Saham CMPP Masuk Dalam Pengawasan BEI

NERACA

Jakarta –Lantaran mengalami kenaikan harga saham di luar kewajaran atau unusual market activity (UMA), perdagangan saham PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP) masuk dalam pengawasan PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (16/11).

Disebutkan telah terjadi penurunan harga dan peningkatan aktivitas saham CMPP di luar kebiasaan. "Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham CMPP tersebut, perlu kami sampaikan bahwa bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," kata Irvan Susandy, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI.

BEI berharap agar investor memperhatikan jawaban perusahaan atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja perusahaan ini dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan ini apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.  Selain itu, BEI juga mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi. "Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," lanjutnya.

Sebagai informasi, saham CMPP pada perdagangan Kamis (16/11) dibuka pada level 366 per saham. Tak lama setelah pembukaan, saham tersebut mendaki dan menyentuh level tertinggi sepanjang hari ini di level Rp 416 per saham. Pada pukul 10.00 WIB, pergerakan saham mulai kembali seperti level pembukaan dengan berada di kisaran Rp 366- Rp 386 sampai menjelang penutupan perdagangan.

Tahun ini, emiten tambang dan pelayaran pengangkutan batubara ini menargetkan kenaikan penjualan 15% dibandingkan dengan tahun 2016 lalu. Direktur Utama Rimau Multi Putra Pratama, Vincencius pernah bilang, industri batubara saat ini dalam tren membaik dibanding dua tahun sebelumnya. Peningkatan harga jual kini dibarengi dengan peningkatan daya beli. "Target kami realistis, yakni penjualan naik 15%. Kami tak ingin pasang target banyak, karena penjualan dan pembelian harus secure," ujarnya.

Oleh karena itu, Rimau kini harus mengunci suplai sembari mencari kontrak baru di tahun ini. Saat ini, perusahaan tersebut tengah memasok kebutuhan batubara untuk industri diantaranya adalah pabrik semen, pabrik kertas, pabrik-pabrik lainnya. Tahun lalu, perusahaan ini mampu menjual 300.000 ton batubara dengan kualitas antara 3.800 kkal/kg hingga 4.600 kkal/kg. Dengan target penjualan di tahun ini mencapai 15%, maka target penjualan perusahaan ini menjadi 345.000 ton.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…