Volume Penjualan Kertas Suparma Tumbuh 4,6%

NERACA

Jakarta  Emiten produsen kertas, PT Suparma Tbk (SPMA) berhasil mengantongi volume penjualan kertas sebesar 157,93 ribu metric ton (MT) di kuartal tiga tahun ini. Capaian tersebut berhasil tumbuh 4,6% dari periode yang sama tahun lalu 151,04 ribu MT. Terkait produksi, pemilik merek kertas tisu Plenty ini berhasil meningkatkan volume produksinya sebesar 2,6% menjadi 154,87 ribu MT. Bandingkan dengan volume produksi di kuartal tiga tahun lalu yang hanya sebesar 150,91 ribu MT.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, perseroan memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 224 ribu MT per tahun dengan tingkat utilitas 95,6% di September tahun ini. Harga jual rata-rata barang produksi perseroan juga merangkak naik ke angka Rp9.610 dari periode yang sama tahun lalu Rp9.258. Hingga akhir tahun ini perusahaan menargetkan dapat meningkatkan kapasitas produksi terpakai menjadi 214,2 ribu MT.

Proyeksi tersebut naik 4,43% dari realisasi produksi terpakai pada 2016 yang hanya sebesar 205,11 MT. Sebelumnya, perseroan menyampaikan optimistis dengan target penjualan bersih tahun ini sebesar Rp 2,1 trliun atau tumbuh 10% dibandingkan tahun lalu. Alasannya, sepanjang lima bulan pertama tahun 2017, penjualan bersih perseroan tumbuh sebesar 4,8% dibanding periode yang sama tahun lalu."Realisasi penjualan ini setara dengan 93,5% dari target yang ditetapkan yang sebesar Rp 888 miliar," kata Direktur SPMA, Hendro Luhur.

Hendro menyebutkan, pertumbuhan penjualan tahun ini disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata produk kertas sejak Januari hingga Mei 2017. "Hingga akhir tahun 2017, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih sebesar 10% dari pencapaian tahun 2016. Artinya penjualan bersih perseroan diharapkan bisa mencapai Rp 2,1 triliun sepanjang tahun 2017," ujarnya.

Saat ini, komposisi penjualan perseroan masih didominasi jenis duplex yang mencapai 50% kertas laminating 30%, dan tisu 20%. Ke depan, lanjutnya, perseroan akan meningkatkan produksi untuk kertas tisu, mengingat potensi pasarnya cukup besar. Sasarannya adalah hotel, restoran dan kafe. Bisnis ini masih bertumbuh. Demikian juga segmen pasar kertas laminating yakni makanan dan minuman yang masih membaik pasarnya.

Hendro menjelaskan, tahun ini perseroan tidak melakukan penambahan kapasitas, melainkan akan menjalankan program peningkatan kualitas dan efisiensi. Peningkatan kualitas kertas, kata Hendro, dilakukan dengan perbaikan kecepatan mesin agar stabil sedangkan efisiensi dilakukan dengan investasi mesin pulper yang mengolah kertas bekas untuk mengurangi konsumsi kertas impor dari sekarang 90% menjadi 50% hingga 60%.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…