PT Semen Jawa Gandeng DLH Kabupaten Sukabumi Uji Mutu Air dan Udara - Dituding Cemari Lingkungan

PT Semen Jawa Gandeng DLH Kabupaten Sukabumi Uji Mutu Air dan Udara 

Dituding Cemari Lingkungan

NERACA

Sukabumi - Dituding mencemari lingkungan dan yang mengakibatkan penyakit gatal bagi sebahagian warga Desa Tanjung Sari, Kecamtan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, PT Semen Jawa dan Tambang Semen Sukabumi (TSS), gandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi lakukan uji verifikasi kualitas air dan udara dari aktifitas perusahaan. 

President Director PT Semen Jawa, Somcai Dumrongsil didampingi Senior Media Relation, Budi Alimuddin melalui siaran pers yang diterima NERACA Sabtu (27/1), PT Semen Jawa dan PT TSS menjaga komitmen untuk terus menciptakan kehidupan yang lebih baik sesuai dengan Visi Lingkungan Perusahaan (Eco Value) yaitu kebijakan menjalankan usaha secara berkelanjutan dengan memberikan fokus pada konservasi lingkungan hidup dan penciptaan nilai-nilai di masyarakat dalam setiap proses produksinya. 

“PT Semen Jawa dan PT. TSS sebai rekan bisnis perusahaan terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak serta mentaati peraturan daerah yang berlaku,” tulis Budi dalam siaran persnya. 

Terkait aduan masyarakat dan pemberitaan di sejumlah media yang menyebutkan adanya warga yang mengidap gatal-gatal yang disebabkan oleh aktifitas perusahaan, Somchai memberikan kuasa sepenuhnya kepada DLH Kabupaten Sukabumi untuk melakukan uji dan verifikasi air dan udara di sekitar daerah operasional perusahaan.

Dari hasil uji dan verifikasi ini, DLH Kab. Sukabumi menemukan beberapa fakta sebagai berikut, pertama jarak sumber mata air surya kurang lebih 2.000 meter dari blok tambang aktif PT TSS.“Pengambilan sample air dari dua tempat, yakni berasal dari sumber mata air surya dan sungai surya di Kampung Surya, RT 02/ RW 05 Desa Tanjungsari untuk diuji oleh UPTD Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Terakreditasi,” terang dia. 

Hasil pengujian kualitas lingkungan dari air bersih udara ambient yang dilakukan oleh Laboratorium Terakreditasi pada titik pantau terdekat pada koordinat  S. 06°59’33.09” E. 106°51’19.06”, memperlihatkan adanya seluruh parameter kualitas air bersih dan udara ambient yang memenuhi baku mutu.

“Kebersihan Sumber Mata Air Surya tidak terpelihara dengan baik karena dimanfaatkan oleh warga untuk berbagai kebutuhan seperti MCK, perairan sawah, bahkan keperluan konsumsi untuk diminum. Dari hasil tersebut di atas, DLH Kabupaten Sukabumi menyimpulkan,  bahwa gatal-gatal yang diduga disebabkan oleh pencemaran air dari aktifitas PT. Semen Jawa dan PT. TSS tidaklah terbukti,  karena menunjukan tidak adanya bahan berbahaya dalam kandungan air dari kedua sampel air yang telah diuji dan diverifikasi,” ungkap Budi.

Sehingga, sambung dia,  DLH Kabupaten Sukabumi menghimbau warga, untuk terus menjaga kebersihan sebagai bagian gaya hidup. Sedangkan, terkait dengan udara, hasil uji dan verifikasi menyimpulkan bahwa aktifitas PT. Semen Jawa dan PT. TSS tidaklah berkontribusi terhadap ISPA .“Hal itu setelah dilakukan pemeriksaan terhadap warga sekitar oleh UPTD Puskesmas Jampang Tengah, serta uji udara ambient. ISPA diakibatkan oleh paparan asap rokok dari warga,” tandas dia. 

Budi mengungkapkan ada tiga penyakit teratas yang dikeluhkan warga yang melakukan pemeriksaan. Ketiga penykit itu, Rematik (34 orang), Scabies (30 orang), dan Gastritis (30 orang).“Ketiga penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup sehat serta rendahnya kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan, sebagai contoh adalah penyakit scabies. Penyakit ini adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau yaitu hewan mikro yang dapat menjadi parasit pada kulit manusia. Tungau dapat tumbuh di lingkungan yang lembab seperti kasur dan seprei yang tidak bersih dan dapat berpindah-pindah sehingga dapat menular lebih luas,” jelas dia.

Selain ketiga penyakit itu, beberapa penyakit lainnya yang dikeluhkan oleh warga adalah Tinea yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dialami sebanyak tujuh orang, ISPA sebanyak 22 orang, Darmatitis yaitu alergi kulit karena air mandi yang tidak bersih sebanyak 10 orang, Hipertensi sebanyak 10 orang, dan penyakit lain-lain sebanyak 14 orang, diantaranya mengalami  Vertigo, Bacterial Viginosis yaitu penyakit kelamin karena tingkat kebersihan yang rendah, Neuraopati post Herpetikum yaitu rasa nyeri setelah cacar air, Diabetes Melitus bahkan Kongjungtivitis atau radang pada mata. 

Budi menambahkan, PT Semen Jawa dan PT TSS beserta DLH Kabupaten Sukabumi telah membagikan hasil penelitian dan uji mutu air tanah di sejumlah desa di Kabupaten Sukabumi yang telah diverifikasi UPTD Laboratorium dan Laboratorium terakreditasi.

“Bahkan ketika mendapatkan laporan dari Kepala Desa dan tokoh masyarakat, bahwa Desa Tanjung Sari membutuhkan pengobatan, atas beberapa keluhan penyakit yang mereka alami, PT Semen Jawa dan PT TSS, segera melakukan kegiatan bakti perusahaan yaitu penyuluhan, pemeriksaan, dan pengobatan massal (Gratis) pada 18 Januari 2018 di Posyandu Flamboyan IV Kampung Surya Desa Tanjungsari Kecamatan Jambang Tengah,” terang Budi. 

Kegiatan itu, tambah dia, berkoordinasi dengan UPTD Puskesmas Jampang Tengah selaku lembaga kesehatan setempat, PT. Semen Jawa dan PT. TSS membuka layanan kesehatan gratis yang telah diikuti oleh 147 warga.

Selain itu, sebut dia, pihaknya menurunkan tiga tim koordinasi. Tim I, jelas dia, untuk berkoordinasi dengan Desa Tanjungsari dan Pengambilan Sampel Air di Mata Air Surya dan Sungai Surya bagi Tim I, Koordinasi dengan UPTD Puskesmas Jampang Tengah pada Tim II, sedangkan Tim III melakukan Peninjauan Lokasi Leuwi Dinding dengan Titik Pantau Kampung Leuwi Dinding Desa Tanjungsari Kecamatan Jampang Tengah.

Sementara Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup pada DLH Kabupaten Sukabumi Suhebot Ginting menambahkan dalam merespon laporan masyarakat, serta sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah yang menangani perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, DLH mengerahkan tim ke lapangan untuk menguji dan memverifikasi kebenaran tentang potensi pencemaran lingkungan terutama air dan udara yang ditimbulkan dari aktifitas PT. Semen Jawa dan PT TSS.

Suhebot menghimbau warga untuk bertanya dan mendapatkan informasi pada narasumber yang dapat dipercaya akan kebenaran berita tersebut, sehingga tidak mudah terprovokasi oleh pemberitaan yang keliru.“Hal ini perlu digarisbawahi karena untuk mengetahui potensi pencemaran diperlukan adanya uji serta verifikasi yang menyeluruh termasuk uji lab dari Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Terakreditasi," katanya. Ron

 

BERITA TERKAIT

Pakar Ajak Masyarakat Dukung Perbaikan Pelayanan Publik Bea Cukai

  NERACA Jakarta - Pakar keamanan nasional dan intelijen Dr. Stepi Anriani menilai kinerja Bea Cukai selama ini masih baik.…

Cegah Miskomunikasi, Kemenkeu Komitmen Sempurnakan Prosedur dan Perkuat Layanan Publik

  NERACA Jakarta – Kemenkeu berkomitmen untuk terus menyosialisasikan kebijakan, menyempurnakan prosedur, dan mengajak para pemangku kepentingan untuk bersama-sama memperkuat…

MenkopUKM: PLUT KUMKM Harus Sinergi Dengan Komunitas Bangun Inovasi Produk, Market, dan Model Bisnis

NERACA Biak Numfor, Papua - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya aktivitas Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Pakar Ajak Masyarakat Dukung Perbaikan Pelayanan Publik Bea Cukai

  NERACA Jakarta - Pakar keamanan nasional dan intelijen Dr. Stepi Anriani menilai kinerja Bea Cukai selama ini masih baik.…

Cegah Miskomunikasi, Kemenkeu Komitmen Sempurnakan Prosedur dan Perkuat Layanan Publik

  NERACA Jakarta – Kemenkeu berkomitmen untuk terus menyosialisasikan kebijakan, menyempurnakan prosedur, dan mengajak para pemangku kepentingan untuk bersama-sama memperkuat…

MenkopUKM: PLUT KUMKM Harus Sinergi Dengan Komunitas Bangun Inovasi Produk, Market, dan Model Bisnis

NERACA Biak Numfor, Papua - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya aktivitas Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)…