yang sudah berjasa untuk bangsa," kata dia.

Puan mengatakan Sardjito merupakan seorang akademisi, dokter, budayawan, aktivis kemanusiaan, pejuang kemerdekaan dan peran positif lainnya. Di bidang pendidikan, dia mengatakan Sardjito sangat berperan dalam dunia pendidikan tinggi Indonesia. Ketika terjadi peristiwa Bandung Lautan Api, Sardjito menyelamatkan aset pendidikan dengan memindahkan Institut Pasteur ke Klaten dengan mempertaruhkan nyawanya.

Sebagai budayawan, kata dia, Sardjito merupakan peneliti pahatan Candi Borobudur dan hasil penelitiannya disampaikan dalam kongres internasional di Manila pada tahun 1953 yang membuka mata dunia tentang tingginya peradaban di Indonesia pada masa lalu. Selanjutnya, pada 1991 Borobudur dinobatkan sebagai warisan dunia.

"Sardjito punya jiwa pengabdian yang tidak memikirkan untuk diri sendiri, melainkan untuk keilmuan, masyarakat, negara dan bangsa. Sifat keteladanan inilah yang perlu dicontoh oleh kita semua, generasi penerus bangsa," kata dia. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Mendes PDTT - Pembangunan Desa Harus Bertumpu pada Akar Budaya

Abdul Halim Iskandar Mendes PDTT Pembangunan Desa Harus Bertumpu pada Akar Budaya Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan…

Menlu RI - Asia Pasifik Pimpin Transformasi Digital Dunia

Retno Marsudi Menlu RI Asia Pasifik Pimpin Transformasi Digital Dunia Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa…

Ketua MPR RI - Elemen Bangsa Hormati Putusan MK

Bambang Soesatyo Ketua MPR RI Elemen Bangsa Hormati Putusan MK Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo mengajak…

BERITA LAINNYA DI

Mendes PDTT - Pembangunan Desa Harus Bertumpu pada Akar Budaya

Abdul Halim Iskandar Mendes PDTT Pembangunan Desa Harus Bertumpu pada Akar Budaya Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan…

Menlu RI - Asia Pasifik Pimpin Transformasi Digital Dunia

Retno Marsudi Menlu RI Asia Pasifik Pimpin Transformasi Digital Dunia Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa…

Ketua MPR RI - Elemen Bangsa Hormati Putusan MK

Bambang Soesatyo Ketua MPR RI Elemen Bangsa Hormati Putusan MK Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo mengajak…