BPK Dapat Karangan Bunga Tuntaskan Audit TPK Koja, Global Bond dan Kalibaru

JAKARTA, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Selasa (5/12) mendapat kiriman bunga dengan isi dukungan penuntasan audit investigatif proyek Pelindo II mencakup perpanjangan kontrak TPK Koja, Global Bond dan proyek pembangunan Kalibaru. Karangan bunga itu diletakan di depan gedung BPK dengan tulisan "SPJICT Mendukung BPK Menuntaskan Audit KSO TPK Koja, Kalibaru dan Global Bond” #BPKbisa.

Sekjen Serikat Pekerja PT Jakarta International Container Terminal (SP JICT), M Firmansyah Sukardiman mengatakan, karangan bunga tersebut dikirimkan oleh SP JICT sebagai bentuk dukungan untuk BPK dalam menuntaskan audit investigatif kasus Pelindo II. "Ini bentuk dukungan SP JICT untuk BPK dalam menyelesaikan audit investigatif kasus perpanjangan TPK Koja, global bond dan proyek pembangunan Kalibaru atau NPCT-1," katanya.

Sebelumnya Pansus Pelindo II meminta BPK melakukan audit investigatif kasus-kasus Pelindo II. Salah satu audit yang sudah selesai yakni kasus perpanjangan kontrak PT JICT. Dalam laporan BPK, kontrak ini terbukti merugikan negara minimal Rp 4,08 trilyun dan melanggar Undang-Undang. Saat ini, kasus JICT dalam penyidikan KPK. Lain hal dengan kasus TPK Koja. Ada indikasi korupsi karena nilai penjualannya. Pada 26 Juni 2000, TPK Koja dijual kepada Hutchison senilai USD 150 juta. Namun pada tahun 2015 hanya dihargai USD 50 juta. Padahal produktivitas dan keuntungan meningkat hampir 2 kali lipat.

Pelindo II juga tersangkut kasus global bond. Surat hutang luar negeri ini diterbitkan tahun 2015. Namun proyek-proyek infrastruktur pelabuhan yang pendapatannya akan digunakan untuk membayar hutang global bond, belum juga dibangun sampai sekarang. Dalam klausul perjanjian penerbitan, perpanjangan JICT dan TPK Koja dijadikan jaminan pembayaran bunga hutang.

Kasus teranyar yakni proyek pembangunan Kalibaru. Proyek ini menelan dana Rp 12 trilyun dengan kapasitas 1,5 juta TEUs (ukuran petikemas 20 kaki). Dengan kapasitas yang sama dan spek lebih modern, biaya pembangunan pelabuhan Teluk Lamong Surabaya kurang dari setengahnya atau Rp 6 trilyun. Belum lagi kepemilikan saham 51% Pelindo II senilai USD 15 juta dibiayai oleh konsorsium asing PSA Singapura bersama Mitsui dan NYK dari Jepang. Konsorsium ini yang mengoperasikan pelabuhan Kalibaru. (*)

BERITA TERKAIT

LifeTALK Kunci Menjaga Kesehatan dan Kekayaan di Masa Depan :

Indra Bekti (kanan), bersama Medical Doctor RS Siloam Semarang dr. Trianggoro Budisulistyo, SpS.(K)  (tengah) menjadi pembicara dalam acara LifeTALK “Kunci…

Kartu Debit Nirsentuh Bank Muamalat Untuk Jemaah Haji

Customer service PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menyerahkan kartu Shar-E Debit VISA Paywave kepada nasabah disaksikan oleh Regional CEO Jakarta…

CCE 3.0: Dorong Inovasi Lokal untuk Ciptakan Dampak Multidimensional

Jakarta, GoTo Impact Foundation (GIF), organisasi penggerak dampak yang didirikan oleh Grup GoTo, meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 dengan tema #LokalBerdaya. Memasuki tahun ketiga,…

BERITA LAINNYA DI Berita Foto

LifeTALK Kunci Menjaga Kesehatan dan Kekayaan di Masa Depan :

Indra Bekti (kanan), bersama Medical Doctor RS Siloam Semarang dr. Trianggoro Budisulistyo, SpS.(K)  (tengah) menjadi pembicara dalam acara LifeTALK “Kunci…

Kartu Debit Nirsentuh Bank Muamalat Untuk Jemaah Haji

Customer service PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menyerahkan kartu Shar-E Debit VISA Paywave kepada nasabah disaksikan oleh Regional CEO Jakarta…

CCE 3.0: Dorong Inovasi Lokal untuk Ciptakan Dampak Multidimensional

Jakarta, GoTo Impact Foundation (GIF), organisasi penggerak dampak yang didirikan oleh Grup GoTo, meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 dengan tema #LokalBerdaya. Memasuki tahun ketiga,…