Buah Manis Promo MTF di GIIAS - Ketika Inovasi Jeli Menjawab Kebutuhan Konsumen

NERACA

Selalu berinovasi dan menawarkan promo menarik menjadi tuntutan bagi pelaku usaha agar bisa survive ditengah sengitnya persaingan bisnis. Oleh karena itu, berfikir kreatif dan inovatif dengan selalu memahami kebutuhan konsumen menjadi salah satu cara dan kunci sukses untuk memenangi persaingan bisnis dan memacu pertumbuhan bisnis lebih pesat lagi. Hal inilah yang dilakukan kebanyakan perusahaan pembiayaan kendaraan atau multifinance yang berlomba-lomba meraup kue pasar otomotif yang terus tumbuh seiring dengan masih terjaganya daya beli masyarakat.

Bisnis pembiayaan kendaraan sangat bergantung pada industri otomotif. Meskipun, pasar otomotif di awal tahun diprediksi bakal melesu tetapi faktanya di kuartal ketiga, penjualan otomotif melesat tajam. Tengok saja, tiga bulan pertama di semester kedua 2017 ada kenaikan sekitar 7%, jika dibanding periode yang sama tahun lalu. Jika ditotal, jumlahnya mencapai 270.255  unit, sedangkan pada tahun lalu hanya sebesar 250.714 unit saja. Perolehan tersebut jadi angin segar bagi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang berharap banyak pada paruh kedua 2017.

Ini merupakan pertumbuhan tertinggi sepanjang 2017, di mana pada kuartal pertama wholesales hanya naik 6,16%, sedangkan di kuartal kedua malah anjlok 5,69% (year-on-year). Jika mempertahankan kenaikan harga secara konsisten, bukan tidak mungkin target pasar nasional sampai akhir tahun bisa tercapai. Gaikindo yang diwakili Johannes Nangoi, Ketua Umum pernah bilang, jualan otomotif di tahun ini diproyeksikan akan tumbuh sekitar 4%, atau bisa mencapai 1,1 juta unit. Sebelumnya di 2016, total pasar mobil nasional hanya sanggup menyentuh angka 1.060.000 unit.

Jika pada kuartal ketiga bisa tumbuh sampai 7,79%, sepanjang sembilan bulan 2017 persentasenya hanya naik 2,6% saja, menjadi 803.757 unit. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, jumlahnya sebanyak 782.841 unit. Melihat tren dari tahun ke tahun, jumlah total pasokan selama Januari-September 2017 sudah hampir mendekati pencapaian pada 2013 dan 2014 lalu, yang masing-masing punya perolehan 908.331 unit dan 932.668 unit. Bisa dikatakan kalau pasarnya mulai kembali normal. Melihat positifnya pertumbuhan otomotif, tentunya akan ikut mengerek pertumbuhan bisnis pembiayaan kendaraan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total nilai piutang pembiayaan mencapai Rp400,24 triliun sepanjang 2016, tumbuh 5,5% dari realisasi 2015. Piutang pembiayaan per September 2017 mencapai Rp410,84 triliun, naik 8,6% dari periode yang sama tahun lalu. Nilai total pembiayaan yang melaju, berdampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan pembiayaan yang meraup kenaikan laba bersih hingga dua digit atau rata-rata 44% pada kuartal III-2017.

Begitu menjanjikannya bisnis pembiayaan kendaraan ditengah terbukanya ruang pertumbuhan otomotif di Indonesia, terus memacu perusahaan pembiayaan untuk meraup ceruk pasar lebih besar lagi, disamping menekan pertumbuhan kredit bermasalah. PT Mandiri Tunas Finance (MTF) sebagai pemain besar industri pembiayaan kendaraan telah menerapkan beberapa strategi khusus untuk mengerem pertumbuhan kredit bermasalah, selain menggenjot pertumbuhan pembiayaan.

Kata Ignatius Susatyo Wijoyo, Direktur Utama MTF, sampai bulan lalu rasio kredit bermasalah (NPF) di perusahaannya berada di kisaran 0,72%. Rasio ini disebutnya membaik dari posisi tahun lalu yang mencapai 1,4%. Menurut dia, ada sejumlah langkah yang dilakukan untuk menekan rasio kredit bermasalah. Di antaranya adalah makin selektif dalam menyalurkan kredit. Susatyo menyebut, pihaknya kini banyak bermain di segmen pasar yang memilih rasio uang muka yang lebih besar. "Segmen ini memang lebih bagus dalam hal pembayaran cicilan,”ujarnya.

Salah satunya adalah dari nasabah Bank Mandiri yang merupakan induk usaha perseroan. Di sisi lain, dirinya mengakui strategi ini ikut menekan margin perseroan. Soalnya nasabah yang sudah membayar DP yang besar, tentu menginginkan bunga angsuran yang rendah. Meski begitu, ada keuntungan juga yang didapat perusahaannya dari penurunan rasio kredit bermasalah lewat strategi tersebut. Pasalnya dengan turunnya NPF, tentu jumlah pencadangan yang harus disiapkan juga akan menurun sehingga turut memangkas beban.

 

Tidak Pernah Absen


Kemudian soal strategi menggenjot pertumbuhan pembiayaan, anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ini tidak pernah absen hadir di setiap pameran kendaraan dan terlebih di event besar Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS). Tiap tahunnya, inovasi dengan berbagai promo penawaran selalu dihadirkan sehingga menjadi magnet para pengunjung GIIAS. Bila di tahun lalu, MTF meluncurkan program bunga pintar 2,55%, paket istimewa kredit tanpa bunga hingga tenor 7 tahun. Maka di tahun ini, perseroan juga masih melanjutkan program yang sama.

Sebagai official leasing dalam ajang GIIAS 2017, Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, perseroan senantiasa berupaya memberikan layanan terbaik guna memenuhi kebutuhan customer akan pembiayaan kendaraan bermotor dengan memberikan program-program menarik.”Dalam ajang GIIAS 2017, MTF memberikan penawaran istimewa berupa bunga 0% dan bunga istimewa 2,5%, tenor 10 tahun, biaya admin Rp1, program bebas angsuran dan lain sebagainya. MTF juga menyediakan berbagai hiburan dan permainan menarik di booth yang berada di dua lokasi, yakni Hall 6 dan Hall 10 di ICE BSD,”ungkapnya.

Selain itu, MTF memberikan hadiah langsung berupa voucher Rp2,5 juta, on board unit (OBU) dan EMoney bagi customer yang aplikasinya disetujui. MTF juga memberikan wadah bagi masyarakat yang ingin menyalurkan kreativitasnya melalui berbagai kompetisi, yakni kompetisi blog, meme, dan video.“Semua program-program tersebut, diharapkan dapat mendukung pencapaian target sebanyak 2.000 surat pemesanan kendaraan selama program GIIAS,”ujar Harjanto.

Berkat kerja kerasnya, promo yang ditawarkan perseroan menuai hasil. Dimana target surat pemesanan kendaraan (SPK) sebanyak 2000 melesat dari target. Tercatat dalam 11 hari pameran GIIAS 2017, MTF mencatat 2.035 SPK atau setara dengan nilai sekitar Rp 498 miliar. Dari total aplikasi pembiayaan, sebagian besar berasal dari segmen kendaraan penumpang (passenger vehicles) sebesar 90%, sedangkan 10% sisanya merupakan kendaraan niaga (commercial vehicles).

Untuk inovasi layanan, MTF sudah menjadi kerjasama dengan group Alfa (Alfamart, Alfamidi, dan Lawson) dalam bidang payment channel. Strategi ini dilakoni untuk memudahkan konsumen dalam pembayaran kredit kendaraan. Selalu berinovasi dalam layanan digital tidak pernah ada kata berhenti bagi MTF. Disebutkan, perseroan sudah mempunyai gagasan jangka panjang untuk bisa memfasilitasi kredit kendaraan secara digital atau online. Apalagi saat ini, tren jual beli online melalui berbagai starup tengah booming di Indonesia. Secara gamblang Harjanto mengungkapkan rencana MTF merambah e-commerce. “Nantinya MTF mobile app bisa dipergunakan untuk kegiatan selling online.”ujarnya.

Dirinya menyakini, masyarakat Indonesia akan mulai menggunakan saluran online untuk pembelian mobil kendaraan. Di India saja sudah 11,6% masyarakatnya melakukan kredit kendaraan via online dan Indonesia tinggal hanya menunggu waktu. Keberadaan e-commerce ini, lanjut Harjanto bisa menjadi game changer dari cara-cara terdahulu dengan menggunakan konsep pemasaran push strategy. Di push strategy umumnya perusahaan pembiyayaan bekerja sama dengan para dealer secara b2b (bussines to business). Calon pembeli biasanya akan diarahkan/promosikan oleh dealer untuk mendatangi perusahaan pembiayaaan tertentu. “Bargaining position kami lemah di di sini, dealer yang punya bargaining tinggi. Tapi bila sudah e-commerce, maka hal tersebut akan berubah,” ungkapnya.

Di luar GIIAS 2017, sepanjang 2017 hingga Juli, MTF mencatat penyaluran pembiayaan Rp 11,56 triliun. Angka itu naik sekitar 9 persen disbanding pembiayaan pada Juli 2016 sebesar Rp 10,6 triliun. Pada semester kedua 2017, MTF memprediksi penyaluran pembiayaan bisa lebih tinggi dibanding rata-rata penyaluran pembiayaan pada semester pertama. Peningkatan rata-rata penyaluran pembiayaan di paruh kedua tahun ini akan didorong oleh faktor keikutsertaan perusahaan dalam kegiatan pameran otomotif, serta berbagai program promosi yang ditawarkan kepada para konsumen. Di semester pertama rata-rata pembiayaan yang disalurkan Rp1,8 triliun, pada semester kedua ini rata-rata pembiayaan ditargetkan bisa berkisar Rp 2 triliun.

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Google Classroom - Agar Hasil Belajar Online Lebih Maksimal

Dunia pendidikan kini banyak memanfaatkan Google Classroom. Aplikasi yang berfungsi untuk membagikan tugas kepada siswa, memulai diskusi dengan siswa, dan…

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…