Ciptakan Ekosistem Keuangan Inklusif, Modalku Gaet Pefindo

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Perusahaan FinTech peer-to-peer (P2P) lending, Modalku dan Pefindo Biro Kredit (PBK), mengumumkan kerja sama dengan tujuan membangun infrastruktur P2P lending yang lebih efisien dan data-driven agar akses jasa keuangan bagi masyarakat semakin luas dan berkualitas. Kerja sama ini memberikan Modalku akses terhadap laporan perkreditan PEFINDO Biro Kredit, yang berisi riwayat kredit, score dan latar belakang calon peminjam. Informasi dari PEFINDO Biro Kredit akan melengkapi data Modalku, sehingga kualitas analisis kredit meningkat dan semakin akurat. 

Dengan analisis kredit yang lebih cepat dan tepat, Modalku dapat mendukung semakin banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal yang berkualitas. Peminjam yang belum memiliki riwayat keuangan di sistem keuangan nasional dimungkinkan untuk mendapatkan akses pembiayaan. Kemitraan ini juga meningkatkan efisiensi dan menurunkan risiko bagi pemberi pinjaman, sebab laporan PEFINDO Biro Kredit dapat dimanfaatkan dalam melakukan penilaian atas permohonan pinjaman yang masuk sehingga mengurangi terjadinya risiko gagal bayar.

Stefanus Warsito selaku Chief Risk Officer Modalku mengatakan bahwa kebutuhan pinjaman segmen UMKM di Indonesia sangat tinggi. Saat ini industri perbankan sudah menyalurkan pinjaman kepada mereka dan kehadiran P2P lending akan menyediakan solusi pinjaman alternatif yang dapat membantu perkembangan bisnis UMKM. “Dengan begitu, P2P lending menjadi komplemen bank dalam mendukung inklusi keuangan dan ekonomi Indonesia,” jelasnya seperti dikutip dalam keterangannya, kemarin.

Mengenai kerja sama Modalku dengan Pefindo, Warsito menambahkan pihaknya ingin menyediakan yang terbaik bagi kedua pihak user Modalku, baik peminjam maupun pemberi pinjaman. “Selama ini, kami menggunakan teknologi terkini dan data alternatif dalam analisis kredit, tetapi kami selalu ingin lebih baik lagi. Kemitraan dengan Pefindo meningkatkan kualitas infrastruktur P2P lending, karena akan lebih mudah bagi kami untuk menemukan UMKM yang berkualitas dan pantas mendapatkan pinjaman. Kerja sama ini juga meningkatkan keamanan bagi pemberi pinjaman. Ditambah pula, Modalku dan Pefindo sedang menjalankan suatu pilot project yang didukung OJK,” jelasnya.

UMKM Indonesia kekurangan pinjaman modal usaha untuk mengembangkan bisnis. Menurut data OJK, terdapat kebutuhan kredit bagi UMKM sebesar Rp 1.700 triliun per tahun di Indonesia. Saat ini, lembaga keuangan yang ada hanya dapat memenuhi Rp 700 triliun dari kebutuhan tersebut, sehingga ada kekurangan pendanaan bagi UMKM sebesar Rp 1.000 trilliun di Indonesia setiap tahun. Situasi ini tak hanya merugikan industri usaha kecil, tetapi juga melemahkan ekonomi negara. Studi Oliver Wyman dan Modalku menemukan bahwa kurangnya akses terhadap pinjaman bagi UMKM Indonesia yang ingin berkembang menyebabkan kerugian sebesar 14% dari total PDB nasional di tahun 2015.

P2P lending dapat menjawab kebutuhan UMKM lokal dengan memperluas akses pinjaman modal usaha di Indonesia. Platform P2P lending seperti Modalku menghubungkan UMKM berpotensi dan pencari alternatif investasi melalui pasar digital. Dengan mendanai pinjaman UMKM, pemberi pinjaman Modalku mendapatkan alternatif investasi dengan tingkat pengembalian hingga 35% per tahun, sedangkan UMKM peminjam mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan hingga Rp 2 miliar dengan proses online yang mudah dan cepat.

Karena analisis kredit P2P lending fokus pada kesehatan usaha, bukan jaminan, maka pinjaman P2P lending cocok bagi UMKM yang biasanya belum memiliki cukup aset. Tenor pinjaman yang pendek dan proses yang lebih cepat, dari aplikasi hingga pencairan pinjaman, juga cocok dengan kebutuhan UMKM.

Melalui P2P lending, UMKM yang ingin berkembang dapat mulai mendapatkan pinjaman modal usaha dan membangun riwayat kredit. Semakin UMKM berkembang, mereka dapat mengakses lebih banyak produk keuangan, contohnya mendaftar untuk pinjaman bank. Kemajuan UMKM serta keberadaan industri P2P lending dan perbankan yang komplementer akan mendukung ekosistem keuangan yang sehat dan inklusif. Di sisi lain, P2P lending juga menciptakan instrumen alternatif investasi yang mudah diakses, sehingga layanan keuangan bagi masyarakat luas bertambah dan inklusi keuangan di Indonesia meningkat.

Hendrikus Passagi, Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK, mengatakan bahwa kerja sama Modalku sebagai penyelenggara Fintech Lending dengan Pefindo Biro Kredit sebagai penyelenggara asesmen risiko kredit bagi individu atau lembaga, merupakan model kolaborasi yang terus didorong agar dalam jangka pendek dapat segera menciptakan ekosistem industri FinTech yang sehat, dan dalam jangka menengah mampu memberi dukungan yang maksimal bagi terbentuknya ekosistem ekonomi digital, dimana di dalamnya terdapat industri E-Commerce yang akan menjadi salah satu kekuatan perekonomian Indonesia di masa mendatang.

Kerja sama ini juga merupakan momentum untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Pefindo Biro Kredit memiliki pengalaman yang sangat kuat dalam menganalisis profil risiko kredit berdasarkan kinerja keuangan masa lalu. Sementara Modalku dengan teknologi informasi dan alogaritma terkini, memiliki keunggulan dalam menganalisis profil risiko berdasarkan informasi publik yang tersedia diberbagai sistem pembayaran, provider telekomunikasi, media sosial dan toko online. “Melalui kerja sama ini, akan terjadi mekanisme pertukaran data secara cepat, dan akan semakin meningkatkan kualitas analisis risiko kredit dari kedua belah pihak. Kami mendorong agar seluruh penyelenggara fintech lending dapat dengan segera mengikuti model kerjasama ini” jelas Hendrikus

BERITA TERKAIT

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji

Bank Muamalat Rilis Kartu Debit Nirsentuh untuk Jemaah Haji NERACA  Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merilis fitur terbaru…

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Token fanC Resmi Diperdagangkan di Indonesia NERACA Jakarta - Token fanC aset kripto baru akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token…

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…