2D Project Gelar Musik Era 1980-an

2D Project Gelar Musik Era 1980-an

NERACA

Jakarta - PT Kemilau Sinar Mentari melalui 2D Project Production akan menyelenggarakan pertunjukan konser musik lokal papan atas di era ‘80an bertajuk “Back Story Music Concert 2018” pada Jumat, 26 Januari 2018 di gedung Balai Sarbini, Jakarta. Konser ini akan menghadirkan penyanyi-penyanyi kegendaris ternama tempo dulu yang karyanya masih didengar dan dinyanyikan generasi masa kini. “Bagi kalian penggemar dan pecinta musik Indonesia di tahun 1980 sampai dengan 2018, di Back Story Music Concert 2018 kalian bisa menyaksikan penampilan keren yang pastinya akan mengobati kerinduan kalian pada masa-nya,” kata Rudy Lasut, Pimpinan PT Kemilau Sinar Mentari dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (20/1).

Penyanyi-penyanyi kegendaris ternama yang akan turut memeriahkan konser tersebut, antara lain Vina Panduwinata, Deddy Dhukun, Dian Pramana Poetra, Fariz RM, Atiek CB, Trie Utami, Mus Muljiono, dan Yopie Latul.

Dalam konser tersebut, juga akan menghadirkan special perfomance dari Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram, bersama Benito dan Ditektur Utama Bank BJB Ahmad Irfan. Agus maupun Irfan ini memang terlibat sejak awal konser ini digagas oleh Deddy Dhukun, dan Dian Pramana Poetra pada Oktober 2017 lalu.

Agus Muharram menyatakan mendukung penuh Back Story Music Concert 2018, sebagai bentuk komitmen dalam menumbuhkembangkan musik Indonesia di tengah persaingan musik global. Sebagai orang yang memiliki hobi bernyanyi sejak kecil, Agus berharap konser berjalan sukses. Karena itu Agus mengajak peran media dalam mempublikasikan informasi mengenai rencana konser dimaksud. 

Kemudian Agus juga menilai konser ini sebagai bentuk penghargaan dan cinta terhadap musik Indonesia. Agus berharap musisi maupun pencipta lagu mendapat perlindungan pemerintah dari upaya pembajakan. Musik Indonesia harus tetap berkelanjutan dari masa ke masa. Walaupun diakui, musik era ‘80an lebih disukai karena memiliki khas tersendiri dan enak didengar.

“Kita ingin mereka dilindungi oleh pemerintah. Jadi ada pesan bahwa musik Indonesia ini harus tetap berwawasan dan juga berkelanjutan. Tidak dibajak terus mencipta dan mengenang kembali lagu-lalu era ‘80an itu enak didengar dan ini bukan hanya era 80an tapi semua. Ini yang harus kita dukung, siapa lagi yang mau mencintai kalau bukan dari kita sendiri,” tandas Agus. Mohar/Rin

 

BERITA TERKAIT

Kementan Gandeng Polri Tingkatkan Ketahanan Pangan

NERACA Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Polri dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan mewujudkan swasembada pangan seperti yang terjadi…

Remotivi: Revisi UU Penyiaran Ancam Kreativitas di Ruang Digital

NERACA Jakarta - Lembaga studi dan pemantauan media Remotivi menyatakan revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2022 Tentang Penyiaran, dapat mengancam…

Kompolnas Dorong Polri Segera Bentuk Direktorat PPA-PPO

NERACA Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendorong Polri segera mengaktifkan Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Pemberantasan Perdagangan…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Kementan Gandeng Polri Tingkatkan Ketahanan Pangan

NERACA Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Polri dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan mewujudkan swasembada pangan seperti yang terjadi…

Remotivi: Revisi UU Penyiaran Ancam Kreativitas di Ruang Digital

NERACA Jakarta - Lembaga studi dan pemantauan media Remotivi menyatakan revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2022 Tentang Penyiaran, dapat mengancam…

Kompolnas Dorong Polri Segera Bentuk Direktorat PPA-PPO

NERACA Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendorong Polri segera mengaktifkan Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Pemberantasan Perdagangan…