NERACA

Jakarta - Sebagai bentuk komitmen dan kepedulian pada kelestarian alam, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menjalin kerja sama dengan Climate Bond Initiative (CBI) untuk mendukung pembiayaan yang ramah lingkungan melalui penerbitan "green bond" di Indonesia.”BEI kini menjadi bagian dari kelompok bursa efek dunia yang telah berkomitmen untuk berperan lebih besar dalam pengembangan keuangan hijau global dan nasional, khususnya difokuskan pada 'green bond,”kata Direktur Utama BEI, Tito Sulstio di Jakarta, kemarin.

Dia mengemukakan bahwa BEI menjadi bursa efek keenam yang bermitra dengan Climate Bonds Initiative setelah London Stock Exchange, Luxembourg Green Exchange, Deutsche B’rse, Bolsa Mexicana, dan Nasdaq Nordics.”BEI akan terus berperan dalam pembiayaan ramah lingkungan. Kerja sama dengan CBI akan memberikan kesempatan bagi pasar untuk berkembang,”ujarnya.

Sementara CEO Climate Bonds Initiative, Sean Kidney mengatakan bahwa Bursa Efek Indonesia dapat berperan penting untuk mendorong perusahaan meraih modal dan investasi bagi investor ke aset rendah karbon dan proyek hijau di Indonesia.”Dengan kemitraan ini kita sekarang memiliki fondasi yang kuat untuk berbagi pengetahuan dan perluasan investasi hijau," katanya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengharapkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam lingkungan Pemprov DKI dapat menyiapkan diri untuk meraih pendanaan melalui pasar modal yang ramah lingkungan.”Ada tiga kandidat yang paling potensial, yakni Transjakarta, PAM Jaya, dan PAL Jaya," ujarnya.

Dia mengemukakan bahwa Transjakarrta dinilai memiliki potensi menerbitkan "green bond" karena dapat membantu memindahkan masyarakat dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum. Sedangkan PAM Jaya, lanjut dia, sebagai perusahaan jasa yang berkomitmen melayani kebutuhan air bersih bagi warga DKI Jakarta, dan PAL Jaya, menyediakan jasa layanan pengelolaan air limbah.

Tiga perusahaan itu, berpotensi untuk disertifikasi oleh Climate Bond Initiative (CBI) sehingga memiliki potensi untuk menawarkan instrumen keuangannya baik di dalam negeri maupun di luar negeri, tergantung demandnya seperti apa.