OJK akan Longgarkan Kebijakan Antisipasi Dampak Gunung Agung

 

NERACA

 

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan akan segera mengeluarkan kebijakan pelonggaran atau relaksasi di sektor keuangan dan perbankan untuk wilayah Bali guna mengantisipasi dampak ekonomi dari meletusnya Gunung Agung. "Kami masih mengidentifikasi kebutuhan perumusan kebijakan untuk dampak menggeliatnya Gunung Agung bagi debitur dan perbankan," kata Wimboh, seperti dikutip Antara, kemarin.

OJK, menurut Wimboh, sudah memiliki pedoman untuk menangani dampak di daerah yang terkena bencana alam. OJK juga memberi apresiasi kepada Pemda dan masyarakat Bali yang membantu korban meletusnya Gunung Agung, khususnya korban yang terdampak langsung dalam radius 10 kilometer. "OJK mengantisipasi dampak lanjutan karena banyak debitur yang tidak bisa kembali berusaha termasuk adanya peringatan perjalanan sehingga kedatangan wisatawan berkurang," ujarnya.

Hingga saat ini, menurut Wimboh, stabilitas keuangan, khususnya sektor perbankan di Bali masih terjaga. Namun terhadap debitur yang terdampak langsung beberapa bank telah melakukan restrukturisasi seperti ketentuan internal bank dan peraturan OJK. "OJK antisipasi hal ini dengan kebijakan yang terukur menjaga ekonomi Bali agar kondusif terutama karena ketergantungan dari sektor pariwisata," kata Wimboh.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Propinsi Bali I Ketut Sudikerta mengatakan perlu adanya upaya mengubah persepsi negatif bahwa dampak meletusnya Gunung Agus telah menyebar ke seluruh Bali. "Setelah kedatangan Presiden Jokowi dan juga bersamaan dengan datangnya liburan Natal serta akhir tahun, telah memperlihatkan peningkatan okupansi hotel dan ini menghidupkan ekonomi masyarakat Bali," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Komisioner OJK menyerahkan bantuan senilai Rp1 milyar yang berasal dari OJK, PT. Bank Mandiri Persero Tbk, PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI), PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) dan PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk (BTN). "Semoga ini dapat meringankan warga Karangasem yang masih harus bersabar mengingat masih belum tahu kapan musibah ini akan berakhir," kata Wimboh.

PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk menyatakan terdapat ratusan debitur dengan total pinjaman kredit sebesar Rp554 miliar yang terdampak erupsi Gunung Agung, Bali. Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan debitur atau peminjam kredit yang paling banyak terdampak adalah sektor mikro dan ritel seperti pengusaha perhotelan dan jasa wisata. Namun, Suprajarto mengklaim dampak dari erupsi Gunung Agung tidak akan meningkatkan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) BRI yang hingga akhir kuartal III 2017 terjaga di 2,33 persen (gross).

"NPL tidak akan menjadi besar. Lagipula budaya orang Bali itu walau sekarang nunggak, tapi nunggak itu sesuatu yang tabu. Jadi kami optimistis kalau Bali akan cepat 'recovery'," ujarnya. Perseroan, kata Suprajarto, sudah menyiapkan upaya mitigasi agar NPL tidak meningkat. Suprajarto meyakini NPL BRI di akhir tahun tetap akan berada jauh di bawah tiga persen. "Secara nasional, NPL mungkin masih ada di kredit menengah mungkin ya, karena paling banyak di wilayah di cabang, seperti untuk sektor perdagangan, termasuk konstruksi," ujar dia.

 

BERITA TERKAIT

Indonesia Re Dorong Adanya Ahli Business Interruption di Asuransi Properti

  NERACA Jakarta – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mendorong adanya ahli atau expertise di bidang business interruption (BI) pada asuransi…

Muamalat Hadirkan Fitur Kurban Online di Aplikasi DIN

    NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk memudahkan nasabah untuk melakukan pembelian hewan kurban secara online melalui…

Aftech Kerjasama LHoFT untuk Tingkatkan Inklusi Keuangan

    NERACA Jakarta – Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menjalin kerja sama dengan Luxembourg House of Financial Technology (LHoFT) Foundation…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Indonesia Re Dorong Adanya Ahli Business Interruption di Asuransi Properti

  NERACA Jakarta – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mendorong adanya ahli atau expertise di bidang business interruption (BI) pada asuransi…

Muamalat Hadirkan Fitur Kurban Online di Aplikasi DIN

    NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk memudahkan nasabah untuk melakukan pembelian hewan kurban secara online melalui…

Aftech Kerjasama LHoFT untuk Tingkatkan Inklusi Keuangan

    NERACA Jakarta – Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menjalin kerja sama dengan Luxembourg House of Financial Technology (LHoFT) Foundation…