Kembangkan Pelabuhan - PT Inalum Investasikan Dana US$ 60 Juta

NERACA

Kuala Tanjung – Perusahaan holding BUMN Tambang, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Persero siap mengembangkan pelabuhan di Kuala Tanjung untuk mengantisipasi peningkatan kapasitas produksi aluminium dan produk hilir dengan investasi sekitar US$ 60 juta atau setara dengan Rp810 miliar.”Pengembangan pelabuhan diharapkan dapat dimulai pada semester kedua 2018," kata Direktur Inalum, Carry F Mumbunan di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, kemarin.

Menurut Carry, pada tahun 2017 Inalum menargetkan total kapasitas produksi mencapai 300.000 ton aluminium per tahun, melonjak menjadi sekitar 500.000 ton pada tahun 2019 dan mencapai 1 juta ton pada 2021.”Khusus di Kuala Tanjung, peningkatan kapasitas produksi antara lain akan didorong ketersediaan PLTA berkapasitas 2 X 350 MW yang sedang dalam proses kajian pembangunan," ujarnya.
Saat ini Inalum memiliki dua dermaga yaitu dermaga A dengan luas 200 X 19 meter dan dermaga B yang menjorok ke laut sepanjang 2,5 kilometer. Kedua dermaga tersebut selama ini menjadi tempat mendatangkan berbagai kebutuhan pabrik Inalum seperti alumina bahan baku pembuatan aluminium yang diimpor dari Australia.

Selanjutnya "calcined petroleum coke" (CPC) yang didatangkan dari Timur Tengah dan "coal tar pitch" (CTP) atau bahan untuk proses elektrolisis dalam tungku reduksi pabrik aluminium yang diimpor dari China dan India. Sementara itu, General Umum Inalum, Iswadi YS mengatakan, pengembangan pelabuhan juga sejalan dengan tingginya barang curah yang masuk untuk keperluan operasional pabrik.

Dirinya menjelaskan, dalam satu tahun Inalum mendatangkan bahan bakar solar sebanyak 1,2 juta kilo liter per tahun, mengimpor alumina 450-540 metrik ton per tahun dan sebanyak 1,4 juta ton batubara per tahun.”Dengan peningkatan kapasitas produksi Inalum, hampir dipastikan juga diikuti peningkatan kapasitas dermaga," tegasnya.

Untuk itu, tambah Iswadi, selain menambah panjang dermaga juga harus menambah dalam pelabuhan agar bisa disinggahi kapal dengan bobot yang lebih besar untuk keperluan pengiriman produk-produk Inalum dan untuk impor bahan baku.”Saat ini kedalaman laut dermaga Kuala Tanjung berkisar 12 meter, harus dikeruk hingga mencapai 16 meter," katanya.

Selain itu, perseroan juga mengungkapkan, dalam delapan tahun kedepan tidak lagi mengimpor alumina bahan baku pembuatan aluminium setelah pabrik smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat yang ditargetkan beroperasi penuh mulai tahun 2025.”Jika proyek SGAR beroperasi, Inalum diproyeksikan tidak lagi mengimpor alumina. Selama ini impor alumina Inalum dari Australia bisa distop, karena nantinya sudah dapat diproduksi di dalam negeri," kata General Manager SDM & Umum Inalum, Moh Rozak Hudioro.

Menurutnya, ketika smelter yang akan dibangun di kawasan Tanah Kuning, Kaltara tersebut dioperasikan maka dapat mendorong penghematan dan efisiensi, karena tidak lagi mengeluarkan devisa untuk transaksi pembelian alumina dari luar negeri.



BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…