Aset BPR Di Papua Tumbuh 17,5%

 

NERACA

 

Papua - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua mengungkapkan aset Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ada di wilayah tersebut selama triwulan III 2017 bertumbuh 17,5 persen atau menjadi Rp1,16 triliun. Kepala OJK Papua Misran Pasaribu, di Jayapura, Kamis (28/12), menyebut peningkatan nilai aset tersebut juga sejalan dengan penyaluran kredit yang pada periode yang sama bertumbuh 15,63 persen atau menjadi Rp980 miliar.

Ia pun memuji kinerja BPR yang ada di Papua karena nilai penyaluran kredit di Papua jauh lebih besar dibandingkan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun, yaitu Rp420 miliar. "Jadi jumlah Loan Deposit Rasio (LDR) BPR di Papua sebesar 235,71 persen, angka tersebut sangat tinggi," ujarnya.

Misra masih memuji kinerja BPR di Papua karena tidak hanya tinginya nilai LDR, tetapi jumlah kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) disebutnya sangat kecil. "Ada satu hal yang menarik di tahun ini, dimana khusus untuk NPL BPR di papua selalu rendah setiap tahunnya, kini posisinya ada di 2,16 persen," kata dia.

Sedangkan untuk BPR Syariah, saat ini di papua hanya ada satu unit yang asetnya sebesar Rp0,93 miliar. Kemudian untuk kreedit atau pembiayaannya sebesar Rp0,64 miliar dan DPK nya Rp0,81 miliar. Sementara untuk NPF-nya ia sebut sangat tinggi sebesar 98,24 persen, kemudian FDR nya 78,77 persen.

Sebelumnya, Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Papua, mencatat kinerja BPR Papua tumbuh positif di tengah persaingan usaha yang semakin ketat dan regulasi yang makin protektif. Ketua Perbarindo Papua, Papua Barat, dan Maluku, Arif Windarto, mengemukakan pertumbuhan itu dilihat dari aset atau aktiva BPR yang menunjukkan trend positif selama dua tahun terakhir. “Ini bisa dilihat dari pertumbuhan aset dan bertambahnya jumlah kantor BPR yang sekarang menggeliat tumbuh meski hanya di perkotaan saja,” ujarnya.

Selain pertumbuhan yang signifikan, Perbarindo gencar melakukan edukasi kepada masyarakat tentang BPR. Buktinya, aset industri BPR khusus di Papua atau BPR pada Desember 2016 hingga Juli 2017 yang tumbuh sebesar 13 persen dari Rp 1.003.215 triliun menjadi Rp 1.092.475 triliun. Sementara jumlah tabungan yang berhasil dihimpun hingga Juli 2017 mencapai Rp 107, 117 miliar atau tumbuh sebesar 13 persen dan deposito tumbuh sebesar 21 persen dari Rp 242.019 miliar menjadi Rp 300.484 miliar. Jumlah nasabah yang sudah dilayani industri BPR mencapai 50.780 nasabah yang tersebar di seluruh Papua. "Kini BPR di Papua berjumlah tujuh dan jaringan sebanyak 20 unit kantor,” ujarnya.

 

 

BERITA TERKAIT

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial

TASPEN Optimalkan Srikandi TASPEN untuk Jadi Penggerak Finansial NERACA Jakarta - Dalam memperingati Hari Kartini 2024, PT Dana Tabungan dan…

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…