Sentimen Global Kembali Tekan Laju IHSG

NERACA

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ditutup melemah 111,13 poin terimbas sentimen negatif dari ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat. IHSG BEI ditutup melemah 111,13 poin atau 1,68% menjadi 6.478,54, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 16,51 poin (1,49%) menjadi 1.090,48.

Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 470.463 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,672 miliar lembar saham senilai Rp15,490 triliun. Sebanyak 58 saham naik, 330 saham menurun, dan 92 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.

David Sumual, ekonom Bank BCA menilai, penurunan IHSG merupakan lanjutan dari kondisi global.”Dalam dua hari terakhir ini memang indeks sudah jatuh seperti Dow Jones 1.800 poin atau sekitar 7%, serta pasar asia Nikkei turun 5%, dan bursa IHSG juga turun 2%,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurut David, rata-rata saham emiten juga memang sedang terkoreksi. Tidak hanya emiten perbankan, namun rata-rata semuanya sedang turun. Catatan saja saham emiten perbankan seperti BMRI, BBCA, BBNI dan BBRI pun mengalami penurunan. Sektor finansial kehilangan 1,86% sore kemarin. 

David menjelaskan, dari sisi valuasi, kondisi pasar global juga cukup mahal, ditambah lagi kondisi dalam negeri juga seperti pasokan emiten baru serta rights issue dalam jumlah besar yang kurang menjadi salah satu faktor.”Kondisi ini koreksi temporer dan normal karena kondisi pasar global yang sedang jatuh serta emiten dalam negeri yang terkoreksi secara merata,” jelas David.

Sementara analis Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya menambahkan bahwa koreksi IHSG hanya bersifat sementara karena faktor pendukung lain bagi industri pasar modal adalah masih kuatnya fundamental perekonomian nasional yang masih akan melanjutkan pertumbuhan.”Kondisi dalam negeri yang kondusif akan menjadi daya tarik bagi investor untuk tetap berinvestasi," katanya.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka melemah 121,09 poin atau 1,84% menjadi 6.469,54, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 24,35 poin (2,20%) menjadi 1.082,64. Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere mengatakan bahwa produk domestik bruto (PDB) tahun 2017 yang tumbuh 5,07% dibandingkan 5,02% pada tahun sebelumnya tidak mampu menahan tekanan di bursa saham.”Hal itu karena pertumbuhan PDB tahun 2017 di bawah target pemerintah sebesar 5,2%," katanya.

Meski demikian, lanjut dia, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi 5,4% pada tahun 2018 dapat tercapai. Optimisme itu didukung oleh momen pilkada, Asian Games serta mempertahankan pertumbuhan investasi dan ekspor.”Ditambah sentimen dari antisipasi laporan laba perusahaan, bisa menjadi katalis positif bagi IHSG," katanya lagi.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…